Karena sudah dibantu makanan berat, Shin Bi tidak terlalu sering menyusu. Shin Hye lebih santai. Dan hingga detik itu pun suami istri itu masih menempati kamar masing-masing. Shin Hye mengantarkan Shin Bi ke kamar suaminya saat ia pulang kantor, lalu Yong Hwa akan mengembalikan buah hati mereka ke kamar Shin Hye bila sudah mengantuk dan minta nyusu. Tapi sore itu Shin Bi agak pilek menyebabkan Shin Hye tidak mengantarkannya karena Shin Bi tidak mau lepas dari pelukannya.
Trauma dari kejadian Shin Bi sakit, Shin Hye membawa bayinya itu ke kamar Yong Hwa hanya untuk memberitahukan kondisinya.
"Yong Hwa-ya, dia sakit. Sejak siang rewel terus, tidak mau makan. Hanya menyusu terus. Inginnya aku gendong-gendong begini." lapornya sangat khawatir.
"Sudah dikasih obat?" tanya Yong Hwa meraba kening Shin Bi.
"Aku tidak berani..."
"Beri obat penurun panas saja. Yu, Shin Bi mau Appa gendong?" Yong Hwa mengasongkan kedua tangannya, tapi anak itu menolaknya sambil rewel. "Ya sudah, kalau tidak mau. Appa ambil obat penurun panas ya!" Yong Hwa menuju kotak P3K di dekat lemari, mengambil obat penurun panas bayinya.Anak itu menolak waktu akan diberikan obat penurun panas, tapi Yong Hwa terus berusaha meminumkannya membuatnya menangis. Shin Hye lalu membawa ke kamarnya untuk ia kelon di tempat tidurnya. Yong Hwa menantapnya. Sampai kapan mereka akan terus seperti itu? Bukankah sekarang keduanya sudah berdamai? Tentu saja Yong Hwa ingin kehidupan rumah tangga mereka seperti rumah tangga normal pada umumnya, tapi ia tidak bisa apa-apa sebab sejak awal dirinya yang membuat segalanya menjadi begitu. Lidahnya kelu untuk meminta kepada Shin Hye, setelah dahulu menolak dengan angkuh untuk bersikap dan bertingkah laku sebagai layaknya suami istri.
Hingga malam turun Shin Hye tidak keluar dari kamarnya. Yong Hwa tak urung khawatir dengan kondisi buah hatinya, setelah makan malam ia mengetuk pintu kamar Shin Hye. Shin Bi tampak sedang dikelon di atas tempat tidur sambil tidak berhenti nyusu.
"Bagaimana demamnya sekarang? Apa masih?" tanya Yong Hwa menghampiri.
"Belum tahu, tapi dia jadi bisa tidur. Tapi tidak mau lepas, harus begini terus." Shin Hye memperlihatkan bayinya yang tidak melepaskan putingnya. Yong Hwa mengulum senyum seraya meletakan pantat di tepi tempat tidur, tangannya membelai kepala Shin Bi yang tidur sambil menyusu.
"Kau sudah makan?" tanya Yong Hwa lagi.
"Melihat dia seperti ini aku tidak lapar. Aku ingat saat dia sakit. Aku trauma."
"Jangan sampai melupakan makan, nanti malah turut sakit. ASI-mu juga habis kalau kau tidak makan." peringat Yong Hwa.
"Aku sudah minum susu kok." tukas Shin Hye.
"Aku nanti menginap disini, supaya kita bisa sama-sama menjaga dia. Apa boleh?" tatap Yong Hwa.
"Tidak untuk menjaga Shin Bi pun apa pernah aku bilang jangan?" Shin Hye balas bertanya.
"Aniya. Colthe."
"Ya sudah, jawabannya jelas bukan?"
"Nde. Sekarang aku bereskan dulu pekerjaan sedikit, lalu aku tidur disini." Yong Hwa berdiri lalu membungkuk mengecup rambut Shin Bi lantas berlalu dari kamar itu.Yong Hwa memilih tidur di sofa di kamar Shin Hye, membuat siempunya kamar merengut.
"Wheo?" tatap Yong Hwa melihatnya cemberut.
"Kau memang tidak berubah, masih jijik untuk tidur denganku." omelnya marah.
"Jijik? Tentu saja tidak." geleng Yong Hwa.
"Makanya kau lebih memilih tidur di sofa dari pada disampingku. Apa artinya jika bukan jijik?"
"Sama sekali bukan begitu, aku justru khawatir mengganggu. Ya sudah, aku tidur dengan kalian ya." Yong Hwa menaiki ranjang. Berbaring dengan kaku di samping Shin Bi.Lagi-lagi Shin Hye cemberut sebab Yong Hwa membekal peralatan tidurnya sendiri yaitu bantal dan selimut dari kamarnya.
"Kau juga jijik untuk berbagi selimut denganku." dumelnya lagi.
"Aigoo... Supaya urri Shin Bi tidak terganggu, Cagia." tukas Yong Hwa gemas.
Untuk masalah selimut ia tidak mengindahkan keluhan Shin Hye, sebab bayi mereka yang tergeletak di tengah-tengah, takut malah jadi tidak nyaman dengan selimut yang terbentang diantara mereka menutupi tubuh kecilnya. Tapi bibirnya menguakan senyum kecil menatap Shin Hye di samping kepalanya.Shin Hye lebih dulu terlelap dengan Shin Bi yang akhirnya lepas dari payudaranya. Kala diraba keningnya, demamnya sudah turun. Yong Hwa menghembuskan napas lega. Meski tidak sebesar Shin Hye, dirinya pun sama cemas. Waktu masuk RS, awalnya hanya demam ringan. Siapa nyana Shin Bi harus menjalani pembedahan besar. Kalau ingat itu Yong Hwa bergidig ngeri. Tidak mau terulang lagi.
Shin Hye semakin lelap terpejam disampingnya. Ia menatapnya dalam. Pasti karena lelah menggendong-gendong Shin Bi yang tidak mau lepas dari pelukannya nyaris seharian. Padahal sekarang anak mereka itu sudah semakin besar. Yong Hwa membelai keningnya pelan.
Orang tuanya telah memilihkan istri yang terbaik buatnya, namun ia telah menyia-nyiakannya. Lebih dari itu dirinya telah melukai hatinya.
"Mianheyo! Gomaptha, karena masih memberiku kesempatan..." bisik Yong Hwa.
🌹Bangun tidur itu Shin Bi kembali berceloteh, nampaknya demamnya sudah turun. Ia membangunkan ibunya dengan mencari payudaranya. Shin Hye membuka mata, dan ia kaget mendapati tangan kecil Shin Bi sedang menarik-narik bajunya.
"Sayang, kau sudah sembuh?" Shin Hye meraba kening buah hatinya. "Taengitha. Demammu sudah turun. Kau lapar? Baiklah... silakan minum!" ucap Shin Hye seraya membuka dadanya. Shin Bi segera mengisap puting payudara ibunya.Yong Hwa terbangun karena celoteh kedua orang itu. Sejenak ia bingung saat membuka mata, tapi lalu ia ingat jika semalam ia menginap di kamar Shin Hye.
"Selamat pagi." ucapnya melirik Shin Hye. "Selamat pagi, Sayang! Kau sudah sehat?" tanyanya mengusap rambut Shin Bi yang sedang menyusu.
"Sudah, Appa. Shin Bi sudah sembuh." Shin Hye yang menjawab.
"Taengitha. Appa sudah cemas. Apa Shin Bi Eomma tidur dengan nyenyak?"
"Nde. Aku tidur nyenyak sekali semalam." angguk Shin Hye. Padahal Shin Bi sedang demam, pasti karena Yong Hwa tidur bersamanya yang membuat tidurnya sangat nyenyak. Karena ia merasa tenang.
"Baguslah. Aku juga tidur sangat pulas. Shin Bi juga nampaknya sama."
"Mungkin karena kita tidur bersama." gumam Shin Hye.
"Nde, mungkin." angguk Yong Hwa. "Baiklah, sebentar lagi pagi. Aku harus segera bersiap." Yong Hwa turun dari tempat tidur.
"Apa nanti malam kita bisa tidur bersama lagi, Yong Hwa-ya?" tanya Shin Hye menghentikan langkah Yong Hwa.
"Ye." senyum Yong Hwa mengangguk.Siapa sangka permintaan Shin Hye untuk tidur bersama layaknya suami istri kepada Yong Hwa membuat mood lelaki itu membaik. Seharian itu dia begitu bahagia, senyumnya terkembang senantiasa di bibirnya. Hal ini membuat Tn Jung terheran-heran.
"Apa yang terjadi di rumah, kau berseri-seri seharian ini?" tanyanya.
"Aniya, Abeoji. Aku hanya merasa bahagia saja." elaknya.
"Bahagia karena apa? Tidak biasa secerah ini wajahmu." Tn Jung pun memaksa.
"Genyang..." Yong Hwa agak ragu untuk berterus terang. "Kami berbaikan, Abeoji. Aku dengan Shin Hye. Sekarang kami seperti suami istri sungguhan." senyumnya tersipu.
"Taengitha. Abeoji senang mendengarnya, Yong Hwa-ya. Sepantasnya kau bawa istrimu berlibur, anggaplah bulan madu yang tidak pernah kalian lakukan. Pergi kalian berdua."
"Tidak bisa kalau hanya kami berdua, Abeoji. Shin Bi masih nyusu pada ibunya."
"Ya sudah, pergi ber-3 dengan anak kalian."
"Mungkin nanti, akan aku bicarakan dulu dengan Shin Hye."
"Pikirkan usul Abeoji untuk pergi berlibur dengan istrimu,"
"Nde, Abeoji.Shin Hye pun begitu juga di rumah. Ia menjadi sangat rajin, bahkan memasak sendiri untuk makan siang Yong Hwa. Hal yang tidak pernah ia lakukan sejak Yong Hwa menolak bayinya. Karuan hal ini membuat Yun Mi teramat heran. Bahkan Shin Hye tahu seperti apa memasak makanan untuk suaminya. Diantaranya, jika menumis sayuran jangan terlalu matang. Yong Hwa juga tidak suka pedas, dan jangan banyak minyak.
"Apa Nyonya suka memasak untuk Tuan sebelumnya, Ajhumma?" tanya Yun Mi kepada Min Ajhumma.
"Ye, wheo?"
"Memasakan untuk Tuan muda Yong?"
"Iya. Kenapa?"
"Nyonya sangat tahu cara memasak untuk Tuan."
"Asal kau tahu, Cha Yun Mi. Yang membuat Agashi memusuhi Tuan Muda, karena Tuan Muda Yong yang mulai menjahati Agashi. Dia membalas perlakukan suaminya, kau tidak tahu tentang itu."Tbc...
Perkenalkan Jung Shin Bi, yeorubun!
Aegi-nya Mas Yong n Mbak Shin
Mirip kan...? #maksa 😜Itu foto exsclusive lho, krn yongshin hanya mengijinkan Author saja unt mengambil gambarnya... yg lainnya tdk, t'utama media. Silakan dinikmati Shin Bi-nya!
Dan ngayal'y Author he..😂

KAMU SEDANG MEMBACA
SESAL
RomansaWarning!!! 21+ Ketika penyesalan datang maka semua hal menjadi terlambat kita lakukan. Sakit hati terkadang mampu membuat orang hidup layaknya orang mati. Tidak memiliki asa dan hampa. Dan penyesalan terasa jauh sangat menyakitkan. Meski air mata da...