Chapter 1

29 0 0
                                    

Malam itu, saat hujan deras, terdengar suara langkah kaki di iringi suara langkah kaki lain yang mengikutinya dari belakang.

TAK! TOK! TAK! TOK!
TAK! TOK! TAK! TOK!

Langkah kaki itu kian cepat. Secepat ia melangkahkan kakinya untuk menghindari orang yang mengikutinya dari belakang.

Serrah yang mengetahui ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, segera mempercepat langkahnya agar cepat sampai di tempat yang di tuju. Ia kemudian segera berlari. Orang itu terus mengejarnya.

Dengan sigap, seseorang segera menolongnya dan membuatnya terkejut. gadis itu menoleh kebelakang dan ia terkejut akan sosok yang baru saja menolongnya itu.

Dua orang wanita lainnya tiba-tiba menyusulnya dengan segerombolan pasukan yang dibawanya. Mereka pun saling berhadap-hadapan.

*****

Pagi hari telah tiba, teriknya matahari menusuk kedalam jendela rumah Jia kala itu. Tapi Jia tetap saja tidak mau bangun, ia tetap hanyut dengan mimpi indahnya bertemu dengan pangeran tampan yang ia temui di dalam mimpinya.

Seseorang berusaha untuk membangunkannya usai membuka tirai kamarnya. "Nona, Bangun, Nona. Sudah siang. Bukankah anda harus ke kantor pagi ini?"

Tanpa sadar Jia melingkarkan kedua tangannya ke leher sekretarisnya itu.

GLEK!

"Apa yang akan dia lakukan?" Pikir sang sekretaris.

Jia keburu membuka mata, dan ia pun sangat terkejut melihat apa yang baru saja terjadi.

"Ah, Apaan, Sih?" Ujarnya sambil mendorong sekretarisnya itu serta membangunkan badannya ke posisi duduk sambil menyilangkan kedua tangannya. "Kau mau menyerangku, ya? Hah!"

"Apa? Ah, Tidak! Tidak! Tidak! Bukan begitu, Nona!"

"Lalu apa yang kau lakukan disini? Pergi sana! Mengganggu mimpi indahku saja."

"Ma, Maaf! Kalau begitu aku permisi dulu. Ku tunggu anda di luar lima belas menit lagi."

Setelah keluar, Jia memutuskan untuk tidur semenit lagi. Ia lalu membaringkan tubuhnya kembali ke ranjang. Memejamkan matanya sesaat, setelah itu kembali terbangun karena mengingat jadwalnya yang padat hari ini. Ia lalu bergegas untuk bersiap-siap.

"Bersiaplah. Nona Jia akan segera keluar ruangan." lapor sang sekretaris kepada semua pelayan yang ada di rumah itu.

Semuanya tengah bersiap untuk menyambut hangat sang putri yang akan segera keluar dari kamarnya.

Hingga tiba saatnya pintu di buka. Seluruh pelayan telah baris sejajar menyambut kedatangannya sambil membawa seluruh barang-barang yang diperlukannya.

Jia melangkahkan langkah demi langkah menuju pintu gerbang utama sambil berhenti sesaat untuk menerima setiap barang-barang yang telah disediakan oleh pelayannya.

TAP!

Ia menghentikan langkahnya yang pertama untuk menerima blazer yang akan dikenakannya dari sang pelayan.

Lalu berjalan selangkah lagi untuk menerima sepatu yang akan di
pakaikannya dari pelayan kedua.

Serta menghentikan langkahnya di pelayan ketiga untuk menerima tas yang hendak diberikannya kepadanya.

Jia segera melewati barisan kedua. Disana ada koki mancanegara yang siap menyambutnya dengan hangat. Digiringnya ia menuju meja makan yang sudah siap dengan menu yang disajikan dari berbagai macam belahan dunia.

Sang pelayan menarik bangku untuk Jia serta mendorongnya kembali saat ia akan duduk.

"Ini menu hari ini. Anda mau makan apa, Nona?"

Jia melihat-lihat seluruh isi menu. Matanya membaca setiap tulisan yang tertera dari atas hingga bawah.

Tapi nampaknya sang putri tidak ingin makan apapun. Ia malah meninggalkan ruangan. Diikuti dengan beberapa para pengawal yang siap mengikutinya kemanapun dia pergi.

TAK!

Lagi-lagi Jia menghentikan langkahnya, ia lalu memutar tubuhnya menghadap kepada para pengawal itu. "Jangan kawal aku!" Ujarnya kemudian.

"T, Tapi, Nona..."
"Sudah kubilang, Aku tak mau di kawal!"
"Tapi ayah anda menyuruh kami untuk selalu mengawal kemanapun anda pergi."

Jia terdiam sesaat dan memutarkan tubuhnya kembali serta berjalan menuju pintu utama.

Saat pintu utama di buka, para pelayan yang sempat melayaninya tadi sudah berjajar membentuk barisan untuk menyambutnya.

"Selamat pagi, Nona Jia..." Sapa semuanya serentak.

TAP!

Xiao Rou, Sekretaris yang sekaligus merangkap sebagai pengawal pribadinya pun ikut menyambutnya dengan hangat sambil membungkukan setengah badannya. "Selamat pagi, Nona..."

Jia tetap terdiam sambil memasang wajah tidak senang. "Apa hari ini aku akan tetap dikawal seperti ini?"

"Yup!" Jawab Xiao Rou santai. "Ini perintah langsung dari ayahmu. Beliau tidak ingin anda terluka. Untuk itu beliau menyuruh kami untuk selalu menjaga anda."

Jia terdiam sesaat. "Kunci mobil." Ujarnya kemudian.

Xiao Rou memberikan kunci mobil itu padanya serta membiarkan Jia mengemudikan mobilnya seorang diri. Para pengawalnya ingin ikut, tapi dilarang olehnya. "Kalian tunggu disini! Biar nona aku saja yang urus."

Xiao Rou memiliki peranan penting di sini, selain menjadi kaki tangan Zhen Ming Tse yang merupakan ayah dari anak yang bernama Zhen Xia Ming, atau yang biasa di panggil Jia oleh para pelayannya ini juga menjabat sebagai kepala pengurus di rumah itu serta dipercayai menjadi mengawal pribadi nona Xia Ming karena ia memiliki gelar sabuk hitam.

THE BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang