Problematic Affectionate ( Vkook / Brothership )

11. Sweetless Miserable

Siapkan hati sama teh tawar sayang
😘😘😘
Karena ini mungkin sedikit menggelitik nurani 😅
Warning! 80% Vkook moment 😅

Aku kehabisan stok sadis 😅😅😅

Sorry for typo 😊

Sebuah lagu tak akan indah tanpa adanya iringan musik. Musik sendiri kurang sempuna tanpa adanya harmonisasi yang pas. Jadi ketika semua hal di padukan dalam takaran yang seimbang, maka yang terjadi adalah sebuah keajaiban.

Hal itu, berlaku di semua aspek kehidupan. Hal itu melekat tanpa sadar dalam setiap langkah kecil manusia kebanyakan. Mereka tidak sadar, sekecil apapun ketulusan akan berbuah keajaiban. Hanya sebagian kecil dari mereka yang paham. Hanya sebagian kecil dari mereka yang mengimplementasikan. Pada kenyataannya, ranah hidup tak semudah tulisan.

Akan tetapi, seorang namja muda telah membuktikan. Tanpa banyak kata terucapkan. Tanpa banyak janji-janji manis terlontar. Dia dengan segenap cinta dan ketulusan. Menyuguhkan satu rasa tak terlupakan. Kepada mereka yang dulunya sempat mengabaikan.

“Mereka manis sekali,” Terdengar suara lembut samar seorang wanita.

“Kita tinggalkan saja, jangan di ganggu,” Di balas oleh suara laki-laki berkharisma.

“Tapi, aku ingin menatap mereka terus,”

“Aku juga sama, tapi kasian si bungsu kalau kita sampai mengusik tidurnya,”

“Bolehkah aku ambil gambar…?”

Kliikk…
Cekreek…

“Hei… itu pelanggaran privasi…!”

“Aku yakin dia tidak akan bisa marah pada ku,”

“Ah, terserah kau saja… tapi kalau sampai dia benar-benar marah pada mu jangan coba-coba mengadu pada ku,”

“Jahatnyaa…!”

“Ayo kita pergi saja,”

“Euungh… baby…,”

“Sudah.. ayo pergi, nanti saja kau cubit-cubit dia kalau dia sudah bangun..,”

Derap langkah pelan terdengar dari dua pasang kaki. Menyisakan bekas percakapan yang masih terngiang di sepasang telinga. Ketika ruangan kembali tenang, barulah ada sebuah pergerakan. Pertanda masih ada satu kehidupan.

Dia membuka kedua jendela dunianya pelan. Menyesuaikan otot mata dengan sorot cahaya temaram. Denting suara lonceng kecil terdengar. Tergantung manis di pertengahan bingkai jendela. Tirai tipis tersibak angin yang tak kencang. Dia tersenyum manis menyapa hari yang tenang.

“Uuh…,” Gumamnya pelan, saat ia rasa sebuah beban di permukaan badan.

Kedua matanya membulat besar. Sebuah lengan kekar melingkar di pinggang. Dengkuran halus mengusik pendengaran. Hembusan udara hangat menggelitik ruas lehernya tanpa sadar. Ia tak bisa bergerak. Tubuhnya terkunci oleh suatu beban.

“Sejak kapan aku tidur dengannya…?” Gumamnya lirih.

“Sejak semalam…,” Jawab sebuah suara yang terdengar di pedalaman.

“Hyuuuung… bisa kah kau menyingkir…??”

“Maaf… aku menolak…,”

“Ya ampun… aku tak bisa bergerak…,”

“Jangan cerewet.. kau kan memang tidak boleh banyak gerak… sudah diam dan nikmati dekapan ku…,”

Jungkook akhirnya bungkam. Bola matanya menatap tinggi kelangit-langit kamar. Sunyi kembali meradang. Membiarkan dirinya terkurung dalam ketermenungan. Jemarinya bergerak perlahan mengusap batang lengan seseorang yang bertengger di pinggang.