Hiroki bangun saat matahari sudah mulai menyilaukan mata. Saat membuka mata, Jia tidak ada disampingnya. Ia pun segera meloncat keluar untuk mencari Jia.
Namun Jia sudah berada dimeja makan bersama dengan yang lainnya.
Hiroki pun menjadi malu dengan tingkahnya barusan."Ah, Kau sudah bangun? Ayo, Sini. Ikut bergabung dengan kami." Ujar Ming Tse.
"Ah, I, Iya." Jawab Hiroki.
Jia nampak asyik memoles roti dan tak memperdulikan Hiroki. Hiroki lalu menarik bangku disamping Jia dan Serrah serta meminum kopi yang sudah disiapkan.
"Bagaimana malam pertama kalian?" Tanya So Min. Hiroki menyemprotkan kopi itu dari dalam mulutnya karena kaget dan mengenai wajah sang ayah mertua.
"Eeeeh?" Serrah terkejut. "P, Paman! Eh? M, Maksudku ayah..."
"Hei !!!" Teriak Jia pada Hiroki.
"Ah, M, maaf!" Jawab Hiroki.Ming Tse mengambil beberapa tissue dan membersihkan wajahnya dengan itu.
"Apa kami harus menceritakan malam pertama kami denganmu?" Jawab Jia ketus pada So Min.
"Hei! Yang sopan bila sedang bicara dengan ibumu!" Protes Ming Tse membela So Min.
"Dia bukan ibuku! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menerima dia sebagai ibuku! Tidak ada yang bisa menggantikan posisi ibu di hatiku!" Jawab Jia bangkit berdiri. Ia berbicara dengan intonasi yang tinggi. Lalu pergi meninggalkan semuanya kembali ke dalam kamar.
"S, Sayang..." Hiroki segera menyusulnya.
Namun, BRAAAK! Jia mengunci pintunya sehingga Hiroki tak bisa masuk.
"S, Sayang. Buka pintunya." Ujar Hiroki yang memakai bahasa Jepang sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamarnya agar di bukakan oleh Jia.
"Biarkan saja dia." Jawab Ming Tse. "Dia memang seperti itu."
Hiroki lalu kembali duduk semeja dengan mereka tanpa menghiraukan istrinya.
Jia lalu keluar dengan membawa tas dan kunci mobil. Ia hendak pergi keluar tuk menenangkan pikiran.
"Hei! Kau mau kemana?" Tegur Ming Tse lagi.
"Ke kantor!" Jawab Jia masih kesal.
"ke kantor dihari minggu?" Tanya Hiroki.Jia pun terdiam dan kembali ke kamar. BLAM !
Hiroki kembali menyusulnya dan berhasil masuk ke kamarnya yang tidak di kunci kali ini.
"Sayang..." Sapa Hiroki sambil memegang pundak Jia.
"Jangan sentuh aku!" Jawab Jia.
Hiroki tak jadi menyentuhnya. Kemudian duduk disampingnya. Jia menyandarkan kepalanya di pundak Hiroki dan menutup matanya sebentar.
DEG! DEG! DEG!
Kali ini jantung Hiroki yang malah berdegup kencang. Jia membuka kedua matanya kembali dan menatap ke arah Hiroki.
Hiroki tak sanggup melihat Jia yang sedang memelototinya. Ia lalu segera mendaratkan bibirnya ke bibir istrinya itu. Hingga membuat Jia membelalakkan kedua matanya.
Hiroki terus memainkan bibirnya. Jia memejamkan matanya dan nampak sangat menikmati ciuman mesra dari sang suami.
Hiroki yang sudah tidak tahan lagi, segera menjatuhkan Jia ke kasur dan menguncinya dengan kedua tangannya.
Jia terus memandangi suaminya dengan hati yang terus berdebar dan tersipu malu. Mungkin wajahnya telah memerah saat ini.
Hiroki ingin menciumnya lagi namun Jia menolaknya kali ini. Tapi Hiroki terus memaksa. Namun, Jia tetap menolaknya.
Jia kembali mendorong Hiroki. Ia tak mau berhubungan badan dengannya untuk saat ini.
"Hentikan!" Protes Jia.
"Apa kau benar-benar tidak mencintaiku?" Jawab Hiroki.
"Apa?"
"Hayolah, Kita sudah menjadi suami-istri. Apa salahnya bila kita melakukannya sekarang?""Sudah kubilang tidak sekarang."
"Lalu, Kapan, Sayang? Kau mau membunuhku perlahan-lahan ya?Aku sudah terlalu lama menahannya."
"Eeeh?"Jia kembali terdiam saat Hiroki mulai menguasai dirinya. Namun tak lama, Hiroki pun menghentikannya dan menyerah.
"Maaf..." Ujar Hiroki. "Kau mungkin merasa tak nyaman saat berada disisiku. Tak seharusnya kita menikah. Aku akan segera mengajukan surat cerai untukmu."
"Apa? S, Surat cerai?"
"Ya!"
"A, Apa kau sudah gila? Kita baru saja menikah, dan kau mau kita cerai?"
"Ya, aku lelah denganmu. Kau tidak pernah mencintaiku sejauh ini."Hiroki segera beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi. Jia kembali terdiam.
"Hah, Kenapa jadi begini..." Keluh Jia kemudian. "Mungkin, Aku hanya belum siap menikah denganmu, Hiroki... Maafkan aku..."
Jia pergi jalan-jalan keluar tuk mencari angin dan menenangkan pikirannya yang lagi kacau saat ini.
Saat Hiroki keluar dari kamar mandi, Jia sudah tidak ada di tempat tidur. Hal ini sungguh membuat dirinya kesal.
Ia lalu bergegas mencari Jia yang hanya memakai baju seadanya di udara sedingin ini.
"Oh, Sial! Kemana dia?"
Hiroki kembali keluar kamar dan menemui mertuanya yang masih sarapan bersama keluarganya.
"Hey! Kau mau kemana?"
"Ayah! Apa kau melihat Jia?"
"Tadi sih, dia bilang dia mau cari angin. Mungkin dia ada di teras depan.""Baiklah. Terima kasih."
Hiroki pergi menyusul Jia ke teras. Dipandanginyalah bagian belakang tubuh istrinya yang tampak indah itu. Maka ia langsung memeluknya dari belakang.
"Why you so beautiful, my wife?"
Jia hanya tersenyum begitu Hiroki mengucapkan kalimat itu. Tak ada respon yang berarti untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BIG SECRET
Художественная прозаAda banyak rahasia di dalam keluarganya Jia. Rahasia apa sajakah itu? Akankah semuanya terbongkar? Note : Bahasanya hancur. Jadi, harap maklum ya, soalnya baru pemula. Hahaha,,,