Chapter 12

4 0 0
                                    

Jia telah sampai di rumah sakit. Ia datang bersama Xiao Rou. Haruka yang sedang terjaga pun memberikan salam dengan membungkukkan badannya.

Serrah pun keluar dari ruang perawatan. Ia bermaksud untuk membayar administrasi biaya rawat inap dan pulang sebentar untuk mengambil barang-barang yang di perlukan.

"Ah..." Serrah pun kaget melihat Jia dan Xiao Rou ya g sudah sampai di rumah sakit. "Direktur Kim. Pengawas Xiao Rou, Apa kabar?"

"Serrah!" Teriak Xiao Rou.
"Ah..." Sahut Jia kemudian. "Bagaimana keadaan ibumu?"
"Dia baik-baik saja."
"Kau mau ke mana?"
"Aku mau mengurus biaya administrasinya dulu sebentar. Kalian tunggu saja disini."
"Ok!" Jawab Jia. Kemudian mengambil tempat di bangku yang masih kosong.

"Tunggu!" Kata Xiao Rou yang datang menyusulnya. "Aku ikut denganmu."

Tinggal Jia dan Haruka saja yang berada di sana. Suasana pun menjadi hening. Ini pertama kalinya Haruka bertemu dengan Jia.

Ponsel Jia berbunyi. Telepon masuk dari Hiroki. Tapi tak diangkat olehnya. Tapi karena ponselnya terus berdering, Ia pun mengangkatnya.

"Apa!" Jawab Jia ketus memakai bahasa Jepang.

DEG!

"Dia orang Jepang?" Umpat Haruka dalam hati.

Jia kemudian menutup pembicaraan di teleponnya. "Sudah,Ya. Jangan ganggu aku! Saat ini aku sedang tak mau bicara padamu."

"A, Anu... Apa kau orang Jepang?" Tanya Haruka kemudian dengan menggunakan bahasa Inggris.

"Bukan." Jawab Jia singkat.

"Lalu, kenapa kau bisa berbahasa Jepang?"
"Karena pacarku orang Korea."
"Oh, Begitu..." Ujar Haruka dalam bahasa Jepang. "Kalau begitu, apa kau bisa bahasa Korea?"
"Tentu!"

"Eh? Jadi, Kau orang Korea?"
"Bukan juga."
"Heee? Lalu kenapa kau juga bisa bahasa Korea?"
"Karena mendiang ibuku orang sini."
"Begitu? Sebenarnya kau ini asli mana sih?"
"Aku ini orang China. Tapi aku ada keturunan Korea. Dan saat ini aku mempunyai pacar orang Jepang. Sedangkan bahasa Inggris adalah bahasa wajib yang harus di pelajari. Jadi, aku menguasai empat bahasa." Jelas Jia.

"Apaa? Pantas saja bahasa Koreamu lancar sekali. "Tunggu! Apa yang barusan kau katakan tadi? Kau menguasai empat bahasa?"

"Umm!"
"Woah, banyak sekali. Kereeeen! Bisakah kau mengajariku? Kalau saja bukan karena bosku yang menyuruhku melakukan pekerjaan ini, tak kan mungkin juga aku tinggal di sini."

Haruka kemudian memegang kedua tangan Jia dengan erat. "Kumohon..."

Jia menatapnya dengan tajam. Haruka segera melepaskan genggamannya karena takut berhadapan dengannya. "Ng... Maaf!"

Suasana pun menjdai hening kembali dan kaku. Sementara di tempat administrasi. Serrah terkejut melihat biaya perawatan rawat inapnya begitu mahal.

"Apaa? Mahal sekali?"
"Memang segitu biaya perawatannya untuk hari ini."
"Sudah, Sudah. Biar aku saja yang bayar." Tukas Xiao Rou.
"Tapi..."
"Ssst..."
"Wah, Wah, Wah. Pacar anda baik sekali ya..."
"Eh? Dia bukan..." Ucap Serrah malu.
"Terima kasih." Ucap Xiao Rou sedikit gembira karena suster menganggap mereka sebagai sepasang kekasih.

Usai menyelesaikan biaya administrasi, mereka pun kembali. Di lihatnya suasana yang canggung di bangku penunggu.

Haruka yang melihatnya langsung berdiri dan menyapa mereka berdua sambik membungkukkan badan.

"Siapa itu?" Bisik Xiao Rou.
"Ng?" Jawab Serrah. "Ah, Dia adalah seseorang yang menyewa rumahku. Dia tinggal bersama kami."
"Apa?"

Para dokter dan perawat kemudian kembali masuk ke ruangan So Min. Mereka ingin memindahkannya ke ruang perawatan. Karena Serrah sudah membayar administrasinya.

THE BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang