12. It's Over

3.6K 423 71
                                    

"Bin lo beneran mau ikutan masuk? Ini butik isinya cewek semua. Serius lo? Tunggu di luar aja."

"Berisik. Udah buruan ambil bajunya trus balik."

Jennie berdecih kecil. Dari pagi sikap Hanbin udah seperti pengawal dia aja. Sampai-sampai Jisoo, Rose, Bobby dan June melipir ngeliat aura membunuh Hanbin di sekitar Jennie. Semacam pandangan -jangan ada yang deketin Jennie gue- yang dipancarkannya ke seluruh warga SMA mereka. Bikin Jennie risih sendiri.

"Nyesel gue ngomong ke lo!" kata Jennie kesal dan Hanbin cuma ngangkat bahu gak peduli.

"Buru" tekan Hanbin lagi.

"Permisi--"

"Hm," Jennie mengalihkan pandangannya perlahan mendengar balasan Yerin, "Oh, nyali lo gede juga bisa kesini lagi."

"Gak usah bacot lo, kasihin aja baju nyokapnya." sela Hanbin.

"Hm, pantesan berani. Ada pawangnya toh."

Hanbin memajukan tubuhnya. Menatap Yerin tajam.

"Dulu gue emang gak bisa ngapa-ngapain lo, tapi sekarang," Hanbin tersenyum miring, "lo mesti hati-hati, Yer."

Yerin mundur perlahan sambil menyapu poninya sekilas. Mencoba terlihat baik-baik saja atas gertakan Hanbin.

"Kasar banget sih padahal gue selalu baik sama lo dari dulu."

"Gak perlu bawa masa lalu. Lo tau kan hubungan kita gak sebaik itu dulu."

Jennie mengamit lengan Hanbin. Menghentikan gerakan berbahaya yang mungkin akan dilakukan cowok itu. Hanbin jelas masih emosi dengan Yerin. Karena kejadian itu adalah mimpi buruknya. Saat itu ia merasa seperti pengecut dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Jennie.

"Ya ya okey. Kita lupain masa lalu." Yerin menyerahkan sebuah bungkusan ke Jennie sambil tersenyum mengejek, "Lagian lo gak berubah sih, tetap gak bakal bisa nyamain level gue. Pecundang--"

Grep!

Yerin membelalakkan matanya lalu melirik kerahnya yang sedang dicengkram itu.

"Gila ya lo?!"

"Lo harusnya gak mancing gue. Selama ini gue cuma gak mau berurusan sama sampah kayak lo makanya gue diem. Tapi, lo makin menjadi aja kayaknya. Tinggal di luar negeri ternyata bikin lo lebih gak berpendidikan ya?"

Yerin memicingkan matanya mendengar ucapan dingin Jennie. Gadis itu cukup bergetar setelah Jennie melepas cengkramannya. Yerin terbatuk perlahan.

"Gue balik. Bilangin tante Dara, makasih bajunya." kata Jennie sambil mengambil bungkusan itu dan melangkah keluar sementara Hanbin mengikutinya di belakang setelah sebelumnya mengedipkan mata mengejek Yerin sekilas.

Sampai diluar Jennie langsung megang bahu Hanbin. Lututnya mendadak lemas.

"Jen?"

"Bin, gue keliatan alay gak tadi? apa norak? aduh gila gue mikirin apa sih bisa kayak gitu!" rutuk Jennie.

Hanbin ketawa lalu mengacak rambut Jennie gemas, "Lo keren banget. Gue bangga."

Jennie jongkok buat ngisi energi sekaligus dia ngecekin bungkusan Yerin tadi. Kan gak lucu kalo ternyata dia salah bawa baju dan harus balik ke dalam lagi setelah kejadian tadi.

"Eh?" respon Jennie.

"Kenapa? Bukan itu bajunya?" tanya Hanbin.

"Enggak. Ini bener sih tapi kok ada dua trus ini kan bukan pesenan mamah gu--"

[✔️] Partner in Lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang