"Hai kak Eunseo!"
"Hai kak Jihoon!"
"Hai kak Jooe!"
"Jun, sapa dong jangan diem aja."
"Hm."
"Renjun ih!"
"Bacot lo Chan."
Kalian tahu es batu dan bara api? Dua benda yang sangat berbeda, kan? Korelasinya sama dengan Renjun dan Haechan.
"Ih, ngga boleh gitu sama kakak senior tahu!"
"Ya."
"Renjun!"
"Eh, kalian jangan berbicara yaa.. tolong hargai yang di depan.." kak Eunseo memergoki Haechan dan Renjun yang berbicara.
"Iyaaa kak, maaf." Haechan menyahuti. Renjun, teman sebangkunya ini hanya diam menatap dengan tatapan dinginnya.
"Jun, lo kenapa sih natapnya gitu banget sama kak Eunseo?" Tanya Haechan yang hanya ditatap oleh Renjun dengan tatapan sinisnya. "Dasar tembok."
Haechan akhirnya menyerah untuk berusaha berbicara dengan Renjun. Keputusannya untuk duduk bersebelahan dengan Renjun baru saja ia sesali. Kesal, memang. Haechan ingin pindah saja rasanya, tapi sudah tidak ada lagi tempat lain. Ia mendengus menatap teman lainnya yang diam-diam berbicara dan bercanda dengan teman yang ada di sebelahnya.
Setelah para pembimbing gugus menyelesaikan tugasnya, seluruh anak satu gugus berhamburan untuk makan siang. Ada yang membawa bekal atau ke kantin. Bahkan ada yang sengaja melewatkan makan siangnya, contohnya Haechan. Bukannya ia tidak lapar, namun ia lebih memilih diam di kelasnya daripada harus ke kafetaria sekolah sendiri.
"Tuh." Ujar Renjun yang menaruh sebungkus roti di hadapan Haechan yang sedang memainkan ponselnya.
"Apaan?"
"Makan." Tukas Renjun yang tengah mengunyah bekalnya.
"Hah?"
"Lo ngga makan dari pagi."
"Eh? Makasih loh."
"Hm."
"Kenapa sih lo tuh irit banget ngomongnya? Kan ngga dosa juga banyak omong." Tanya Haechan yang sekarang membuka bungkus rotinya. "Lwo twakut apwa sih ngwomong ajwa irwit gitwu?"
"Telen." Bagai perintah, Haechan langsung menelan makanannya. "Ngabisin tenaga."
"Hah?" Bukannya Haechan tuli, tapi dia tidak mengerti.
"Gue ngga mau ngulang. Pikir sendiri aja."
"Anjing." Umpat Haechan yang kepalanya baru saja dijatuhi buku novel oleh seorang perempuan. "Ngga usah nimpuk napa sih, Jin tulul!"
"Hehehe santai bleguk.." ucap si perempuan. "Lagian lo berdua ngomongin apa sih tadi sampe ditegur sama kakak cantik?"
"Gue curiga lo lesbian Jin."
"Ya kaga lah goblok."
"Kalo ngomong dijaga." Decih Renjun pelan dibarengi dengan menutup kotak bekalnya keras. 'Agak sensitif telinga gue,' batinnya.
"Hah?" Tukas Haechan dan Yujin bersamaan.
"Gue tau lo denger."
"Bangsat." Pekik Yujin.
"Sans bray, kita bedua nih hidup di jaman now. Jarang yang ngga pake kata kasar."
"Bukan berarti ngga ada." Ucap Renjun final dan langsung meraih earphonenya untuk di sumpalkan ke lubang,
lubang telinga. :v
Sedangkan Haechan dan Yujin saling bertatap pandang penuh cin- tanda tanya.
°°°
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[❌] Highschool's Story - 00L
Fiksi Penggemar[DISCONTINUED] This is the new generation of Apollo Highschool's students. ✏️00L ft. 98L & 99L ✏️K-pop Idols ft. Chinese Idols ✏️Own Ships ✏️Plot twist detected Start: Jan , 2019 End: [DISCONTINUED] ⛔⛔⛔⛔⛔⛔⛔ HARSH WORD SLOW UPDATE ...