Chapter 17

9 0 1
                                    

Keesokan harinya, Jia pergi ke kantor bersama Serrah dan Ming Tse dalam satu mobil yang sama. Ia nampak sangat membenci kakaknya itu.

"Mimpi apa aku, sampai-sampai dia harus menjadi kakak tiriku..." Ujarnya dalam hati.

Ming Tse bermaksud memperkenalkan Serrah kepada seluruh karyawannya. Tapi, sesampainya disana, ia segera mengumpulkan para karyawan dan mendapatkan kejutan bahwa Serrah sudah menjadi bagian dari perusahaan yang dipimpin oleh Jia tersebut.

Para karyawan kaget akan kedatangan Ming Tse yang sangat tiba-tiba ke kantornya.

"Si bos bukannya ada di Jepang saat ini?"
"Kenapa dia tiba-tiba kembali ke sini?"
"Mungkin ada sesuatu hal yang penting, Sehingga mengharuskan dia berada di sini."

Seluruh karyawan berkumpul di ruang rapat. Ming Tse mulai angkat bicara.

"Apa kalian tahu, kenapa ku kumpulkan kalian di sini? Karena aku ingin memperkenalkan seseorang. Kalian tahu wanita yang berada di sebelah anakku ini? Mulai sekarang, dia akan menjadi salah satu bagian dari perusahaan ini." Jelasnya panjang lebar.

"Lho, Pak? Itu Kim Serrah kan?" Cetus salah satu pegawai yang ada disana.

"Bagaimana kau tahu?"
"Dia itu memang salah satu pegawai baru yang bergabung beberapa hari yang lalu."
"Benarkah?"
"Iya, Pak. Kami sudah kenal dia, Jadi anda tak perlu memperkenalkannya pada kami lagi."

"Ah, Begitu?" Ming Tse kembali melirik ke arah Jia dan Serrah dengan sinis. "Rupanya, Kalian sudah saling kenal, Yah..." Sambungnya geram.

Ming Tse pun membubarkan pertemuan itu dan menyuruh kedua anaknya itu datang ke ruangannya.

BRAAK!

Ming Tse memukul meja. Ia sangat marah.

"Kenapa kau tidak bilang padaku, Kalau Serrah juga bekerja disini? Kenapa juga kau tidak bilang padaku, kalau kau juga telah mengenalnya lebih dulu dari pada aku, Hah!?"

Jia pun terdiam, tak mau meladeni ucapan ayahnya tersebut.

"Kalau tahu, kau sudah mengenalnya, aku tidak perlu repot-repot memperkenalkan dia lagi, Kan? Bikin malu saja!"

"S, Sudahlah, Paman... Tidak perlu marah-marah seperti itu..." Ujar Serrah yang mencoba tuk menenangkan dirinya.

"Hentikan memanggilku dengan sebutan 'paman' ! Aku ini ayahmu. Ayahmu!"

Serrah terdiam. Jia protes.

"Sampai kapanpun aku tak mau mengakui dia sebagai kakakku!"

"Hei!" Teriak Ming Tse.

Jia bangkit berdiri dan membanting pintu hingga membuat seluruh karyawan kaget. Xiao Rou segera menyusulnya.

"Astaga. Apa itu?"
"Apa yang terjadi?"

Tak lama Serrah keluar dari ruangan Ming Tse dan kembali ke meja kerjanya. Tentu saja ia dirondong beberapa pertanyaan dari teman-temannya.

"Hei, Serrah! Apa kau baik-baik saja?"
"Sebenarnya, Apa yang terjadi didalam sana?"

Serrah terdiam sesaat. "Maaf, teman-teman. Aku butuh waktu untuk sendiri."

"Baiklah. Ayo kembali bekerja. Jangan ganggu dia."

Teman-temannya kembali melanjutkan pekerjaannya. Serrah nampak pusing. Ia memejamkan kedua matanya dan melipatkan kedua tangannya sejajar dikeningnya.

*****

Jia mampir ke toko buku untuk menenangkan pikirannya yang kacau saat ini. Tak sengaja ia menuju ke suatu tempat. Yakni ke sekumpulan komik-komik.

THE BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang