Chapter 17

557 38 9
                                    


Clara

Gue dan Mona berjalan menuju ruang klub dengan langkah gontai karena malas dan lelah. Berapa kali nilai gue rendah dan berapa kali gue pasrah akan kenyataan, kenyataan yang pahit di kehidupan. Lo semua harusnya tau, sesesuatu yang tidak disukai oleh murid seperti gue adalah malas untuk ulangan kembali, maksudnya remedial.

Sampai di klub, gue mendengar ada suara berat dua orang cowok yang gue kenal. Suara bang cucian dan Reido, bisa ga dua orang ini jauh dari gue ya? Gue tau mereka fans setia gue tapi ga gini-gini amat, selalu muncul di kehidupan gue.

"Gue mau masuk klub ini."

Langsung aja gue banting pintunya."GUE GAK SETUJU!"

Aduh pintu malang nian nasib lo. Udah balik ke topik, gue melihat Stefan sama Reido tersenyum kearah gue. Eh cuman Reido aja yang tersenyum. Bang Cucian cuman mandang gue tajam.

Dan bang David melihat gue dengan tatapan aneh, begitu juga anggota lainnya. Stefan aka Bang Cucian maju beberapa langkah mendekati gue, dia menarik nafas dan menghela,"Jelaskan alasan lo ga setuju gue sama abang sepupu lo masuk ekskul ini?"

Gue diam, gue ga bisa jawab, otak gue capek berpikir karna terlalu lelah menghadapi ulangan kembali, tapi gue yakin pasti ada apa-apanya kenapa dua orang cowok ini masuk ke ekskul siaran. Gue yakin pasti ada apa-apanya,"Ga tau. Tapi gue yakin, pasti ada apa-apanya."

"Ya keyakinan lo itu ada alasan ga?" tanya bang Cucian menyudutkan gue.

Gue menggeleng lemah, gue bisa melihat muka bengis dari bang Cucian yang penuh kemenangan,"See? Dia ga ada alasan, jadi gue sama Reido udah sah nih kan jadi anggota?"

Mona melirik gue dan menepuk bahu gue,"Sabar ya, lo kalah debat."

Sial. Lo ga membantu sama sekali, Mon!

Bang David memberi menyuruh mereka mengisi kertas formulir yang tadi sempat berhenti karna gue, gue duduk disalah satu kursi dengan muka yang bisa dibilang cemberut. Kak Nika menghampiri gue sambil membawa beberapa cemilan,"Mau?"

Gue mengangguk, gue menatap kak Nika berharap kak Nika bisa mengerti perasaan gadis polos seperti gue, kenapa harus Reido dan si setan Lucian itu yang masuk ke ekskul yang orangnya emang tinggal dikit!

"Mereka ada niat baik kok," jawab kak Nika dengan senyuman yang meneduhkan hati.

Ya Allah, ada ya wanita yang hatinya lembut seperti kak Nika.

"Mungkin kelihatannya aja baik," ujar gue pelan.

"Udah jangan pikiran negatif mulu sama mereka, lihat aja nanti," ujar kak Nika dan pergi meninggalkan gue yang sibuk berkelana dengan pikiran gue.

Tiba-tiba kak David menyuruh semua anggota berkumpul karna ada hal yang akan didiskusikan dan tentu saja penyambutan anggota baru yang sangat menyebalkan."Selamat siang semuanya, hari ini kita kedatangan anggota baru yang sangat terkenal seantero sekolah. Mungkin pastinya ada hal aneh kenapa mereka bisa masuk ke ekskul kita yang sangat-sangat sepi peminat, betul tidak?"

Mona yang kelihatan kesal daritadi akhirnya mengangkat tangannya,"Bentar, gue potong. Lo sok formal!"

"Bisa ga dek, hargai abangmu yang sayang sama kamu gitu," ujar bang David lebay,"Yaudah, dengan kedatangan mereka mari kita tepuk tangan. Nah selanjutnya, besok gue bakal ngetest nih bocah-bocah pantas ga mereka di ekskul kita atau nggak."

Gue tersenyum lebar,"Gak pantas."

Bang Cucian melirik gue tajam untuk beberapa kali. Sedangkan Reido? Gue ga ngerti sama isi kepalanya.

Single? WolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang