Part 2

1.8K 185 15
                                    

Tepat tengah hari, seperti biasa Yong Hwa akan pulang ke rumah untuk makan siang dan melihat putrinya. Jika saja Yong Hwa bisa menyusui maka dia pun pasti akan menyusuinya. Yong Hwa yang akhirnya berperan sebagai ibu sekaligus ayah. Disela-sela kesibukannya di kantor, dia tidak keberatan untuk selalu melihatnya ke rumah di jam istirahat kantor, lalu setiap hari pulang lebih awal supaya bisa mengasuh buah hatinya itu. Menggantikan ibunya yang tidak melakukan kewajibannya memenuhi hak anak mereka.

Derum roda empatnya terdengar memasuki pekarangan rumah. Shin Hye yang sedang asik mengobrol dengan seseorang di ujung telepon, beranjak dari jendela demi melihat kendaraan suaminya memasuki pekarangan. Ia sebal bahkan untuk melihat roda empatnya. Ia langsung menutup daun jendela, lantas pindah duduk ke tepi pembaringan seraya tidak melepas handphone-nya.
"Whe guedae?" tanya suara di ujung telepon mendengar desisannya.
"Babby sitter putriku datang, biasa dia mau susui anaknya istirahat kantor." oloknya.
"Aigo... sungguh-sungguh suami idaman suamimu itu. Kalau kau bosan, kasih aku saja, Shin Hye-ya!"
"Aku sudah mau buang dia dari awal pun, tapi dia tidak mau aku buang. Alasannya Shin Bi."
"Kalian ini lucu, tidak saling cinta tapi menikah dan kau hamil olehnya. Dan sekarang saling benci. Pada saat apa dia bisa membuatmu hamil, Shin-ah?" kekeh diujung sana.
"Jangan ingatkan aku dengan peristiwa menjijikan itu, Yu Ri-ah! Aku ingin muntah sekarang."
Kwon Yu Ri terkakak nikmat.

Yong Hwa memasuki rumah, Shin Bi tidak tampak di box bayinya.
"Apa Shin Bi tidur, Ajhumma?" tanyanya.
"Iya, Tuan. Baru saja tidur. Tadi mau tidur terganggu ibunya yang memarahi Yun Mi." lapor kepala pelayan Min.
"Kenapa Yun Mi dimarahi?" Yong Hwa sangat kenal dengan tabeat istrinya.
"Gara-gara tidak segera membuatkan makanan, Tuan. Setelah itu merembet kemana-mana. Padahal sudah Ajhumma buatkan omrice."
"Kau selalu tidak kenal karakternya, Yun Mi-ah." komentar Yong Hwa kalem. "Kau jangan mempersulit diri, aku bahkan tidak bisa melakukan apa pun jika dia sudah marah." lanjutnya.
"Mohon maaf, Tuan muda! Saya yang salah." Yun Mi ketakutan.

Yong Hwa melangkah ke kamar putrinya. Ia sangat merindukannya. Setiap meninggalkannya, ia selalu tidak tahan merindukannya. Mencium aroma tubuhnya, mendengar lenguhannya... tidak bisa diganti dengan apa pun. Tidak ia pahami ibunya bisa masa bodoh dengan bayi cantik yang selalu membuatnya berat untuk meninggalkannya itu. Tapi biarkan saja. Yong Hwa tidak ingin menambah pening kepala dengan memikirkannya. Yang penting Shin Bi tidak kehilangan kasih sayangnya sebagai ayah.

Bayi itu sedang tertidur pulas. Yong Hwa mengusap pipi tembamnya dengan punggung tangan. Semakin besar wajahnya semakin mirip ibunya. Pipinya tembam, mata bulat hitam, bibir merah... Shin Hye sekali. Hanya sedikit mengambil wajahnya, hidung dan rambut. Yong Hwa membelai rambutnya lembut.
"Tidur yang nyenyak, Sayang! Shin Bi selalu dihati Appa." gumamnya. Yong Hwa lalu mengecup kening dan pipinya sebelum meninggalkan kamar untuk makan siang.

Dia sedang menikmati kimchi rebus dengan nasi putih, saat terdengar teriakan dari lantai atas.
"Min Ajhumma... buatkan aku juice kiwi. Cepat!" suara Shin Hye. Kemudian... bruk! Suara pintu yang dibanting keras. Menyebabkan Shin Bi terbangun dan menangis karena kaget.
Yun Mi segera memburunya karena kepala pelayan Min sedang melaksanakan titah paduka ratu.
"Aigo... aigo... anak cantik! Shin Bi kaget ya? Bangun saja Sayang, ada Appa." celoteh Yun Mi seraya memangkunya.
Anak itu sedang tertidur pulas, terganggu, jadi rewel. Tangisnya tidak lekas berhenti.
Yong Hwa memejamkan mata. Jika mereka hanya berdua, Shin Hye dengan Shin Bi, apa Shin Hye akan tetap tega pada anaknya? Atau karena dia kesal saja padanya maka selalu bersikap menjengkelkan. Memancing kemarahan Yong Hwa. Kasihan Shin Bi tidak tahu apa-apa atas kekesalan ibunya itu. Tapi selalu kena imbas-nya.

Shin Bi terus menangis walau Yun Mi bawa melihat bunga diluar. Melihat itu Yong Hwa segera menyudahi makannya.
"Sini... sini! Shin Bi sama Appa! Aigo... beratnya putri Appa." Yong Hwa mengambilnya dari gendongan Yun Mi.
"Kenapa, bobonya keganggu ya? Sayang..." Yong Hwa berusaha menenangkannya.
Anak itu meleleh dalam pelukan ayahnya, menikmati dekapannya. Yong Hwa mengelus punggungnya membuatnya memejam lagi. Yun Mi yang melihat gemas kepada ibunya. Dimana-mana seorang anak itu akan lebih lengket dengan ibunya, akan merasa aman dan terlindungi... bukan ibunya justru yang membuatnya ketakutan dan tidak nyaman. Untung Shin Bi punya ayah yang sangat baik dan luar biasa sabar. Bagaimana Yun Mi menjadi tidak selalu memprioritaskannya. Padahal kurang apa Yong Hwa? Dia pimpinan perusahaan, wajahnya tampan, bertanggung jawab dan sangat penyayang. Apa sebetulnya yang dicarinya dari istri mengerikan seperti Shin Hye? Yun Mi sangat tidak paham.

Wanita cantik, putri pewaris perusahaan, banyak yang lebih baik dari cewek mengerikan ini. Kenapa Tuan muda Yong Hwa tidak lepaskan saja cewek serupa setan ini? Yun Mi gemas sekali.
Shin Bi lelap lagi dalam dekapan ayahnya. Setelah mengayunnya memastikan bayi itu benar-benar pulas, baru Yong Hwa menidurkannya di dalam box-nya. Dengan gerakan sangat hati-hati. Lalu mengecup keningnya lembut dan mengusap wajahnya. Setelah itu ia meninggalkannya kembali ke kantor. Yun Mi menyaksikan semua itu sampai membuat dadanya berdebar. Begitu terkesan dengan sikap penuh kebapak-an pria tampan itu.

Sedang Shin Hye entah sedang sibuk apa di dalam kamarnya. Tapi lebih baik begitu, tidak menampakan diri. Nanti sebelum Yong Hwa pulang, dia pergi untuk menjalani kehidupan malamnya. Entah di klub atau nongkrong di kafe sampai larut malam. Setiap hari begitu.
Herannya, Min Ajhumma sangat memaklumi hal itu. Ia sangat paham kenapa sikap Shin Hye setengik dan sejalang itu. Dan ia anggap wajar. Sudah pasti Min Ajhumma membelanya, sebab Min Ajhumma sudah mengabdi kepada keluarga Park sejak Shin Hye remaja.
Min Ajhumma sebetulnya pelayan di rumah keluarga Park, tapi saat Shin Hye memutuskan tinggal di rumah suaminya itu setelah menikah, Shin Hye membawanya. Dan Yong Hwa tentu tidak merasa keberatan. Sedangkan Yun Mi salah satu pelayan di rumah keluarga Jung. Ibunya Yong Hwa yang menyuruhnya supaya membantunya disana setelah Shin Hye melahirkan.

Dan rupanya inilah tabeat asli menantu kesayangan keluarga Jung itu. Sangat jauh panggang dari api. Wanita cantik berkelas yang semula ia anggap juga berperangai sangat mengesankan, tak dinyana seujung rambut pun faktanya seperti ini. Jika tidak melihat Tuan muda yang sangat dihormati dan dikaguminya itu, Yun Mi ingin pergi dari rumah yang serasa ada setannya itu. Ia sebal tak terkira kepada istri majikannya tersebut.

Seperti biasanya pula, Shin Hye pergi menjelang kepulangan Yong Hwa. Shin Bi sedang dimandikan saat ia meminta dibukakan pintu garasi untuk mengeluarkan mobil.
"Shin Bi-ya, Park Shin Bi... Eomma pergi dulu ya! Jangan nakal sama Ajhumma." ocehnya sambil lalu menuju garasi.
"Nde, Eomma. Hati-hati!" kepala pelayan Min yang menjawab.
Tanpa menoleh lagi, terlebih untuk sekedar mencium bayinya misalnya, ia lurus menaiki roda empatnya. Berlalu pergi.
"Shin Bi-ya, Park Shin Bi..." Yun Mi menirunya meledek. "Aneh, Park Shin Bi. Kalau begitu anak ini anak ayahnya barangkali..." cibirnya.
"Kau ini kalau tidak tahu apa-apa lebih baik diam, Yun Mi-ah! Jaga mulutmu itu." hardik kepala pelayan Min.
"Tapi apa Ajhumma tidak merasa aneh, sudah jelas ayahnya bermarga Jung." balas Yun Mi tetap kesal.
"Bayi ini anak mereka, ayahnya saja tidak protes. Kau untuk apa protes? Hanya cari masalah saja."
"Itu juga yang tak kupahami. Tuan muda Yong kenapa membiarkannya saja. Sesabar-sabarnya tuan muda, untuk urusan sepenting dan sesensitif ini harusnya jangan ingin mengalah. Kecuali Shin Bi memang bukan anak tuan muda Yong."
"Pantas Agashi sangat kesal padamu, karena kau memang menjengkelkan, Cha Yun Mi. Kau tidak harus usil dengan urusan rumah tangga majikan kita, terlebih bila kau tidak tahu apa-apa. Kunci mulutmu itu rapat-rapat!" Min Ajhumma sampai mencubit bibir juniornya itu begitu kesal dengan sikap usilnya.

Tbc...

Author t'bayang Yongie mengasuh Rohuie... dgn si burning noona! Repot setengah mati tp lucu 😃

Rohuie pdhl minta digendong, dia salah pengertian malah dia sangka ingin dipeluk. Jd dia peluk deh...

SESALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang