Part 9

1.2K 174 14
                                    

Maka ketika ayah mertuanya meminta dirinya untuk tidak menceraikan Yong Hwa, ia hanya bisa menangis. Terlebih ketika ayah mertuanya menyampaikan juga akibat bila dirinya menceraikan Yong Hwa.
"Abeoji tidak segan untuk tidak mengakui lagi Yong Hwa sebagai anak jika kau ceraikan dia. Sudah cukup dia mempermalukan Abeoji dan Eommoni dengan yang telah dilakukannya padamu. Dan Abeoji akan mengijinkan dia kembali ke kantor jika dia sudah melutut padamu memohon ampun. Saat ini karena kondisinya sendiri sedang sakit, Abeoji masih membiarkannya. Tapi jika dia sembuh nanti Abeoji pun akan mencabut semua haknya sebagai anak. Abeoji tidak main-main dengan yang kulakukan ini, Shin Hye-ya." jelasnya tampak emosi.
"Abeoji sungguh sangat menyesalkan apa yang dilakukannya. Dan Abeoji hanya bisa memohon maaf padamu karena tidak mampu mendidiknya dengan baik." sesal lelaki sepantar ayahnya itu yang lalu menekuk lutut di kaki Shin Hye. "Tolong buka pintu maafmu untuk Yong Hwa, Shin Hye-ya! Abeoji sangat menohon dengan segenap kerendahan hati." pintanya.
"Andwe, Abeonim. Jangan lakukan! Tolong bangun." Shin Hye turun dari kursi lalu duduk dilantai mensejajarkan tubuh dengan mertuanya.
"Abeoji akan melakukan ini sampai kau menyanggupi permohonan Abeoji. Untuk tidak menceraikan Yong Hwa."
"Aniyo, Abeonim. Jangan memaksaku. Aku sungguh tidak tahan hidup dengannya." lagi isak Shin Hye.
"Berilah dia 1 kesempatan lagi, Abeoji mohon! Jika dia tetap tidak berubah, lakukan apa pun yang kau mau. Dan semua saham perusahaan yang dia milik akan menjadi milikmu."
Shin Hye menutup wajah dengan telapak tangannya, bahunya terguncang menahan isak yang tidak mampu lagi ditahannya. Tn Jung menatapnya pada posisinya yang masih berlutut.

Shin Hye akhirnya setuju memberi Yong Hwa 1 kesempatan. Tiada lain karena ayah mertuanya yang tetap tidak beranjak dari lantai di balkon tempat mereka berbicara 4 mata. Padahal Shin Hye sempat berdiri dan meninggalkannya ke dalam kamar. Ia kira orang tua itu akan menyerah. Tak disangka Tn Jung begitu liat. Akhirnya Shin Hye menghampirinya lagi.
"Baiklah, Abeonim. Aku akan memberi dia 1 kesempatan lagi. Tapi aku pun akan anggap pernikahan kami hanya diatas kertas. Aku tidak akan pernah melakukan kewajibanku sebagai istri. Aku akan melakukan semua hal seperti yang dia lakukan selama ini terhadapku. Jika Abeonim menyetujui, aku tidak akan mengajukan perceraian." putus Shin Hye dengan matanya yang menyala.
"Geurae, Shin Hye-ya. Gomowoyo! Abeoji tidak akan menuntut apa pun padamu, cukup kau mengakui pernikahan kalian." ucap lelaki itu tampak lega.

Dan itulah kesepakatan rahasia antara Shin Hye dengan ayah mertuanya. Seiring dengan itu kesepakatan tersebut tak ayal membuat kondisi kesehatan Shin Hye semakin pulih. Dia seperti mendapat kekuatan baru. Setidaknya ayah mertuanya berada di pihaknya. Hal itu membuatnya lebih baik.
Sebaliknya Yong Hwa mendapat kenyataan semakin pahit setelah kondisinya membaik. Ayahnya mengancam akan mencabut semua hak yang selama ini dinikmatinya. Luka hatinya saja masih belum merepih, ayahnya menambah dengan mengancam macam-macam. Beberapa saat Yong Hwa tidak mendengarkannya. Terserah apa yang akan Abeoji lakukan. Dirinya masih bisa hidup tanpa campur tangan ayahnya.

Dirinya masih berduka karena kehilangan cinta sejatinya, Lee Dae Hee. Hatinya tetap terasa perih bila ingat pengkhianatan Dae Hee. Setelah sekian lama mereka selalu bersama, seperti inilah akhir dari kebersamaan itu. Menyakitkan. Sekitar sebulan Yong Hwa hidup seperti orang gila. Hanya meratapi perpisahannya dengan Dae Hee. Hingga pagi itu ia melihat Min Ajhumma bersiap membawa tas pakaian seperti hendak pergi.
"Eodiga, Ajhumma?" tanyanya.
"Ajhumma mohon diri, Tuan muda. Hari ini akan pulang."
"Pulang? Lalu kapan akan kembali kesini?"
"Mungkin tidak akan kembali kesini, karena Agashi tinggal dengan ibunya lagi. Ajhumma akan kembali ke rumah Tuan dan Ny Park."
"Kau akan meninggalkanku juga?"
"Mohon maaf, Tuan. Agashi sangat membutuhkan Ajhumma. Jadi sebaiknya Ajhumma kembali padanya."
Mendengar jawaban itu Yong Hwa terdiam. Benar. Min Ajhumma adalah pelayan Shin Hye, berada di rumahnya karena Shin Hye yang membawanya. Sekarang Shin Hye meninggalkan rumah itu, Min Ajhumma pasti merasa tidak harus terus berada disana.

Lalu sudah berapa lama Shin Hye pergi dari rumahnya? Sekitar 2 bulan sejak pertengakaran mereka. Yong Hwa duduk lesu di sofa ruang keluarga. Dia tidak bisa menahan Min Ajhumma. Pelayan itu tetap pergi meninggalkannya. Masih bagus Min Ajhumma baru sekarang pamit untuk meninggalkannya. Tidak pergi kala dirinya babak belur. Min Ajhumma masih sudi merawatnya meski tanpa Shin Hye di rumah itu.
Park Shin Hye, apa kabar dia? Yong Hwa tiba-tiba mengingatnya. Ingat dengan pertengkaran mereka. Tepatnya dirinya memarahi gadis itu karena menyampaikan hal yang tidak mau didengarnya.

Shin Hye menyampaikan kehamilannya. Dan katanya dialah ayah bayi di dalam kandungannya itu. Yong Hwa merasa seperti disambar petir disiang bolong. Bukankah mereka tidak pernah tidur bersama? Tapi Shin Hye sangat yakin dan mengatakan mereka melakukannya saat Yong Hwa dalam keadaan mabuk.
Mabuk...? Yong Hwa mem-flashback memorinya jauh ke belakang hari saat dirinya pulang dalam keadaan mabuk.
Apakah saat Dae Hee membatalkan janji mereka di hotel? Bukankah saat itu dirinya sudah meneguk obat perangsang? Memang akhirnya harus dibantu oleh obat semacam itu untuk membuat hasratnya memuncak saat bersama dengan Dae Hee. Sekian lama mereka selalu melakukannya, nampaknya secara alami tiba pada titik jenuh. Yong Hwa tiba-tiba bangun dari rebahnya. Apa pada saat itu ia melakukannya kepada Shin Hye? Saat hasratnya sudah mencapai ubun-ubun untuk segera ia curahkan. Dan Shin Hye yang terpaksa ketiban pulung.

Sekelebat tergambar dalam bayangannya dirinya mencumbu wajah serupa Shin Hye dengan penuh napsu. Lalu melucuti pakaiannya dengan tak terbendung. Dan menggaulinya seperti kepada yang sudah biasa. Shin Hye sampai teramat kesakitan dan bahkan menangis setelahnya. Astaga! Jadi wanita malang itu adalah Park Shin Hye. Jadi benar dirinya pernah melakukannya kepada istrinya?
Sekarang Yong Hwa merasa kepalanya berdenyut.

Shin Hye adalah istrinya, tapi Yong Hwa memperlakukannya seperti terhadap orang lain. Haram untuk menggaulinya. Justru terhadap orang lain yang sesungguhnya haram, ia menghalalkannya.
Kesendiriannya di rumah membuatnya banyak memikirkan tentang Shin Hye. Rumah itu terasa sepi dan kusam sejak dia tinggalkan. Lebih lagi sekarang, Min Ajhumma pun meninggalkannya. Semakin terasa sepi. Tiba-tiba ucapannya sendiri terngiang di telinga.

Kau salah alamat mengabarkan kehamilanmu padaku, karena itu pasti bukan anakku. Mungkin... anak yang kau kandung itu anak seseorang yang iseng kau goda sebab kau merasa kesepian.

Yong Hwa memejamkan matanya. Tidak heran Shin Hye sampai kabur ke rumah orang tuanya. Bahkan sampai masuk RS. Dan Yong Hwa tidak pernah mendatanginya untuk sekedar menengok. Dia tetap masa bodoh kala ayahnya memberitahunya pun. Dia memukuk kepalanya sendiri. Kenapa dirinya jadi begini keji? Pantas Abeoji sampai menghukumnya dengan keras. Tidak akan mengakuinya lagi sebagai anak jika dirinya pun tidak mau mengakui bayi yang dikandung Shin Hye sebagai anaknya.
"Bagaimana Abeoji membuktikan bahwa bayi itu adalah anakku?" tantangnya kesal teramat sangat kala ayahnya memaksanya supaya dirinya pergi melihat Shin Hye.
"Shin Hye tidak akan sesedih itu jika yang berada di dalam rahimnya bukan bayi kalian. Shin Hye bahkan saat ini dirawat di RS."
"Aku tidak bisa mengakuinya jika tidak ada bukti autentik yang menyatakan bayi itu adalah darah dagingku."
"Kau bersiap untuk jadi gembel sebab aku akan menghapusmu dari daftar pewarisku. Kepemilikan saham atas namamu akan aku alihkan kepada Shin Hye jika kau tidak segera melutut mohon ampun padanya dan memperbaiki hubunganmu dengan Shin Hye." tandas Tn Jung tak kalah tegas.
"Andwe, Abeoji!"
"Aku lebih baik kehilangan anak yang tidak berbudi sepertimu. Kau sungguh mempermalukan dan mengecewakanku, Jung Yong Hwa." sorot mata ayahnya perih dan kecewa.

Yong Hwa menghela napas dalam. Abeoji tidak sekedar menggertaknya, sebab satu persatu mulai diambilnya fasilitas yang diberikannya. Pertama memblokir semua alat-alat bank-nya. Kemudian mengambil mobil. Sebentar lagi pasti akan menyuruhnya meninggalkan rumah itu.

Tbc...

SESALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang