Yong Hwa tidak bicara lagi, ia duduk di sofa menonton TV. Tidak lama Shin Hye selesai membuang ASI-nya.
"Waktu setiap hari ke klub, setiap hari aku membuangnya di klub. Padahal Shin Bi lagi lapar di rumah." oceh Shin Hye membuat Yong Hwa menolehnya. "Aku sangat berdosa padanya." tambahnya.
"Jangan diingat-ingat lagi yang sudah terjadi. Yang penting sekarang tidak seperti itu." nasehat Yong Hwa.
"Pasti karena kau pun merasa bersalah."
"Amat sangat. Dan teramat menyesal. Juga... teramat malu olehmu." tukas Yong Hwa dengan suara pelan.Shin Hye yang sedang memasangkan krim pada wajahnya di depan cermin, meliriknya. Lalu segera menyelesaikan pekerjaannya.
"Kenapa malu olehku?" tanyanya penasaran seraya melangkah ke sofa.
"Amat sangat malu."
"Whe?"
"Malu karena aku mengingkari Shin Bi."
"Saat aku mengatakan, aku mengandung anakmu, apa sebetulnya yang kau rasakan? Kau sungguh tidak percaya atau karena marah lalu kau menolaknya?" selidik Shin Hye tajam.
"Aku sungguh tidak percaya, karena kita tidak pernah tidur bersama." tukas Yong Hwa.
"Lalu apa yang akhirnya membuatmu mau mengakuinya?" tatapan Shin Hye semakin tajam.
"Selintas aku mengingat kejadian saat aku mabuk itu."
"Dan kau merasa yakin dengan itu tanpa harus melakukan test DNA misalnya?" kejar Shin Hye seperti polisi menginterogasi penjahat.
"Kau begitu terluka, jika bukan aku ayahnya, kau tidak akan seterluka itu."
Shin Hye diam.
"Makanya aku sangat malu olehmu." tambah Yong Hwa."Jika Shin Bi tidak masuk RS, mungkin aku sudah menikah dengan Jong Suk sekarang." gumam Shin Hye. "Jong Suk sangat marah karena aku membatalkan rencana pernikahan itu. Aku berbuat gila seperti itu, karena kau menolak darah dagingmu sendiri. Aku bahkan ingin mati ketika itu."
"Jangan dilanjutkan, jebal!" pinta Yong Hwa seraya memejamkan matanya.
"Lalu siapa wanita itu? Yang membuatmu mabuk dan melakukan hal yang tidak seharusnya kau lakukan padaku?" tatap Shin Hye nanar.
"Aku berhak melakukannya padamu, karena kau istriku." tepis Yong Hwa tidak mau menjawab pertanyaan itu.
"Kala itu kau tidak sengaja melakukannya."
"Jika aku menceritakannya, apa kau akan kuat mendengarnya? Apa kau masih akan memaafkanku dan memberiku kesempatan?" Yong Hwa balas menatap.
Shin Hye terdiam sejenak, menimbang.
"Aniyo." jawabnya pelan.
"Tapi aku sudah membuangnya jauh dari dasar hatiku. Sekarang di dalam dadaku ini hanya kau dan Shin Bi. Tidak ada yang lainnya lagi." tandas Yong Hwa.
"Apa itu artinya, sekarang kau ingin bersungguh-sungguh membina kehidupan pernikahan bersamaku?"
"Nde. Aku tidak ingin bermain-main lagi, atau berpura-pura lagi. Aku mencintaimu."
Shin Hye menelan ludah.
"Aku sungguh-sungguh mencintaimu, aku tidak mau kehilanganmu. Aku ingin hidup bersamamu selamanya. Sampai salah satu dari kita tidak bernyawa lagi nanti." Yong Hwa menegaskan. "Maka jangan pernah pikirkan lagi tentang Jong Suk atau siapa pun. Mulai sekarang kita suami istri sungguhan, sebab kita sudah memiliki Shin Bi. Eoh?"
Shin Hye mengangguk.
"Gomowo. Dan terima kasih juga karena kau telah memberiku kesempatan, aku janji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kau berikan ini."
Shin Hye menatap mata Yong Hwa mencari kepastian.
"Mendekat padaku, peluk aku!" pintanya merentangkan kedua tangannya.Shin Hye melangkah mendekat, lalu tangannya melingkari tubuh Yong Hwa. Pria itu balas memeluknya erat. Tangannya mengusap kepala Shin Hye, menjatuhkan kecupan di mayang rambut yang berbau wangi itu.
"Gomowo, noum noum gomowoyo! Sudah memberi kesempatan dan kepercayaan padaku. Maafkan untuk semua yang telah kulakukan yang sangat melukaimu. Aku sungguh menyesal. Mianhamidha!" bisiknya.
"Maafkan juga aku! Aku tidak akan mengulangnya lagi." balas Shin Hye juga berbisik.
🌹Malam itu untuk pertama kalinya mereka berlaku sebagai suami istri di atas tempat tidur atas nama cinta. Untuk pertama kalinya Yong Hwa mencumbu istrinya dengan segenap rasa cinta yang dimilikinya untuk Shin Hye. Dan hatinya bahagia tak terkira.
Sejak ia kehilangan Dae Hee, ia selalu benci membayangkan hal ini saat melakukannya dengan Dae Hee. Hingga membuatnya tidak pernah lagi menginginkannya. Tapi Shin Hye membuat hasrat kelelakiannya kembali. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk membuat istrinya itu bahagia.Sebaliknya Shin Hye. Pertama kali Yong Hwa melakukannya terhadap dirinya, ketika suaminya itu tidak menyadarinya. Tentu saja Shin Hye terkesan dengan itu. Sebab baginya itu adalah pengalaman pertama. Namun lalu ia tahu bahwa itu sebuah kekeliruan, Shin Hye tidak pernah memikirkan untuk melakukannya lagi selain dengan suaminya sendiri. Meski hatinya sedang terluka dalam kala itu. Ia tetap mengharapkan Yong Hwa. Bahkan ketika hatinya yakin untuk menikah dengan Jong Suk, ia ragu akan bisa memberikannya kepada Jong Suk. Ya, karena pada akhirnya ia tetap memilih ayah dari putrinya. Jung Yong Hwa.
Shin Hye terbaring bermandi peluh dengan napas terengah. Tenaganya terkuras habis. Yong Hwa telah menunjukan keperkasaannya sebagai pejantan. Dan ia takluk dibuatnya, namun sangat bahagia. Sang pejantan itu lalu menarik pundaknya untuk membuat Shin Hye membaringkan kepala di dadanya. Lantas memeluknya. Shin Hye akhirnya melingkarkan tangan balas memeluk tubuh telanjang itu, memejamkan mata dalam dekapannya.
"Saranghe." bisik Yong Hwa.
Shin Hye tidak menjawab selain memeluk lebih erat dengan mata terpejam.
🌹Pagi itu Shin Hye dibangunkan oleh payudaranya yang kembali bengkak. Setiap bangun tidur itu saatnya Shin Bi mengisapnya. Ia bangkit, lalu dirabanya kedua belah payudaranya itu. Harus dibuang lagi supaya tidak sakit. Tapi ia malas melakukannya. Selalu teringat saat ia membuangnya di klub.
"Wheo? Bengkak lagi?" tanya Yong Hwa melihatnya hanya duduk di tepi pembaringan seraya meraba-raba dadanya.
"Aku ingin pulang saja, Yeobo. Aku tidak mau melanjutkan liburannya." rengek Shin Hye menahan tangis.
"Liburannya hanya sehari ini lagi kok. Nanti sore juga kita pulang."
"Aku ingin pulang pagi ini juga. Aku ingin memberikan ASI-ku untuk Shin Bi. Tidak mau membuangnya lagi." sekarang Shin Hye menangis.
"Hanya pagi ini saja kau membuangnya, nanti malam kau bisa memberikannya seperti biasa."
"Aniyo, Oppa. Aku sudah banyak membuangnya dulu, aku tidak mau melakukannya lagi sekarang. Anak kita sangat membutuhkannya."
"Shin Bi sudah bisa makan makanan berat sekarang, Sayang. Kau jangan terlalu khawatirkan dia. Nyusu sekarang baginya hanya untuk menyempurnakan asupan gizinya saja." Yong Hwa mencoba menenangkannya.
"Aku merindukan dia. Aku ingin segera pulang. Aku tidak akan bisa menikmati jalan-jalan kita nanti."
Yong Hwa akhirnya diam, hanya menatap Shin Hye yang terisak.Karena penerbangan siang untuk pulang sudah penuh, akhirnya mereka tetap mempergunakan tiket yang sudah dibeli Yong Hwa sebelumnya. Terpaksa Shin Hye mengikuti Yong Hwa untuk mengisi waktu. Tapi dengan wajah yang muram.
Kerinduannya kepada buah hatinya tidak bisa dibendung, terlebih kala melakukan panggilan video call, anak itu sedang menangis membuatnya tidak bisa pula dibujuk. Shin Hye menangis begitu merindukan Shin Bi.
"Kita bukan akan menunggu berhari-hari, hanya beberapa jam saja sampai waktu penerbangan tiba. Tapi untuk apa menunggu di airport kalau bisa berjalan-jalan dulu." gemas Yong Hwa memberi Shin Hye pengertian.
"Biar aku menunggu sendiri di airport, dan kau pergi jalan-jalan. Aku tidak bisa berjalan-jalan sambil terus memikirkan anakku."
"Aigo, Shin Hye-ya! Masih 5 jam sampai jadwal penerbangan tiba. Kau mau apa hanya duduk selama 5 jam di airport?"
"Oppa tidak tahu rasanya betapa menyesal aku karena dengan sengaja dulu meninggalkannya setiap malam? Sekarang aku tidak mau sekejap pun kehilangan moment bersamanya."
"Hanya menunggu 5 jam, Sayang. Mau duduk di airport atau jalan-jalan, pesawat berangkat tetap 5 jam lagi."
"Biar aku duduk di airport saja selama 5 jam, Oppa."
"Ah, Shin Hye! Aku nyerah deh."
"Kau tidak punya pengalaman seperti aku sengaja mengabaikannya, makanya kau tidak punya penyesalan seperti yang aku rasa."
"Aku bahkan pernah menolaknya, itu lebih parah dari mengabaikannya. Tapi penerbangan tetap 5 jam lagi, tidak akan mengobati rasa sesal itu." Yong Hwa gemas minta ampun.
Shin Hye diam akhirnya.Tbc...
Shinhye nunggu di airport atau ikut Yonghwa jalan-jalan kira-kira, readers...?
Aneh-aneh saja sih kelakuan orang menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SESAL
RomanceWarning!!! 21+ Ketika penyesalan datang maka semua hal menjadi terlambat kita lakukan. Sakit hati terkadang mampu membuat orang hidup layaknya orang mati. Tidak memiliki asa dan hampa. Dan penyesalan terasa jauh sangat menyakitkan. Meski air mata da...