1. Meaningless Over

16.7K 1K 261
                                    

When keinginan berbanding terbalik sama habbit
😅😅😅

Well,  aku pengen nyiksa tapi aku ngga biasa nyiksa 😅
Semoga,  tidak mengecewakan 😊

Sorry for typo 😊








Selaksa rasa terselip dalam indahnya kata. Rangkaian nada terlantun tanpa jeda. Dalam balutan perasaan yang tak terucap. Merambat perlahan melesak dalam ranah hati yang menyendiri. Sunyi, sepi dan terasing.

Namun wajah tak lekang dari sungging senyuman. Wajahnya bercahaya, menerangi harinya yang mungkin sekelam malam.

Langkah tertatih, menyusuri ruas jalan dalam hidup yang sepi. Berkata pada dunia jika hatinya baik-baik saja. Tanpa keluhan ataupun rintihan yang mengundang simpatisan. Dia, menyusuri tepi jalan, bersama hatinya yang terlanjur meradang.

Berusaha untuk tidak meneriakkan kata sakit apalagi sampai mengerang. Dia mencoba untuk kuat, setegar karang. Karena semangat hidupnya adalah mengupayakan kebahagiaan orang-orang tersayang.

“Kookie….,”

Teriakan sebuah nama dari suara renta yang mulai bergetar. Menghentikan langkah damainya menyusuri jalan. Kepalanya tertoleh perlahan, menyertakan senyuman yang mengembang. Ia putar haluan tanpa pikir panjang.

“Apa kau baru pulang…?” Tanya sang nenek dengan nada yang lembut.

“Iya, nek…,” Jawab sosok muda nan manis berpanggilan ‘Kookie’.

Tanpa bergeming, Kookie membantu sang nenek membawa barang belanjaannya. Meletakkan dengan hati-hati dan tersusun rapi di sudut toko. Nenek cantik itu, pemilik sebuah toko yang lumayan besar dan ramai.

“Makanlah…,” Ucap sang nenek sembari menyodorkan sebungkus roti keju beserta sekotak susu perisa pisang.

“Tidak nekk… ini kan dagangan nenek…,” Tolak yang muda, sungkan.

“Makanlah… kau pasti belum makan siang kan…?”

“Sebentar lagi saya sudah sampai rumah, nenek..,”

“Sudah makan saja, sembari berjalan pulang ke rumah… cuaca sangat dingin, kau harus jaga kesehatan… ayah dan ibu mu adalah orang-orang yang mulia hatinya, ini hanya sebagian kecil dari rasa terimakasih ku..,” Ungkap sang nenek yang akhirnya membuat Kookie menerima tanpa perlawanan lagi roti dan susu itu.

“Terimakasih nenek…,”

Sang nenek tersenyum senang, manakala Kookie mendekap dua barang pemberiannya di dada. Kookie tersenyum cukup lebar. Membuat gemas nenek yang akhirnya mengangkat tangan untuk mengusap rambut legam nan halus di kepala Kookie.

“Tumbuh dengan baik ya nakkk… kau tampan sekali..,” Gumam sang nenek sembari mengusap dagu lembut Kookie.

Kookie hanya menggangguk dan mengembangkan senyuman. Mulutnya sudah penuh dengan gigitan roti sampai kedua pipinya menggembung lucu. Hanya beberapa saat ia terdiam. Menelan gigitan pertama roti dalam mulutnya. Lantas berpamitan pulang. Dia sama sekali tidak boleh terlambat sampai rumah.

Senyum cerah ceria itu, tak pernah pudar. Wajah riang itu tak pernah buyar. Dia adalah gambaran dari masa muda yang energic dan powerfull. Tingkahnya, dan semua yang dia lakukan, selalu penuh semangat. Ringan tangan kepada siapapun yang membutuhkan pertolongannya. Ramah dan selalu berkata menyenangkan semua yang berbicara dengannya.

Namanya Jeon Jungkook, anggota termuda dari sebuah keluarga besar yang tak diragukan lagi namanya. Jungkook tinggal dan di rawat oleh keluarga besar Kim. Sejak kecil dia sudah tumbuh bersama dengan Kim Family. Karena memang, masih ada ikatan darah yang membuatnya bisa bersama dengan mereka.

Problematic Affectionate  ( Vkook / Brothership ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang