Chapter 7

5 0 0
                                    

TAK! TOK!
TAK! TOK!

Jia berjalan sangat cepat menuju lobi meninggalkan semuanya. Hiroki mengejarnya disusul Xio Rou dan Serrah dari belakang.

Hiroki segera meraih tangan Jia dan menariknya kearahnya serta menciumnya lagi.

Xiao Rou menghentikan langkahnya. Serrah pun yang melihat kejadian itu wajahnya pun merah padam dan segera memalingkan wajahnya. Semua orang melihat ke arah Jia dan Hiroki.

Hiroki seolah tak peduli dan tampak sangat menikmatinya. Lagi-lagi Jia mendorong Hiroki dan menamparnya kali ini, hingga membuat seluruh isi gedung gempar dan heboh.

Tak terima dipermalukan seperti ini, Hiroki pun pergi meninggalkan Jia di kantor.

Tak hanya Hiroki, Jia pun mendapat malu. "A, Apa yang kalian lihat? Ayo kembali bekerja!"

Seluruh karyawan membubarkan barisannya dan mulai kembali bekerja.

Xiao Rou mencoba untuk mencairkan suasana. "Ah, Nona. Anda tidak apa-apa?"

"Ya. Apa jadwalku hari ini, Xiao Rou?"

"Ah, Sebentar." Jawabnya sambil mengecek agenda harian miliknya. "Hari ini anda harus bertemu dengan klien anda di Seoul. Setelah itu anda harus segera terbang ke Shanghai untuk menghadiri acara pertunangan kolega anda."

"Batalkan semuanya!"
"Apa?"

Jia menghentakkan kakinya menuju mobil. Namun kakinya tak kuat melangkah hingga membuat dirinya oleng dan hampir terjatuh. Dengan sigap Serrah segera menopang tubuh Jia dengan kedua tangannya.

"Anda tak apa-apa, Nona direktur?"
"Ya..."

Jia menyerahkan kunci mobil kepada Xiao Rou. Guna mengantarkannya ke tempat yang diinginkan.

Serrah membopong Jia menuju mobil, diikuti Xiao Rou dibelakangnya. Sampai diparkiran, Xiao Rou membukakan pintu mobil untuknya, serta Serrah membantunya tuk masuk ke mobil.

"Kau juga masuk." Ujar Jia.
"Ya?"

"Masuklah. Selama kau disini, Aku, Selaku atasanmu belum pernah sekalipun menyambutmu." Sambung Jia lagi. "Untuk itu, biarkan aku menjamumu sekarang."

Serrah terdiam sesaat.

"Ah, Benar juga. Bagaimana sekarang kita pergi makan siang dan lanjut nonton bioskop, serta malamnya pergi karoke sambil minum-minum?" Jawab Xiao Rou.

"Hm! Sepertinya itu ide yang bagus." Balas Jia.

"Eh?"

*****

Haruka memberikan uang sewa pertamanya selama satu minggu kedepan kepada So Min.

So Min memberikannya satu kamar yang biasa ditempati oleh Serrah, putrinya yang saat ini sedang bekerja.

"Kau satu kamar dengan putriku, ya. Kami hanya punya dua kamar tidur." Ujar So Min berbicara dengan bahasa Korea sambil memberikan kode kepada Haruka agar ia mengerti.

"Tunggu sebentar!" Ucap Haruka sambil mengeluarkan senjata andalannya. Yakni alat penterjemah.

Ia kembali menyodorkan barang itu ke mulut So Min dan menyuruhnya berbicara ke benda itu.

So Min tentu saja mengulang perkataannya. Dan Haruka pun dapat mengerti.

"Ah, Baiklah. Tidak masalah." Jawab Haruka dalam bahasa Inggris.

So Min akhirnya memberikan kebebasan pada Haruka agar ia dapat dengan leluasa bergerak tanpa rasa canggung.

Saat So Min pergi meninggalkannya, Haruka mulai menjelajahi seluruh isi kamar Serrah. Dilihatnya foto So Min yang menggendong Serrah saat masih bayi.

Ia lalu memfotonya lagi dan mengirimnya kepada Ming Tse melalui pesan bergambar.

PIP! PIP!

Handphone Ming Tse kembali berbunyi di saat ia sedang berada di lokasi pembangunan memandori seluruh tukang-tukangnya.

"Jadi, Kau punya anak? Apa itu anakku?" Umpatnya dalam hati.

THE BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang