ASSALAMUALAIKUM WR WB.
MAKASIH YANG UDAH NUNGGU CERITA DAN THANKS BANGET DENGAN 13K PEMBACA DAN 900 VOTE, KALIAN LUAR BIASA. TERUS MAAF SEKALI KARENA GUE TELAT UPDATE, SOALNYA GUE SEKARANG SMA, OEMJI SMA, KEHIDUPAN SMA, MASA MASA YANG INDAH KATANYA.DAN GUE DISIBUKKAN DENGAN TUGAS TUGAS, OH NO!
SILAKAN DI NIKMATI..
****
Stefan
Gue berjalan di koridor, entah kenapa ada perasaan aneh dan gelisah atau berbagai macam perasaan yang gue rasa ketika menginjakkan kaki ke sekolah. Dan gue merasa sedang ditatap oleh semua orang, bukan ini bukan tatapan kagum atau sebagainya, tapi seperti tatapan menyelidik.
Apa yang salah dengan gue? Rambut gue yang acak-acakkan? Baju? Atau bau badan gue?!
Tidak, tidak, gue keren. Gue gak mungkin jelek, gue keren. Mungkin mereka menatap menyelidik ke arah gue karena mereka berpikir betapa kerennya gue hari ini. Ya itu yang mereka pikirkan! Jadi Stefan, lo gak usah mikirin yang nggak-nggak, tenang lo itu keren.
Karena gue udah percaya diri lagi, gue berjalan gagah di koridor, tetapi kenapa mereka masih natap gue?! Oh gue jadi gak pede lagi, ada yang bisik-bisik dan sebagainya, ada apa ini? Apa gue ketinggalan berita? Seharusnya di sekolah ini ada majalah tentang berita-berita yang lagi booming di sekolah.
Sampai di kelas, semua teman-teman seperjuangan gue juga menatap gue, oh tuhan, apa yang salah dengan gue hari ini? Apa gue melakukan sesuatu yang buruk? Jika iya, tunjukkan.
Gue duduk dengan putus asa, Reido tidak menyapa dengan curhattan gajenya hari ini, ya Allah gue salah apa?!
"Do, kenapa semua orang liattin gue?"
Reido menoleh dan mendengus. Kenapa hari ini dia terlihat dewasa?! Lupakan soal itu, gue harus tau sesuatu.
"LO GAK TAU FAN?! ADA YANG BILANG LO ITU SUKA TANTE TANTE DAN NENEK NENEK, GAK SELAKU APA LO SAMPAI NGEBET NENEK?!" teriaknya dan gue berpikir ulang bahwa Reido tidak dewasa lagi.
Nenek? Tante? Maksudnya apa ini? Jangan bilang...Clara yang ngelakuin ini?!
Tenang, Stefan. Lo harus tenang, wibawa.
"Siapa yang bilang?" tanya gue dengan suara rendah.
Gue melihat Reido yang tidak mau memberitahu pelaku yang mencemarkan nama baik seorang Stefan.
"Reido, lo sebagai sobat seperjuangan gue, harusnya memberitahu, ini mencoreng nama gue!"
Dia tetap diam seribu bahasa, akhirnya mau gak mau gue menginjak kakinya sekuat mungkin dan dia menjerit kesakittan.
"Kampret, gue bakal kasih tau kok," ujarnya sambil mengelus kakinya dengan sayang."Clara yang mulai duluan"
Kan si anak kecil yang sok tau ini pengen gue cincang dan gue makan.
"Gimana ceritanya?"
"Jadi gini, Fan. Clara cerita ke anak clubnya, yah anak clubnya cerita ke murid lain, dan akhirnya satu sekolah tau," Reido terdiam."Tapi kayaknya sih, gue gak tau pasti, cuman pemikiran gue doang, soalnya cuman dia pernah bilang kalau lo dekat sama nenek-nenek"
Jadi belum pasti? Lah kenapa dia nuduh sepupunya sendiri, sepupu apaan ini. Lebih baik gue ke kelas Clara dan minta penjelasan.
***
Dengan langkah cepat gue pergi ke kelas Clara, anak kecil itu mukanya saja polos tapi sifatnya benar-benar setan. Bagaimana dia bisa mengumbar sesuatu yang tidak benar? Dan gosipnya bagi gue mendingan deh, daripada gue digosipkan dekat sama om-om atau kakek-kakek. COWOK APAAN GUE?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Single? Woles
Teen Fiction"Gue putus," ujar Rani teman Clara sambil nangis bombay. "Terus kenapa? Lo nangis karena masih sayang atau sedih?" tanya Clara gak peduli "Gue takut jomblo." "HAAAHHH?!" Clara Floarea, cewek yang selalu ceria, tapi gak suka kebisingan. Tapi ketika...