Shin Hye menahan napas mendengar penuturan itu. Dadanya tiba-tiba berdetak cepat.
"Kita bisa memulai semuanya dari awal bukan?" tanya Yong Hwa membuat Shin Hye hanya bisa mengangguk. "Gumowo."
Shin Hye kemudian merendahkan tubuhnya, menenggelamkan diri di bawah selimut lalu menutupi wajahnya dengan selimut. Yong Hwa menguakan senyum menatapnya. Ia mengecup kening Shin Hye membuat mata wanita itu melotot di balik selimut.Selanjutnya Shin Hye menunggu apa yang akan Yong Hwa lakukan kepadanya berikutnya, apa Yong Hwa akan meminta itu... tapi kenapa dia tampak tenang. Shin Hye menurunkan selimut yang menutup wajahnya pelan, matanya meneleng ke sebelahnya. Dan refleks ia bangun dari rebahnya. Yong Hwa tampak sudah terpejam sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Menutupkan selimut hanya sebatas perut. Shin Hye menatapnya sambil mengurai senyum lembut. Malu sendiri dengan pikirannya yang macam-macam dan sudah membuat dadanya berdebar tak tentu. Terlalu awal, Park Shin Hye! Cemoohnya dalam hati.
🌹Pagi-pagi Yong Hwa dibangunkan oleh Shin Bi yang menginginkan susu, segera ia memburunya.
"Good morning, Appa tal!" sapanya. Anak itu langsung mengacungkan kedua tangannya sambil berusaha bangun. "Aigo... lapar, Sayang?" Yong Hwa memangkunya. "Eomma-nya juga belum bangun, tu..." tunjuknya pada Shin Hye menggoda sang buah hati.
Shin Bi menjerit kesal, perutnya sudah keroncongan ingin segera menyusu.
"Sudah, Eomma sudah bangun. Sini, Sayang!" Shin Hye sambil tampak masih ngantuk mengubah posisi berbaringnya untuk meneteki.
Shin Bi dengan tidak sabar menunggu ibunya membuka dadanya. Lalu dengan terburu-buru mengisapnya begitu lapar.
"Ah, Shin Bi... bagaimana bisa Appa ajak liburan kalau masih nyusu kayak gini?" celoteh Yong Hwa sambil mengusap rambutnya. Dia tidak peduli, terus saja menyusu.
"Apa kau sangat ingin pergi berlibur?" Shin Hye menatap suaminya.Nampaknya Yong Hwa sangat menginginkan untuk berlibur, sebab hal itu disinggungnya lagi setelah semalam mereka membicarakannya.
"Jika bisa, iya." angguk Yong Hwa.
"Berlibur kemana jadinya?"
"Ke Jeju saja yang dekat. Dan tidak usah lama, 2 hari saja."
"Ya sudah, ayo kita pergi ke Jeju." putus Shin Hye akhirnya.
"Geurae. Kalau begitu siang ini aku akan memesan tiket pesawat dan reservasi hotel." senyum Yong Hwa tampak antusias.
Shin Hye mengangguk.Ketika meminta pendapat Eomma tentang rencana liburannya tersebut, ibunya itu malah menyarankan Shin Hye pergi berdua saja dengan Yong Hwa.
"Lalu Shin Bi?"
"Biar menginap dengan Eomma disini."
"Jadi menurut Eomma, sebaiknya kami tidak ajak Shin Bi?" tanya Shin Hye ingin pasti.
"Nde, kalau hanya untuk 2 hari sebaiknya jangan bawa bayi. Kalian saja pergi berdua."
"Tapi apa Shin Bi tidak akan mencari kami?" Shin Hye ragu.
"Yang penting dia sudah bisa makan makanan tambahan, karena dia juga sudah bisa minum susu formula. Kasihan, kalau kau ajak nanti malah sakit karena kelelahan. Dan kalian tidak akan bisa benar-benar menikmati liburannya karena ada anakmu yang masih merepotkan."Hal yang sama juga disampaikan ibu mertuanya. Saat tahu Yong Hwa memesan tiket pesawat, ibu mertuanya itu melakukan sambungan telepon dengan Shin Hye.
"Eommoni suka mendengar kalian akan pergi berlibur. Malah jangan hanya 2 hari, seminggu setidaknya kalian nikmati waktu bersama untuk refreshing. Kalian sangat perlu moment untuk menurunkan tensi setelah semua hal yang kalian alami terakhir ini." tutur ibu mertuanya terdengar turut nelangsa dengan ujian berat yang menimpa kehidupan pernikahan mereka yang bahkan belum seumur jagung itu.
"Nde, Eommonim. Namun tidak bisa lama, karena Shin Bi tidak akan kami ajak."
"Begitu? Itu lebih baik, Sayang! Simpan saja Shin Bi disini, akan Eommoni asuh."
"Aku menitipkannya di rumah Eomma, Eommonim. Karena Shin Bi sudah cukup dekat dengan Eomma."
"O ya sudah, sama saja. Shin Hye-ya, kalian nikmati setiap moment kebersamaan kalian yang belum sempat kau nikmati. Eommoni sungguh sangat menyesalkan semua yang telah kau alami, Sayang. Mianheyo!" ucapnya.
"Nde, Eommonim. Aku juga sangat berterima kasih atas support dan pengertian Eommonim serta Abeonim menghadapi semua tingkahku."
"Aniya, kau yang telah berkorban banyak. Dan membuat Yong Hwa berubah. Gumowoyo."
Shin Hye hanya mengangguk dan tersenyum, meski tahu ibu mertuanya tidak bisa melihat responsnya itu.Rencana berlibur itu disepakati akhir pekan, Yong Hwa sudah mereservasi hotel untuk hari sabtu dan minggu. Shin Hye mulai melakukan persiapan. Agak aneh akan melakukan perjalanan dengan Yong Hwa, berdua. Tangannya terhenti kala yang akan ia kemas ke dalam koper adalah pakaian dalam. Ia malu jika Yong Hwa melihatnya nanti. Ia lalu menukarnya, memilih warna-warna yang tidak memalukannya untuk dikemas ke dalam koper.
Begitu juga Yong Hwa, mengemas pakaiannya sendiri. Beberapa malam ini mereka sudah tidur bersama, tapi hanya sebatas tidur saja. Belum melakukan kegiatan apa pun sebagai suami istri.Eomma menjemput Shin Bi ke rumah saat kedua orangtuanya akan berangkat. Dan dia sangat bahagia melihat kedua orangtuanya akan melakukan perjalanan bulan madu itu. Senyumnya terkembang lebar meski akhirnya menangis melihatnya menaiki roda 4 diantar sopir ke airport.
Shin Hye jadi terus membayangkan itu. Membayangkan saat Shin Bi menangis sambil menatapnya.
"Sebentar juga dia lupa. Lagi pula dia bersama Min Ajhumma." Yong Hwa menenangkannya.
"Tapi rasanya tidak tega melihatnya menangis. Berarti dia mengerti akan kita tinggalkan."
"Wajar, karena kita tidak pernah meninggalkannya lama."
Shin Hye akhirnya diam.Perjalanan yang mereka tempuh tidak lama, menjelang malam pun mereka sudah tiba di sebuah hotel di Pulau Jeju. Shin Hye langsung melakukan sambungan telepon dengan ibunya untuk mencari tahu buah hatinya. Dan lewat video call terlihat Shin Bi sedang tertawa-tawa digoda kakeknya.
"Syukurlah kalau tidak rewel, Eomma. Disangka dia terus menangis." Shin Hye berucap lega.
"Hanya sebentar saja tadi. Tenang saja. Nikmati saja liburannya."
"Nde."Shin Hye merasa lega setelah itu. Sekaligus menjadi canggung menyadari hanya berduaan saja dengan Yong Hwa di dalam kamar hotel. Biasanya ada Shin Bi yang bisa mengalihkan rasa canggung mereka bila berada di dalam kamar di rumah mereka.
Shin Hye langsung membongkar kopernya mencari kesibukan, sedang Yong Hwa duduk di sofa menonton TV.
"Apa kau ingin kita keluar menikmati pantai?" tanya Yong Hwa melihatnya mempersiapkan pakaian.
"Apa ada yang spesial di pantai malam ini?" Shin Hye balik bertanya.
"Entah, biasanya ada pesta kembang api bila weekend. Kau mau melihatnya?"
Shin Hye mengangguk seraya mengurai senyum. Siapa tahu kalau jalan-jalan tidak terlalu kaku begini.Dan memang benar, melihat kemeriahan pesta kembang api di pantai membuat mereka banyak melakukan kontak fisik. Begitu berjubel orang yang ingin turut melihat, membuat Yong Hwa refleks memegang tangan Shin Hye... atau melindungi dengan cara memeluknya. Ia pasang badan untuk melindungi Shin Hye, membuat Shin Hye pun tanpa ragu balas memeluk guna mencari perlindungan.
"Pegang erat tanganku dan ikuti aku! Jangan melihat kemana pun." pinta Yong Hwa saat hendak meninggalkan pantai sambil memegang tangan Shin Hye.
"Nde."Yong Hwa membuka jalan untuk keluar dari pantai, menyingkirkan kerumunan yang rapat dengan sebelah tangan menuntun Shin Hye yang berjalan di belakangnya.
"Kau baik-baik?" tanya Yong Hwa setelah mereka keluar dari kerumunan manusia di bibir pantai.
"Nde." senyum Shin Hye.
"Langsung kembali ke hotel, atau kau masih ingin jalan?"
"Langsung ke hotel saja, aku ingin rebah." ringis Shin Hye.
"Oke."Bukan karena tidak tahan kantuk, sebab sebelumnya ia rajin ke klub dan pulang tengah malam. Tapi tidak tahan dengan payudaranya yang bengkak, penuh air susu. Sebab seharusnya Shin Bi sedang mengisapnya sambil tidur.
"Pasti Shin Bi sedang ingin menyusu, mudah-mudahan tidak rewel." ucapnya sambil melangkah lebih cepat.
"Jangan diingat-ingat terus, nanti dia jadi teringat kau terus." nasehat Yong Hwa.
"Bukan diingat-ingat, tapi memang ingat. Payudaraku bengkak gini, isinya penuh pasti karena dia ingin menyusu." mendapat jawaban itu Yong Hwa diam.Tiba di hotel, Shin Hye langsung memompa payudaranya, membuang ASI-nya karena sakit. Ia jadi ingat saat melakukannya di klub dan Jong Suk mengetahuinya. Yong Hwa malah tidak mengetahui, sebab terdengar bertanya.
"Diapain?"
"Dibuang."
"Whe?"
"Sakit."Tbc...
Coba hanya berdua di kamar hotel, apa suami istri ini akan beradegan yadong...???

KAMU SEDANG MEMBACA
SESAL
RomansaWarning!!! 21+ Ketika penyesalan datang maka semua hal menjadi terlambat kita lakukan. Sakit hati terkadang mampu membuat orang hidup layaknya orang mati. Tidak memiliki asa dan hampa. Dan penyesalan terasa jauh sangat menyakitkan. Meski air mata da...