BAB 12 "a Wish for you"

215 37 3
                                    

"HAPPY NEW YEAR!!!!"

Suara itu membuat pagiku terasa hangat.

Niat awalku adalah datang untuk memarahinya, kemudian memberinya banyak nasihat. Dengan susah payah aku menghindar, tapi cukup satu panggilan darinya dapat membuatku ketar-ketir. Ia menghubungiku lewat Sooyoung dan mengatakan jika Jisoo terancam memutuskan hubungan karena ia melakukan kesalahan secara tidak sengaja. Sungguh Jeon Jungkook adalah lelaki paling bodoh di dunia. Namun, nyatanya ia membohongiku dan memberikan sebuah kejutan pesta tahun baru.

Hal ini memang selalu ia lakukan, rutin setiap pergantian tahun. Ia tahu dan mengerti jika yang dilakukannya tidak merubah pendapat burukku soal pergantian tahun. Namun, tetap saja ia selalu melakukannya tanpa bosan. Meski tahu aku akan tetap memarahinya.

"Oooh, kya kenapa kau menangis?"

Jungkook melemparkan terompet yang dipeganginya, kemudian segera memegangi pundakku. Ia menatapku dengan begitu khawatir.

"Mungkin hanya sedikit kelelahan, jadi mataku sering berair. Cuacanya juga sangat dingin di luar," jawabku bohong.

Aku akan pastikan untuk berada di sampingmu sebisa mungkin, mengamatimu dengan perasaan suka secara diam-diam sebelum saatnya untukku pergi darimu. Jungkook, tahukah? Memutuskan untuk meninggalkanmu seperti mengiris nadiku sendiri. Kehilanganmu atau meninggalkanmu tak pernah ingin kubayangkan. Hilangnya suaramu kelak akan menjadikan telingaku terasa tuli karena merindukan senandung dan tawamu. Tak lagi memandangmu menjadikan mataku menjadi buta, karena sesungguhnya kau adalah warna-warna terindah yang kumiliki.

Aku tanpamu tak berwarna. Putih tak punya, hitam tak juga, pun abu-abu sama juga? Warna yang lainnya siapa yang punya kecuali kau.

"Sebenarnya aku sungguh kesal karena kau tidak jadi pindah dan mengurusku. Padahal, aku sudah menawarkan gaji yang besar," ujarnya yang mulai merengek.

"Bukan soal gajinya Mr. Jeon, aku sudah menjelaskannya, kan?"

"Tapi aku juga sudah menjelaskannya juga padamu. Jisoo itu tahu kita bersahabat, dia mana mungkin curiga padamu. Kau harusnya memahami Jisoo lebih serius, dia perempuan yang sangat suci. Sudah cantik, ramah, ceria dan pastinya tidak memiliki perasaan benci pada siapa pun."

"Heol, daebak. Kau sudah jadi cenayang ya sekarang, bahkan bisa membaca pikiran seseorang begitu baiknya."

Jungkook nyengir. "Kekuatan cinta."

"Tentu," kataku nyaris tak bisa didengar.

Kekuatan cinta atau sama saja dengan kebodohan semata. Keduanya hal yang tidak dapat lagi dibedakan.

"Ayo makan kuenya, pokoknya harus dirayakan. Tahun ini aku resmi punya pacar!!!"

Aku mengangkat alis tinggi-tinggi. Lelaki di sampingku ini pasti sudah hilang ingatan. Bukahkan tiap tahun ia selalu memiliki pacar? Apa bedanya sekarang. Huh, aku seperti sedang meledek diri sendiri. Tentu aku tak boleh lupa, Jisoo itu adalah perempuan paling istimewa untuk Jungkook saat ini.

Benar, cinta itu memang membodohiku. Aku diinjak-injaknya tanpa belas kasihan.

"Kau yakin ini tempat tinggal?"

Jungkook acuh tak acuh, ia sibuk mengisi piring kosong dengan berbagai makanan.

"Memangnya kenapa?"

"Huh, mengapa?" Mataku melotot takjub. "Hey Mr. Jeon, bahkan rumahku dulu yang sering diacak-acak saja tidak sebegini kacaunya. Kau ini jorok sekali!"

Dear Friend "I LOVE YOU" - JJK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang