Aku minta maaf..
Buat komen kalian yang belum sempat terbalas...
Terimakasih banyak untuk semua perhatian kalian pada book ini sejauh ini..
Kalian yang terbaik..
😘😘😘Sorry for typo 😊
Denting dunia berdetak lambat. Merambat pada sisi kehidupan yang senyap. Lirih, sendu, nada rindu yang terbalut segenap asa. Manakala sebuah harapan itu ibarat cahaya. Memberi secercah terang dalam gelanya ruang hampa. Denting dunia tak lagi mendengar. Detikan lain dari detak jantung yang lama mengendap.
Senyum itu terulas indah tanpa beban. Wajah yang berseri penuh keikhlasan. Hati mereka melega, hati mereka melapang. Jalan takdir adalah sebagaimana yang sudah tergariskan. Tak dapat berontak, tak mungkin lari dari kenyataan. Segala hal sudah berjalan sesuai dengan harmonisasi alam.
Satu tahun berlalu, semenjak kemelut masalah seolah tak berujung. Segala gundah dan gelisah telah sirna sudah cukup lama. Merelakan takdir mengatur segala sesuatunya. Mengikhlaskan yang seharusnya tak lagi bersama mereka. Pedih dan ngilu, menjadi satu pertanda, masih ada cinta di hati mereka.
“Sudah siap…?”
Taehyung menoleh seketika. Ke arah pintu, dimana sebuah kepala menyembul dari baliknya. Taehyung tersenyum sekilas. Ia kembali mematut diri di depan kaca. Seulas senyuman, melengkung indah di wajahnya. Binar mata yang teduh menenangkan. Taehyung, dengan segala yang ada dalam dirinya adalah tampan.
“Kau tampan sekali, hyung….,”
Jimin melangkah masuk ke kamar sang kakak. Semerbak wangi segar menguar menggelitik indra penciuman. Jimin, dengan penampilan rapinya. Tak kalah manis dari kakaknya.
Jimin berdiri di dekat Taehyung. Menatap dirinya yang masih kalah tinggi dengan sang kakak. Namun, ketika tersenyum, mereka sama mempesonanya. Anak-anak Kim Jaehyun, menunjukkan kwalitas gen sang ayah, kecuali Jimin.
“Apa yang kau lakukan…?” Taehyung berjengit heran. Ketika Jimin mendekatkan ujung hidung, ke arah badannya. Jimin menarik nafas dalam-dalam.
“Apa yang kau pakai…? Heiii…!! Ini kan parfum Kookie…!!” Pekik Jimin. Nada bicaranya lebih terdengar seperti sebuah protesan. Dan Taehyung lagi-lagi hanya melempar senyuman.
Jimin terdiam sejenak. Bola matanya tertarik ke atas. Memperhatikan mimik wajah sendu sang kakak. Taehyung telah berubah. Kakak sulungnya itu, semakin berwibawa. Padahal baru setahun berlalu. Taehyung sudah tak sejahil dulu. Bisa jadi karena memang tidak ada lawan yang bisa ia ganggu.
Entahlah, di mata Jimin tak ada Taehyung yang dulu. Taehyung yang berkacamata di hadapannya ini, hanyalah sosok kakak yang sebatas kakak. Jelas nampak, ada sesuatu yang kurang di sorot matanya.
“Kenapa…?” Tanya Taehyung to the poin pada Jimin yang masih menatapnya.
“Hyung… aku juga merindukannya,” Ucap Jimin yang akhirnya, membuat Taehyung berhenti menggerakkan tangan merapikan jas hitam yang ia kenakan.
Taehyung berbalik arah menatap Jimin sepenuhnya. Ia menggusak rambut Jimin hingga acak-acakan. Sembari mengulas senyuman. Mencoba untuk menyalurkan ketenangan. Menunjukkan pada adiknya, jika dia baik-baik saja.
“Kita semua merindukannya,” Ucap Taehyung lirih.
Ada gelenyar pedih di relung hatinya. Melesak memenuhi rongga dada. Memberikan sensasi sesak yang menyiksa. Taehyung tak peduli jika selama ini banyak yang berkata ia berubah dingin. Taehyung hanya tak bisa tersenyum lebar. Menatap Jimin, membuatnya tersadar. Masih ada cinta dan kasih sayang yang harus selalu ia tebar. Masih ada adik yang harus ia perhatikan. Taehyung, hanya baru tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Affectionate ( Vkook / Brothership )
Fanfiction[ Complete ] DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! Cover by : @Znochu Maincast : Kim Taehyung as Kim Taehyung Jeon...