Serrah kembali kerumahnya seorang diri. Haruka bersikeras pulang ke Jepang.
"Ah, Kau sudah pulang? Bagaimana Haruka?" Tanya Ming Tse.
"Dia sudah pulang ke negaranya."
Dilihatnya sekumpulan tas yang menumpuk dipojokan.
"Untuk apa kesemua tas-tas itu?" Tanya Serrah.
"Kita akan segera pindah."
"Kemana?"
"Kerumahku." Jawab Ming Tse.
"Apaa?""Lalu, Bagaimana dengan rumah ini?" Tanya Serrah kemudian.
"Akan kusuruh orang untuk merenovasi rumah yang sudah tidak layak ini." Jawab Ming Tse. " Jadi, Untuk sementara, Tinggallah dulu di rumah ayah, Nak."
"Tapi..."
"Sudah, Ikut saja. Lagi pula, Sosok ayah yang selama ini kau cari sudah ketemu, kan? Masa kau tidak kangen?"Serrah terdiam. Ming Tse mulai mengangkut tas-tas itu satu persatu ke mobilnya.
"Ayo, Naik." Ajak Ming Tse kemudian.
"Ayo." Ujar sang ibu.Serrah dan So Min kemudian masuk ke mobil Ming Tse untuk ikut bersamanya.
*****
Hiroki mengendarai mobilnya kebut-kebutan. Ia kesal bahwa dirinya tidak dihargai sama sekali dikeluarga itu.
Ia bermaksud akan membatalkan pernikahan ini dan bicara pada ayah dan ibunya yang tinggal di Jepang.
Ia terus memainkan ponselnya tanpa melihat jalan, mengadukan masalahnya pada ayahnya lewat sms tanpa menghiraukan keselamatannya. Hingga ia nyaris menabrak mobil yang melintas di depannya. Untung saja ia melihatnya, jadi ia membanting stir ke arah lain dan mengeremnya.
TIDIIIIN~
"Awas!" Teriak Serrah dari bangku belakang mobil.
CKIIIIT~
Ming Tse juga banting stir ke arah lain dan ngerem mendadak. Membuat seluruh penumpang terlempar.
"Huuft." Ujar Ming Tse kemudian. "Maaf..."
"Hati-hati, yah..." Ujar So Min."Huh! Siapa, Sih? Tidak tahu apa aku lagi kesal? Cari gara-gara saja!" Ujar Hiroki emosi.
Mobil mereka pun akhirnya berhenti bersilangan. Ming Tse segera turun dari mobilnya. Begitu juga Hiroki.
"Paman?" Hiroki terkejut. Begitu pula dengan Ming Tse.
"Hiroki?"
"Paman sudah pulang? Kapan paman kembali dari Korea?""Kau sendiri, Kapan datang dari Jepang? Kau kesini untuk menemui Jia ya?"
"Ah, Paman tahu saja. Tapi, paman... Jia sepertinya tidak mencintaiku."
"Eh? Kenapa kau bisa bilang begitu? Tentu saja ia mencintaimu.""Entah kenapa, Setiap kali aku mendekatinya, Jia selalu menghindar. Tadi saja, Aku diusir dari rumah. Padahal, pernikahan kami tinggal sebentar lagi. Aku tak mau begini terus, Paman. " Curhat Hiroki. "Aku mencintainya sejak pertama kali ayahku memberikan foto anakmu padaku."
"Begitu? Biar nanti aku bicara padanya. Ini tak bisa dibiarkan."
Serrah dan So Min melihatnya dari dalam mobil, dan mulai membicarakan ayahnya bersama pria itu.
"Apa yang sedang mereka bicarakan?"
"Lama sekali mereka."Tanpa sengaja Hiroki melihat ada dua wanita di dalam mobil Ming Tse.
"Hei, Hei, Hei! Ada dua wanita dalam mobilmu!" Godanya. "Siapa itu?"
"Nanti kau juga tahu!" Ujar Ming Tse pergi meninggalkan Hiroki tuk kembali ke dalam mobilnya. "Jangan kebut-kebutan!"
". . . . ."
Ponsel Hiroki berdering. Sebuah telepon masuk dari ibunya. Ia pun mengangkatnya dan mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa.
"Tidak apa-apa, Bu!" Ujarnya kemudian menutup teleponnya.
Ming Tse kembali mengendari mobilnya menuju rumahnya.
*****
Seisi rumah dikejutkan oleh kehadiran mereka. Mereka tak menyangka, bahwa Ming Tse berani membawa kedua wanita itu bersamanya kembali kerumahnya.
Jia tak mau menemuinya karena sedang tidak enak badan. Ming Tse menyuruh Serrah untuk tidur bersama Jia. Serrah pun setuju.
Xiao Rou yang sedikit gembira, mengantarkannya menuju kamar Jia yang berada dilantai dua. Ming Tse menyusulnya dari belakang.
Jia kaget melihat Serrah kembali dan menempati kamarnya.
"Apa-apaan ini?" Tanya Jia.
"Mulai sekarang, Serrah telah menjadi bagian dari keluar kita. Dia akan tinggal disini bersamamu. Jadi, panggil dia kakak." Jelas sang ayah kemudian.
"Apaaaa!?"Kabar itu Bagaikan sambaran petir yang datang menghampirinya. "T, Tapi... Kenapa harus dikamarku!"
"A, Anu... Aku bisa memakai kamar lain jika kau keberatan." Jawab Serrah.
"Tidak, Tidak, Tidak! Kau disini saja. Dan kau, Jia. Akrab-akrablah dengan kakakmu. Ok?"
Jia terdiam, wajahnya tampak kesal. Ia kembali menarik selimut tuk kembali tidur. "Jangan sentuh barang-barangku!"
Serrah tampak seperti orang kebingungan. Di lihatnya wajah Jia yang tetap cantik saat tidur.
Jia kembali membuka kedua matanya dan melihat Serrah yang sedang mengamatinya dari dekat. Mata mereka saling bertemu.
"Sedang apa kau?" Tegurnya.
GLEK!
"A, Aku..."
Jia langsung menghajar kepala Serrah dengan kepalanya dan berbalik badan.
"Aaauw... Sakit, Tahu!"
Ming Tse mengantarkan So Min ke kamarnya. "Ini kamarmu. Apa kamar inu kurang besar untukmu?"
"Cukup. Bahkan, Kamar ini terlalu besar untukku..." Jawab So Min.
"Kau sudah cukup banyak menderita selama aku tak ada, sekarang aku tak akan melepaskanmu lagi."
Ming Tse memeluk So Min dengan mesra. Serrah kebetulan lewat dan tak sengaja melihatnya. Ia pun tersenyum bahagia melihat ibunya bersama dengan ayahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/137098239-288-k498082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BIG SECRET
General FictionAda banyak rahasia di dalam keluarganya Jia. Rahasia apa sajakah itu? Akankah semuanya terbongkar? Note : Bahasanya hancur. Jadi, harap maklum ya, soalnya baru pemula. Hahaha,,,