14

1.3K 45 15
                                    

Gue tatap sebuah kotak besar yang sedari tadi gue liat tanpa membukanya. Gue takut itu adalah bom yang dikirim hatters.

Ah sial!

Gue dengan setengah ragu membuka kotak itu yang berlapis koran.

Baru setengah gue buka, langsung gue tendang tuh kotak.

Ah siapa sih yang kirim beginian. Gerutu gue dalam hati.

Karena rasa kepo yang amat dahsyat menyerang sekujur tubuh, akhirnya gue buka kotak itu, dengan mengucapkan syahadat.

Dan gue tercengang hebat, mata gue hampir keluar, mulut gue ternganga, hampir saja iler gue keluar.

•••••

Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB.

Gue sama sekali belum bisa memejamkan mata. Masih terlintas dalam kepala gue isi kotak itu.

Gue guling-guling sampai kasur gue berantakan banget, udah gue coba play musik shalawatan, tapi tetap saja hanya isi kotak itu dan pengirimnya yang terbesit di kepala gue. Sungguh merusak jam tidur gue.

Gue cari handphone, dan gue cari nama dia, gue mencoba menanyakan maksud dia ngirim barang-barang itu.

Tapi...

Jari gue merasa kaku, gue gak ada nyali buat menanyakan itu semua, dan akhirnya gue simpan kembali handphone tersebut

•••••

"Lu udah ngerjain tugas dari Bu Rita?" tanya Bella.

"Udah, lu mau nyontek lagi?" jawab gue lemes.

"Haha lu emang sahabat gue ter-cuyung unch unch" Bella memonyongkan bibirnya seperti akan mencium.

"Ah lebay lu Bell" jawab gue sekenanya.

"Lu kenapa sih? Duit lu abis? Lemes banget sih cuk"

"Gue gak ada gairah hidup, kayanya nyawa gue tinggal 20% lagi nih" gue menempelkan kening ke meja.

"Cerita aja sama gue, siapa tau gue bisa bantu"

"Gue bakal cerita ke lu tapi nanti setelah gue... "

"Ikut gue!" tarik Riky.

"Eh lu mau bawa Anggun kemana?" Bella setengah berteriak.

"Lu mau bawa gue kemana?" tanya gue heran.

"Udah ikut aja" langkah kaki Riky semakin cepat.

Riky membawa gue ke tengah lapangan.

"Lu diem disini, jangan bergerak 1 inci pun, gue mau pergi dulu bentar" Riky berlalu meninggalkan gue.

10 menit.

"Ah gila kaki gue kram banget" keluh gue.

Tiba-tiba sebuah tangan menutup kedua mata gue.

"Siapa?" tanya gue bingung.

"Amir" bisiknya ke telinga gue.

"Sekarang lu buka mata" lanjutnya

Aku, Kau dan AibkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang