Chapter 3

11 1 0
                                    

Serrah kecewa akan perlakuan Jia. Padahal ia sudah banyak berharap agar dapat di terima di perusahaan yang besar ini. Sehingga ia dapat memulihkan perekonomian di keluarganya.

Mendengar Serrah yang bercerita sambil menangis, membuat iba hatinya dan berniat untuk membantu Serrah. "Kau tenang saja. Aku akan membantumu."

"Eh? Benarkah?"
"Uum!"
"Ah, Terima kasih!"

Makanan telah datang. "Sekarang, Kita makan dulu, Ok?"

"Uuumm..."

Setelah mentraktirnya makan, Xiao Rou berinisiatif untuk mengantar Serrah pulang ke rumahnya. Serrah pun menurut.

Dalam perjalanan pulang, tak banyak yang mereka bicarakan. Hingga sampailah mereka di rumah Serrah.

Dilihatnya dari luar rumah Serrah yang kecil, jelek dan reot. Sungguh jauh berbeda dengan rumah Jia bagaikan istana. "Terima Kasih. Anda baik sekali."

Saat hendak turun, Xiao Rou lupa menanyakan satu hal. "Siapa namamu!"

Serrah menjawab sambil tersenyum. "Serrah. Kim serrah."

DEG!

"Xiao Rou. Tan Xiao Rou!"
"Xiao Rou? Rasanya aku pernah mendengar nama itu. Apa kau orang China?"
"Ya. Aku orang China. Asalku dari Tiongkok."
"Oh, Tuhan! Bahasa Koreamu lancar sekali."
"Tentu! Aku sudah lama ikut nona, jadinya aku sedikit mengerti bahasa Korea."
"Oh, ya? Apa nonamu itu orang Korea?"
"Tidak. Dia orang Chinese. Sama sepertiku."
"Lalu, mengapa dia bisa berbahasa Korea juga?"
"Karena ibunya adalah orang Korea asli. Jadi dia fasih berbahasa Korea."
"Hah? Benarkah?"
"Ya."
"Aah..."
"Kenapa?"
"Hah? T, Tidak!"
"Kau terkejut?"
"Ng! Sepertinya nonamu itu orang yang hebat."
"Hah? Aahh..."

Mendadak telepon Xiao Rou berbunyi. Percakapan Mandarin pun terjadi, membuat Serrah bingung apa yang sedang mereka bicarakan di telepon.

Tak berlangsung lama, Xiao Rou mengakhiri percakapannya dengan Jia dan menutup teleponnya.

"Maaf!"
"Apa itu dari atasanmu?"
"Ya, dia menyuruhku tuk segera kembali ke kantor."
"Ah, Ok! Kalau begitu, Aku pamit dulu. Terima kasih banyak atas traktirannya hari ini. Aku akan mentraktirmu jika aku sudah mendapatkan pekerjaan."

Saat hendak turun, Xiao Rou kembali memegang kesebelah tangan Serrah. "Tunggu!"

Serrah kembali menoleh ke arahnya.

"Apa kau percaya cinta pada pandangan pertama?"

"Apa?"

Tanpa basa-basi lagi Xiao Rou langsung menarik lengan Serrah dan mendaratkan bibirnya di pipi Serrah.

Hal itu tentu saja membuat Serrah tak berkutik dihadapan pria sekeren Xiao Rou.

Xiao Rou segera mencoba untuk mendaratkan bibirnya di bibir Serrah kali ini. Serrah pun memejamkan matanya karena takut. Namun kembali membukakan matanya sambil sesekali mengedipkan matanya karena kaget. Ini pertama kalinya ia dicium.

Xiao Rou tak hanya mencium Serrah sampai di situ saja. Ia melanjutkannya dengan sebuah ciuman mesra. Membuat Serrah hampir tak bisa bernafas.

Meskipun berusaha melepaskannya sambil mendorong pelan tubuhnya, Xiao Rou asik melumati bibir Serrah.

"Hhmmmpht"

Serrah pun akhirnya menyerah, dan membalas ciuman dari Xiao Rou tersebut.

Ketika asyik ciuman, terdengar bunyi nada dering telepon masuk. Kali ini bunyi itu berasal dari handphone Serrah. Mereka terpaksa menyudahi adegan mesranya itu.

THE BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang