4. Lightless Wound

7.7K 796 336
                                    

Cinta adalah sesuatu yang di perbincangkan dengan hati
Cinta tak layak di sandingkan dengan kata kata sarat emosi
Cinta yang haqiqi adalah rasa yang abadi dan tak akan pernah mati
Sekalipun jutaan cobaan menghiasi
Sekalipun jarak nan jauh membagi

Pagi cinta...
Semoga kalian selalu damai penuh kebahgiaan dalam lindunganNYa
😘

Putar media di atas
Bila berkenan saja oke..


Sorry for typo 😊


Seberkas cahaya temaram menenangkan. Berasal dari lampu buatan. Sebuah lilin yang tersulut api hingga mencair. Menjadi pemandangan yang menurutnya penuh makna sarat arti. Sesekali ia tersenyum. Membayangkan dirinya adalah sebatang lilin itu.

Karena dia memang seperti itu. Tujuan dari waktu sisa hidupnya, adalah menjadi lilin bagi orang-orang tercinta. Sekalipun habis pada akhirnya, leleh menyatu dengan meja. Setidaknya keberadaannya sempat berguna.

Bukan tanpa sengaja mendadak aliran listrik di kamarnya padam. Menyebabkan lampu enggan menyala. Mungkin ada masalah dengan salurannya. Sedangkan hari sudah mulai larut malam. Dia tidak berani membetulkan sendirian. Tukang kebun yang biasanya sigap membantu. Kini sudah lelap tertelan mimpi.

“Gelap…. Dan aku tak bisa tidur…,” Gumamnya sendiri.

Ia menyalakan satu lilin lagi. Lilin yang lebih kecil dari yang lain. Lilin aroma therapi yang selalu menjadi teman dikala sedih. Malam ini, kamarnya gelap. Dan itu membuatnya sulit terlelap.

“Jimin hyung sudah pulang… Jimin hyung tumbuh jadi namja yang tampan… aku bahkan hampir tidak mengenalinya…,” Lanjutnya entah bicara dengan siapa.

Kim Jimin, bungsu kandung dari keluarga Kim. Anak kesayangan Kim Yunhee. Sore tadi tiba di rumah ini. Di jemput Taehyung yang sejak pagi sudah di ultimatum sang Mama.

Jungkook ingin menyambut. Memeluk hangat sosok kakak yang tumbuh bersama dengannya kala balita. Mereka bermain bersama dan selalu berdua. Sebelum semuanya berbeda lantaran satu peristiwa.

Jungkook hanya bisa memandang dari jauh. Menyaksikan pertemuan yang penuh kebahagiaan antara Jimin dengan kedua orang tuanya. Jungkook tidak tahu, sejak kapan Jimin tinggal di luar negeri. Yang pasti terakhir dia bertemu dengan Jimin adalah ketika usia nya 8 tahun. Tepat ketika tragedi itu belum terjadi.

Kleekkk

Jungkook terkesiap, menegakkan kepalanya seketika. Pandangannya beralih pada daun pintu yang sudah setengah terbuka. Kamarnya sedikit lebih terang dengan adanya berkas cahaya dari luar.

“Mama…? Ada yang Mama perlukan…?” Tanya Jungkook riang, menyambut kedatangan Mama nya yang sama sekali tak pernah ia sangka.

“Jimin pulang, kau tahu kan….,”

“Uhm.. aku melihatnya, bolehkah aku bertemu dengannya Ma…?”

“Mau apa kau menemuinya…? Justru kau harus meninggalkan kamar ini segera…,”

“Maksud Mama…??”

“Tinggallah di paviliun belakang, Mama tidak mau Jimin sampai melihat mu, dan kau jangan pernah menemuinya,”

Problematic Affectionate  ( Vkook / Brothership ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang