10. Worthless Suffering

9.6K 801 128
                                    

Good Morning baby 😘
Kembali menyapa kalian
Ditengah ke sibuk an menggila

Ini chap yg pendek 😀
Mian  🙏

Dan...
No nista
Just too much Sweetness 😊😊

Sorry for typo 😊

Ruas jalanan malam yang sepi. Angin berhembus menerpa dedaunan di pinggir trotoar. Menyibak kebisuan dalam pekatnya malam. Derap langkah yang terdengar. Kehidupan mungkin sudah tenggelam. Terhanyut dalam hangatnya buaian mimpi bercahaya temaram.

Beberapa pergerakan terdeteksi. Dari mereka yang akhirnya mulai beraksi. Satuan tugas yang selalu saja penuh ambisi. Mencari jejak yang hilang dari seseorang yang terkasih.

“Awas kau bedebah Kim…!”

Suara Namjoon yang terlontar lirih, membuat salah seorang rekannya bergidik ngeri. Mereka dalam satu mobil menuju ke tempat dimana ponselnya berada. Semoga saja ponsel itu masih melekat di tubuh Kim Taehyung. Karena, bila ponsel itu hilang, atau tertinggal di suatu tempat, maka berakhirlah petunjuk yang mereka punya.

Sementara di tempat lain, dalam skala kesunyian yang sama. Termenung sendirian di depan jendela. Menghimpun kekuatan dalam hatinya yang mulai pudar. Menatap terangnya cahaya malam dari sang rembulan. Langit bersih cerah, setidaknya bisa membuatnya menyunggingkan senyuman.

“Tuan besar… ada pergerakan satuan polisi menuju ke daerah ini,”

Suara tenang dari sosok namja terdengar dari belakang. Membuatnya harus menolehkan pandangan. Sorot matanya cukup tenang.

“Hanya saja belum bisa di pastikan, apa yang akan mereka lakukan,” Sambung namja itu.

“Mereka pasti mencari anak itu, Jin-ah… ku kira dia adalah manusia yang tidak diinginkan, tapi aku salah prediksi ternyata…,” Gumamnya datar.

Wajahnya berbeda dengan ketika ia memberikan siksaan pada seseorang. Wajahnya sekarang tenang dan seolah tersirat penyesalan. Tak ada tanda-tanda ambisi penuh dendam. Tak ada riak kemarahan. Wajahnya sekarang, adalah penggambaran dari sosok tua sebagaimana mestinya. Tenang dan penuh wibawa.

“Apa kau sudah memastikan, semua fakta yang kau dapatkan ini benar…?”

“Bahkan saya sudah memastikannya tiga kali, Tuan… saya juga membawa salah seorang saksi yang pernah melakukan transaksi dengan mendiang Tuan Woojin…,”

“Kenapa kau jenius sekali, dimana orang itu…?”

“Mari ikut saya…,”

Shin Jihoon, bergerak malas bangkit dari duduknya. Mengikuti kearah namja yang ia sapa dengan sebutan ‘Jin’. Dia sangat tampan dengan tubuh semampai proporsional. Dia manusia dan bukan jin penunggu rumah, nama lengkapnya Seokjin.

Mereka masuk ke sebuah ruangan yang tersembunyi jauh di dalam rumah. Seokjin membukakan sebuah pintu usang untuk Tuan nya. Nampak sosok pria paruh baya duduk tak berdaya dalam keadaan babak belur. Seokjin menampar pipi orang itu beberapa kali hingga ia tersadar.

“Heh, katakan dengan jelas kalau kau mengenal Shin Woojin…!!” Bentak Seokjin lantang. Pria yang tak ingin merasakan sakit yang lebih itu, hanya bisa mengangguk.

“Aku hanya tahu sedikit tentangnya, aku sama sekali tidak tahu asal-usulnya, dia hidup serampangan dan berbaur dengan para mafia pengedar obat-obatan terlarang, aku bisa terhubung dengannya karena dia menawarkan seorang bocah untuk bisa ku pakai sebagai pemuas nafsu, aku sering memakai anak yang sempat tinggal bersamanya,”

Problematic Affectionate  ( Vkook / Brothership ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang