Saat ini kamar gue berantakan dengan tisu-tisu, air mata gue mengalir deras balapan dengan ingus gue.
Udah berjam-jam gue ngeluarin cairan dari mata gue karena insiden tadi di sekolah. Rasanya... ah terlalu sakit untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Tok.. Tok... Tok..
"Dek, ada temen di luar" panggil ibu kos
"Iya bu" sahut gue sambil menyeka pipi dan membersihkan ingus gue yang keluar terus.
"P.. Paa.. Pak Rey" ucap gue kaget.
"Syuutt" Pak Rey memberi isyarat supaya suara gue gak kekencengan.
Gue kemudian langsung duduk di depan Pak Rey.
"Bapa ada apa datang kesini" lirih gue.
"Ikut saya dulu nanti saya jelasin" pinta Pak Rey dengan raut wajah memelas.
"Baik pak, tapi sebentar saya ganti baju dulu"
"Oke"
Gue pergi ke kamar untuk ganti baju.
"Bu saya pergi dulu ya" pamit gue.
"Iya dek, pulangnya jangan kemaleman ya"
"Iya bu"
¤
"Udah siap?" tanya Pak Rey
"Udah"
Tiba-tiba Pak Rey meraih telapak tangan gue dan menggenggam erat.
"Pak, malu diliatin ibu kos" gue berusaha melepaskan genggamannya.
"Gak usah malu-malu" Pak Rey malah semakin mengencangkan genggamannya.
•••••
"Mau kemana pak?" tanya gue
"Nyari kenikmatan" jawab Pak Rey sambil melonggarkan dasi yang mungkin sedikit membuatnya sesak nafas.
Gue dibuat bingung dengan pernyataan Pak Rey. Berusaha menelaah maksud dan tujuan yang di ucapkan Pak Rey. Tapi otak gue malah kongslet, yang keluar hanya pikiran-pikiran negatif.
Oke, gue harus positif thinking. Mungkin maksud Pak Rey itu dia mau nyari tempat makan yang bikin nikmat. Ucap batin gue.
Tiba-tiba Pak Rey mendekatkan wajahnya ke wajah gue, hanya tinggal beberapa centi lagi jarak hidung gue ke hidung Pak Rey.
Detak jantung gue udah gak karuan, gue pastikan detak jantung gue berada diatas angka normal.
Gue refleks memejamkan mata.
"Hahahaha, kamu ngapain merem-merem gitu" tanya Pak Rey dengan ketawanya yang nikmat.
"A.. An.. Anu Pak tadi... " jawab gue gagap dan salah tingkah.
"Saya gak akan cium kamu ko, saya cuma lagi memastikan kalo kamu itu cantik" ucap Pak Rey sambil melajukan mobilnya.
"Saya emang dari lahir juga cantik pak" jawab gue berusaha menghilangkan rasa gugup dan salah tingkah.
Gue dengerin lagu-lagu yang di play Pak Rey saat di perjalanan, dan gue bisa memastikan dia lagi galau tingkat planet pluto.
"Udah sampe" ucap Pak Rey sambil mematikan mesin mobilnya.
"Ko kita ke sini sih pak mau ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Aibku
Teen Fiction#569 (TEEN FICTION) 13/03/2018 #581 (TEEN FICTION) 02/03/2018 #604 (TEEN FICTION) 01/03/2018 Cerita masih ON GOING. Beberapa part gue private, follow untuk full story ? [Budayakan FOLLOW sebelum BACA] Dia adalah Anggun Puspita gadis desa yang cerdas...