Chapter 14

1.6K 113 12
                                    

MAAF BARU UPDATE! DAN MAAF JIKA TIDAK MEMUASKAN, KARENA AKU TIDAK BISA MEMUASKAN KALIAN..*GAK TAU NGOMONG APA*

SELAMAT MENIKMATI!

****

Stefan

Karena gue terlalu sombong dan mengatakan bahwa sambal yang diberikan Clara tidak terlalu pedas, akhirnya sampai di rumah gue mondar-mandir ke toilet, ketika melihat toilet, gue melihat cahaya yang mengelilinginya. Sampai-sampai nenek memegang yang di pakai cheerleader buat dukung basket itu loh, dan bajunya sekalian. Dia berteriak ‘cemungudh Efan!’ berulang-ulang, dan itu membuat perut gue tambah mules.

Di kamar gue hanya membaringkan badan sambil memegang perut gue yang tidak sixpack ini, hanya saja perut gue eightpack, itu gak benar, gue cuman bercanda. Gue mengingat rumah Clara yang sepi, sama macam rumah gue, tapi bedanya ada nenek yang membuat rumah ini heboh. Tapi satu hal yang gak bisa gue lupakan itu kamar Clara yang brantakkan banget, jika gue foto dan bagi-bagi ke sekolah mungkin mereka pada geleng-geleng.

Tapi kayaknya gue semakin dekat ya sama Clara? Ah itu cuman perasaan gue doang sih, itu juga gara-gara Reido yang sering sama Clara. Gue membuka akun fb dan mencari nama Clara, gue bukan ngestalk atau apa, gue cuman penasaran sama dia. Dan beberapa detik kemudian, keluar akun fb yang bernama ‘Clara Floarea’, dia gak pakai foto aslinya, kayaknya foto orang lain. Gue mencoba melihat statusnya, dia jarang buat status, gue scroll down kebawa, dan dia sering update status galau, mungkin waktu itu dia dalam masa-masa alaynya.

Mata gue tertuju dengan sebuah status, tapi bukan statusnya tapi komentarnya, Clara dan seorang cowok saling komentar-komentar, mereka sepertinya ada nama panggilan, seperti yang dituliskan, cowok itu menuliskan ‘gak ada kok, flower’, dan Clara juga menuliskan ‘apa sih, gaje banget kamu, jeyek!”, INI MENJIJIKKAN! Gue gak tau kalau Clara bisa bersikap lembut seperti itu, apa jangan-jangan fbnya di bajak?!

Gue merasa agak kesal melihat koment seperti itu, apa karena itu menjijikkan makanya gue jadi kesal? Mungkin karena itu, iya karena itu! Memikirkan itu membuat gue lelah, lebih baik gue tidur dan mimpi indah.

●●●

Gue keluar dari kamar, dan melihat kak Fanny dan nenek yang sudah rapi berpakaian.”OH MY BROTHER! LO KENAPA KAYAK ANAK BUANGAN?! CEPAT GANTI BAJU DAN RAPIIN RAMBUT LO!”

Gue bingung.”Kenapa?”

“Kita mau jalan-jalan!”

“Sama?”

“Bertiga dong, mama sama papa kan ke luar kota”

Ya gue udah tau itu. Gue segera masuk kamar dan ganti pakaian, tidak lupa cuci muka untuk menghilangkan muka bangun tidur ala Stefan dan menggosok gigi, kalau gak gosok gigi, bisa-bisa gue di omelin sama nenek. Ketika semuanya sudah selesai, gue keluar dan menuju kak Fanny dan nenek yang sedang asik ngerumpi.”Jadi gak?”

Kak Fanny mengangguk dan melemparkan gue kunci mobil.”Lo yang bawa. Dan lo itu gak pantas di bilang laki-laki, kenapa? Karena lo membuat seorang wanita menunggu!”

Nenek ikut-ikuttan setuju dengan perkataan kak Fanny, gue merasa di tindas oleh 2 cewek ini.”Yayaya, terserah. Buruan ni lapar”

Gue duluan ke mobil, nenek juga ikuttan dan yang kerjanya nutuppin pintu sama bukain pagar terus tutup pagar kak Fanny, untung gue yang ngendarai. Ketika semuanya sudah di mobil, yang aktif bicara 2 perempuan yang ada di dalam mobil ini, siapa lagi kalau bukan kak Fanny dan nenek, mereka membahas tentang cinta, politik, lagu-lagu, boyband yang membernya paling ganteng, gue cuman diam karena gak ngerti apapun.

Single? WolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang