Chapter 10

7 0 0
                                    

Hari pun mulai gelap. Xiao Rou usai makan malam dengan keluarga Serrah. Ia pun pamit pada Semuanya. Serrah mengantar Xiao Rou sampai mobil. Sementara So Min membenahi piring-piring kosong sambil dibantu oleh Haruka.

TAP!

Xiao Rou menghentikan langkahnya sebelum masuk mobil. Ia memutarkan badannya sambil menyodorkan sebuah handphone kehadapan Serrah.

"Minta nomor telepon, dong."
"Ya?"
"Ah, Maksudku... Berapa nomor teleponmu? Aku boleh minta nomor teleponmu, tidak? Jika boleh, tolong masukkan nomormu ke hp ku ini." Jelas Xiao Rou sambil malu-malu.

"Ah, Aku mengerti." Jawab Serrah kemudian segera memasukan nomor telepon miliknya ke ponsel Xiao Rou. "Sudah kumasukkan ya."

"Ya. Terima kasih. Nanti ku telpon, ya."
"Ya."

Xiao Rou masuk kedalam mobil dan menstarternya lalu pergi sambil melambaikan tangannya ke arahnya. "Daah."

"Ya, Sampai jumpa. Terima kasih sudah mau mampir ke rumahku." Ujar Serrah sambil membungkukkan badannya sebagai rasa tanda hormat.

Serrah masuk kembali ke dalam rumah, Haruka dan So Min telah selesai mencuci piring dan akan bersiap untuk tidur. Serrah langsung ke kamar mandi untuk menggosok giginya serta membilas wajahnya sebelum tidur.

"Kau juga, jangan lupa tuk menyikat gigimu dan cuci muka sebelum tidur." Ujar So Min.

"Iya." Jawab Haruka.

Haruka kembali ke kamar untuk mengambil sikat gigi dan sabun cuci muka lalu menyusul Serrah ke kamar mandi.

Serrah keluar dari kamar mandi karena sudah selesai. Haruka pun masuk kedalam tuk sikat gigi dan cuci muka.

Usai sikat gigi dan cuci muka, Dilihatnya seluruh ruangan gelap. Rupanya So Min sudah mematikan seluruh lampu ruangan. Hanya beberapa lampu saja yang ia nyalakan.

GLEK!

Haruka agak sedikit takut dengan kegelapan. Untuk itu, ia cepat-cepat melangkahkan kakinya agar cepat sampai ke kamar.

Sesampainya di kamar, begitu juga. Serrah sudah mematikan lampu kamarnya dan hanya memasang lampu kecil. Haruka segera membenahi barang-barangnya dan masuk ke dalam selimut, membelakangi Serrah yang sudah terlelap.

Ponsel Serrah pun berdering. Tapi karena Serrah mengaktifkannya hanya dalam posisi getar, maka ia tak mengangkatnya.

*****

Pagi hari pun tiba. Semuanya melakukan aktivitas seperti biasa.

Haruka biasa melakukan rutinitasnya selama di Jepang. Yakni olah raga pagi. Dengan pakaiannya yang seksi, serta bertubuh atletis, membuat seluruh pria yang melihatnya terbelalak.

Sementara Serrah lagi-lagi bangun kesiangan meskipun alarm ponselnya sudah berbunyi berkali-kali.

"Ah, Sial. Lagi-lagi aku bangun kesiangan." Gerutunya.

Hal ini sudah biasa terjadi tiap kali Serrah bangun kesiangan.

"Ah, Kau ini. Selalu saja seperti ini. Terburu-buru tiap pagi." Geram So Min.

"Iya, Bu. Alarmku lagi-lagi tidak menyala." Jawab Serrah.

"Ah, Dasar. Kau ini."
"Iya. Sejak bangun tadi, Aku tak melihat Haruka. Kemana dia?"
"Ah, Sepertinya dia berolah raga. Kulihat pagi-pagi sekali ia sedang melakukan pemanasan di halaman."
"Oh, Begitu. Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu, Bu."
"Ya, Ya. Hati-hati."
"Iya."

Serrah pergi keluar. Haruka pun telah kembali dari lari paginya. Mereka pun Berpapasan. Dilihatnya pakaian olah raga Haruka nan seksi ditambah dengan earphone yang masih menempel di kupingnya.

GLEK!

"Kenapa?"
"Ah, Tidak! Tidak! Tidak!"
"?"

"Ah, Maaf! Aku sudah terlambat. Aku harus pergi!"
"Ok. Hati-hati."
"Terima kasih."

PRANG!

Terdengar suara ribut dari arah dalam rumah.

THE BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang