"Gila! Tugas makin makin aja banyaknya padahal mau uas bentar lagi. Capek gue, pengen lulus aja dah kalo gini."
Rose menjatuhkan kepalanya beralas kedua tangan di atas meja kantin. Jam istirahat seperti biasa bersama ketiga gengnya. June menopang sikunya dengan sengaja ke atas kepala Rose sambil mengangguk menyetujui ucapan gadis itu sebelumnya.
"Berat anying!" gerutu Rose tapi diabaikan oleh June.
"Lulus juga ntar musti kuliah. Sama capeknya. Abis itu kerja. Yaa gitulah hidup." balas Jennie realistis.
"Hidup itu soal pilihan. Dan pilihan manapun ada enak sama gak enaknya. Yang jelas harus dijalani semua."
Berpasang mata langsung menghujani Bobby akibat ucapannya beberapa waktu yang lalu. Ditatap begitu dengan sobat-sobatnya bikin Bobby ngerasa aneh.
"Apa?" tanyanya heran.
"Lo salah makan? Barusan dapat kata kata sebijak itu dari mana? Googling?" cerocos June.
Bobby cuma ngangkat bahu gak peduli.
"Btw Jisoo mana dah? Dia masuk kan?" tanya Rose mengingat satu sahabat konyolnya tak hadir saat ini.
Jennie menggeleng, "Gak tau gue. Tadi katanya lagi mager ke kantin. Mood dia buruk banget. PMS kali yak?"
JunRos cuma ber-ooh ria sementara Bobby tampak menghela napas kasar.
"Bob, lo ada masalah sama Jisoo?" tanya Rose tiba-tiba.
"Hah? Enggak. Kenapa?"
"Ya kayaknya lo agak aneh juga sekarang gue liat. Kayak ada sesuatu gitu antara kalian berdua."
June menjentikkan jarinya teringat sesuatu, "Kalian kan kemaren abis shopping berdua tuh. Jangan jangan lo ketauan sama kak Irene yah pas lagi jalan?"
"Sok tau lo." Bobby menyedot es teh nya hingga tandas.
Jennie mengerutkan kening, "bentar bentar. Lo jalan bedua sama Jisoo? Ngapain?"
"Kak Jinan baru dateng kemaren tuh trus Jisoo mau nyari baju buat dia eh gak ada yang nemenin soalnya lo lagi BT dan gue sama June ada urusan ya udah Bobby yang nemenin dia akhirnya." jelas Rose.
"Trus lo beneran ketemu sama kak Irene kemaren dan kalian berantem karena salah paham?" simpul Jennie yang langsung mendapat toyoran kasar dari Bobby.
"Gausah bikin drama sendiri, Nyet. Dah ah gue balik ke kelas aja. Tiba-tiba ngantuk."
Bobby berdiri dari kursinya lalu memasukkan satu tangan ke saku celana abu-abunya. Namun langkah Bobby terhenti begitu sosok orang yang ingin dihindarinya saat ini justru tepat berada di depannya sekarang.
"By, kita perlu bicara."
"Gue ngantuk, Ren. Lain kali aja."
Dan pembicaraan mereka selesai dengan langkah Bobby yang menjauh dari tempat itu. Irene menghela napas putus asa membuat ketiga juniornya merasa aneh.
"Kak sebenarnya ada masalah apa sih? Kayaknya cukup rumit--" Omongan Rose langsung terhenti dengan sikutan dari Jennie.
"Hm.. Kalo terlalu sulit gak perlu di ceritain kok kak, kita ngerti." potong Jennie. Sementara June fokus mengemil batagornya sendiri.
Irene tersenyum sayu, "Gak apa-apa kok. Aku yang salah. Wajar aja Bobby marah sama aku. Btw temen kalian yang satu lagi mana ya?"
"Jisoo? Oh dia--"
"Kenapa nyari Jisoo?" kali ini omongan Rose dipotong lagi, sama June.
Jennie mendelik dengar kata-kata June yang terkesan ketus. Kadang June emang suka gak sopan sama senior.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Partner in Lies
FanfictionTrauma masa lalu membuat Jennie memilih untuk merahasiakan pertemanannya dengan Hanbin di sekolah. Jennie pikir ia bisa melewati keadaan ini sampai mereka lulus. Namun, kembalinya Hayi justru serta merta menghancurkan dinding pertahanannya. Apa yan...