Angela sudah siap dengan tampilannya saat ini. Dia menatap dirinya di hadapan cermin rias yang berdiri tegap di hadapannya.
Ia tidak percaya dengan apa yang ia tatap. Dirinya sendiri dengan penampilan yang membuat semua orang akan jijik saat melihatnya. Jangankan orang dia sendiri saja jijik apa lagi orang lain.
"Oh God apa ini aku? Menjijikan sekali." guman Angela sendiri pada dirinya.
Bagaiman tidak menjijikkan kalau dia memakai kaca mata no minus, rok yang panjangnya di bawah lutut, baju yang kedodoran dan rambut kepang yang sedikit berwarna.
Bahkan Angela harus menyembunyikan iris matanya yang asli berwarna coklat dengan kontak lens hitam. Dinegaranya mungkin dia akan menjadi bahan tawaran orang-orang. Entahlah kalau disini, semoga saja semua orang bisa menerima Angela dengan lapang dada.
Oke dia sudah seperti orang gila, memakai kaca mata dan juga kontak lens secara bersamaan. Tap tidak masalah ini juga lumayan bagus. Tidak terlalu norak.
Angela menghela nafas dan turun dari kamarnya. Saat dpainya di bawah, semua orang menatap Angela dengan tatapan terkejutnya.
Tentu, mungkin kalau tidak ada yang ingat jika Angel sudah pulang. Mungkin juga tidak ada yang mengenali Angela dan memganggap jika dia adalah orang lain.
"Oh my.... Apakah ini kau Angela." pekik Daniel tak percaya.
Angela mendengus kesal menatap kakaknya yang hampir tertawa itu. Apa lagi Dalton dan Valeria yang hampir tertawa pula.
"Tertawalah. Aku akan baik-baik saja." ucap Angela sedikit mencibir.
"Oh dear maafkan Mommy, mari kita sarapan." ucap Valeria melerai.
Mereka sarapan dalam diam. Tidak ada yang bicara sepatah katapun, sudah menjadi tradisi jika sedang berada di meja makan tidak ada yang beh berbicara. Apa lagi bermain ponsel, mungkin ponsel itu akan pecah di tangan Dalton.
Setelah sarapan Angela pun menatap mobil mewahnya yang ingin sekali ia tumpangi. Ingin rasanya Angela menaiki mobilnya, tapi dia urungkan saat menatap penampilan dirinya yang sudah seperti orang gila.
Mana ada orang yang percaya dengan dirinya nanti, kalau dia mengunakan mobil mewah. Yang ada mereka akak berteman dengan Angela dengan dasar uang lagi.
Angela menghentikan pergerakan Bobby yang ingin membuka pintu mobil itu. Lalu dia pun menggeleng dan menutup pintu mobilnya
"Bob gunakan mobil biasa saja, jangan terlalu mewah. Dan ingat turunkan aku 50m dari sekolah." ucap Angela dan membuat Bobby bingung.
Majikannya ini unik, harusnya dia bangga. Tapi nyatanya dia malah berpenampilan seperti ini. Padahal sekolah milik keluarga Angela cukup bagus, dan terkenal dengan banyaknya orang kaya. Dan dia akan masuk ke sekolah itu dengan penampilan yang—tidak bisa di jelaskan.
"Tap---"
"Aku tidak menerima penolakan." potong Angela cepat.
Bobby menghela nafas dan mengembalikan mobilnya tadi. Dan mengeluarkan mobil yang tidak terlalu mewah. Bahkan terkesan biasa saja dengan harga puluhan juta.
Angela tersenyum dan memasuki mobilnya dan melepas kaca matanya. Bobby sebagai supir pun melajukan mobilnya menuju sekolah milik keluarga Dalton.
Sampainya agak jauh Bobby menghentikan mobilnya. Dan membuat Angela memakai kaca matanya lagi.
"Jemput aku di sini Bob " ucap Angela dan membuka pintu .
"Baik Nona." jawab Bobby.
Angela menoleh ke arah kiri dan kanan, memastikan tidak ada anak yang menatapnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd (TAMAT)
Teen FictionAku harus berpura-pura menjadi nerd, karena aku sengaja. Janya ingin mencari teman yang tulus. Dulu! Aku memiliki banyak teman, tapi saat aku berbohong dan membuat berita tentang kebangkrutan perusahaan Daddy semua teman ku pergi dan bilang jika aku...