Hari ini hari minggu, bagi gue ini adalah saat yang tepat untuk hibernasi. Tapi semua itu hanya ekspetasi, realitanya dari subuh gue udah di telpon Jo suruh datang ke sekolah buat latihan nyanyi.
Gue dengan males pergi ke kamar mandi dan melakukan aktivitas sewajarnya.
Gue buka lemari dan memilih baju yang akan di pake hari ini.
Tiba-tiba handphone berbunyi. Gue liat ternyata Riky menelpon. Gue biarin aja karena hari ini gue mau puasa ngomong sampe latihan selesai.
Kurang lebih 10 kali handphone gue berdering.
Setelah gue selesai ganti baju dan make-up gue langsung pergi ke jalan menunggu angkot jurusan ke sekolah gue.
Gue liat jam yang menempel di pergelangan tangan.
"Ahh udah jam 08.00, bisa-bisa gue telat nih ke sekolah" ucap gue.
Tiba-tiba dari arah barat sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi dan berhenti di depan gue.
Gue masih melirik ke sana ke sini untuk mencari angkot, cowo itu memakai helm sehingga gue gak tahu itu siapa.
Ketika helm itu di buka..
"Lu" tunjuk gue.
"Cepet naik!"
Gue masih mematung.
"Oii cepet! Mau gue tinggal?"
"Eh, iya iya gue naik" ucap gue sambil berjalan mendekati motor itu.
Pada saat di perjalanan ke sekolah gue dan cowo itu sama sekali gak ngeluarin sekatapun dari mulut masing-masing.
Hingga tiba di parkiran sekolah, gue langsung turun. Niatnya gue mau puasa ngomong tapi karena gue masih punya sisi kemanusiaan akhirnya puasa ngomong itu gue batalin.
"Makasih Za" ucap gue.
"Iya sama-sama" jawab Reza.
Gue bukannya seneng dengan jawaban Reza tapi malah aneh, syok dan bingung setengah mati. Gimana gak bingung, Reza tuh cowo paling dingin yang pernah gue kenal, selalu galak dan jutek sama gue, gapernah ngejawab pertanyaan gue secara serius, bisa dibilang dia gapernah ngejawab pertanyaan gue. Gak pernah berterima kasih sama gue. Tiba-tiba pagi ini dia dengan baik nya bilang iya sama-sama.
"Lu gak salah minum obatkan?" tanya gue sambil menempelkan tangan di dahinya.
"Kaga" jawab Reza bingung.
"Oh"
"Hari ini kita latihan main piano 2 jam!" ucap Reza.
"Apaaaa?" spontan gue berteriak.
"Iyakan lu ke sekolah hari ini mau latihan piano?"
"Hmm... Mmm.. Kaga" jawab gue tegas.
"Lah terus?" tanya Reza heran.
"Mau ngepel tanah, haha"
"Garing" ucap Reza ketus.
"Gue ke sekolah mau latihan nyanyi bukan latihan piano" ucap gue membuat langkah Reza terhenti dan membalikkan badan.
"Udah gue tolongin juga" sindir Reza.
"Gue sama sekali gak minta tolong sama lu, lu nya aja yang tiba-tiba nyuruh gue naik"
"It..it..itu karena gue mau ngajak lu latihan piano" jawab Reza gagap.
"Sorry, gue udah ada janji sama JO" ucap gue dengan penuh penekan diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Aibku
Teen Fiction#569 (TEEN FICTION) 13/03/2018 #581 (TEEN FICTION) 02/03/2018 #604 (TEEN FICTION) 01/03/2018 Cerita masih ON GOING. Beberapa part gue private, follow untuk full story ? [Budayakan FOLLOW sebelum BACA] Dia adalah Anggun Puspita gadis desa yang cerdas...