Cuaca benar-benar sedang pancaroba. Siang panas lalu sore sudah tiba-tiba hujan. Sudah bisa dipastikan banyak orang yang lupa membawa payung saat ini. Keadaan yang seramai itu di pekarangan sekolahnya membuat Hanbin menyumbatkan earphone di sepasang kupingnya.
Menunggu hujan reda sambil mendengarkan alunan lagu dari ponsel pintarnya. Simple things can make you feel better if you enjoy it.
"Hanbin ya? Anggota klub musik Jaeguk High School 'kan?"
Hanbin menoleh pelan, "Iya... mau minta tanda tangan? Sorry lagi mager. Pan kapan aja ya."
Gadis itu cengo'.
"Oh, terus, gue bukan Cuma anggota, gue leadernya. He he he." revisi Hanbin sambil cengengesan. Gadis itu ikut tertawa garing melihat Hanbin.
"Hahaha by the way aku Hayi. Lama gak ketemu ya, Hanbin."
"Hahahaha iyaya Hayi-EH?!" Hanbin langsung melepas earphone-nya sambil melotot kaget, "K-kok kamu disini?"
+-+-+
Jennie membelalakkan mata melihat tiga piring lontong yang sudah habis--licin dan tak bersisa--dari bangku di sampingnya. Si pelaku melempar senyum tiga jari sementara tangannya kini mulai mencomot satu bakwan dengan santai.
"Definisi lintah sebenernya itu ya lo ini sih, Bob." desis Jennie.
"Kan lo kalah taruhan." balas Bobby lalu kembali menggigit bakwan yang lain. Jennie mengelus dada pasrah.
Taruhan unfaedah yang dicanangkannya hanya sebagai guyonan untuk Bobby justru berakhir dengan kemenangan tak terduga. Jennie baru bisa percaya bahwa plot twist itu memang ada di dunia nyata.
"Lo pake susuk apa gimana Bob sampai kak Irene bisa khilaf gitu," sahut Jisoo turut sangsi.
"Sorry gue nggak main yang gituan. Kalau soal cinta gue selalu serius."
"Gaya lu dah bekicot tanah."
Bobby melengos cuek dan mulai menarik sepiring gorengan yang baru diantar ke meja mereka. Hal ini membuat Jennie dengan sigap menahan tangan Bobby. Menghentikan perbuatan Bobby yang ingin membolongi kantongnya lebih dalam.
"Eits apa-apaan ini saudari Jennie Pratiwi?" kata Bobby menunjuk tangan Jennie yang mencengkram lengannya.
"Ya lo liat dong itu semua udah berapa. Kenapa enggak sekalian aja lo bikin gue jadi gelandangan"
"Cih, lemah lo. Lagaknya kemaren bakal neraktir apapun yang ada di kantin." sewot Bobby kesal sebagai bentuk pelampiasan dengan seenak jidatnya dia mengambil teh es yang baru saja tiba di meja mereka lalu meminumnya hingga tandas.
"Woi tonggos! Minuman gue lo embat juga!" cecar Jisoo sembari menoyor kepala Bobby tak terima.
"Masuk bill gue ini, sensi amat sih Jin BTS." kata Bobby yang kemudian segera disambut pelototan tajam dari Jisoo. Kalau ada yang bilang dia mirip sama Jin BTS perlu dicatat,
"DIA YANG NGIKUT MUKA GUE BUKAN GUE!"
"Sans aja mbak," balas Bobby kalem yang sedetik kemudian langsung dihadiahi bogeman halilintar di kepalanya. Jisoo galak banget kalau sama Bobby mah.
Jennie mengabaikan pergulatan kedua temannya itu lalu melirik dompet hello kity nya dengan sendu. Tangan Jennie rasanya gemetar tak kuasa ketika menarik selembar uang berwarna biru dari dompetnya.
"Makasih yah Jen. Emang cihuy banget punya sahabat kek lo. Rajin-rajin dong buat taruhan sama gue," cerocos Bobby lalu menyampirkan tangannya di pundak Jennie yang sejurus kemudian langsung dibasmi gadis itu takut pundaknya terkena rabies Bobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Partner in Lies
FanficTrauma masa lalu membuat Jennie memilih untuk merahasiakan pertemanannya dengan Hanbin di sekolah. Jennie pikir ia bisa melewati keadaan ini sampai mereka lulus. Namun, kembalinya Hayi justru serta merta menghancurkan dinding pertahanannya. Apa yan...