Bagian 12

65 8 0
                                    

"Kau lucu Ni...kau imut,kau juga asyik.Semenjak aku jarang bertemu Harry, kurasa aku mulai mempercayaimu" jawabnya.Aku memeluknya sambil mengucapkan terimakasih.Dia tersenyum ramah ke arahku.

***Reyla***

Aku senang bisa bersama Niall terus. Sejak aku tidak bertemu Harry semalam suntuk,kini aku mulai mempercayai Niall.

Ayam berkokok di pagi hari.Jam sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi sekarang.Niall memanggilku untuk sarapan di bawah.Aku menuruni anak tangga dengan berlari kecil.Kujumpai Zayn,Perry,Louis,Niall dan Liam yang sedang duduk di meja makan.Sedangkan Ele menyiapkan sarapannya.Tapi di mana Harry ? Apa dia tidak ikut sarapan.

Aku melihat Zayn yang melambaikan tangannya ke arahku.Aku pun berlari menghampirinya.Dia menyiapkan kursi untukku duduk di sampingnya dan Perry.

"Morning sweet!" ucap Perry menyapaku hangat."Morning mama!"jawabku sembari memberikan senyuman manisku."Apa kau lapar ?"tanya Ele sambil meletakkan nasi dan lauknya di meja makan."Tentu,mom !"jawabku.Ele tersenyum sambil menatapku.Aku membalas senyuman hangatnya.

"Di mana Harry ?" tanyaku pada mereka semua.Sontak mereka langsung menghentikan kegiatan mereka sembari menatapku.Apa aku salah bicara ?
Kulihat Louis yang pertama kali mengalihkan pandangannya dariku.

"Di-dia....ada di kamar.Mungkin sebentar lagi dia turun!" ucap Liam.Aku merasa tidak yakin dengan ucapan Liam.Kulihat dia sendiri juga tidak yakin dengan ucapannya."Ooh..."ucapku sambil menaruh kepalaku di meja makan.

Setelah selesai sarapan,aku mengajak Niall bermain di kamarku.Dia mengangguk setuju.Akupun menggandeng tangan Niall sambil berlari menuju kamarku.Kami bermain ular tangga bersama.

"Satu,dua,tiga....aaahh kenapa ada ular sih !" gerutu Niall kesal."Hahaha...kau harus turun Ni....Turuuuuuun !!"ejekku sambil tertawa,tawa kemenangan."Aahh...bisa kalah aku.Ini sudah tentu kau yang menang.Lihat saja,kurang empat langkah lagi dan kau akan finish"ucapnya.Aku hanya terkikik geli melihatnya ngambek seperti itu.

"Tidak apa-apa. Ini kan cuma permainan !" ucapku."Iya iya aku tahu"ucapnya dengan nada kesal sembari menarik nafasnya dalam-dalam,lalu mengeluarkannya secara perlahan.

"Sekarang giliranmu,ini dice-mu!" ucapnya sambil menyodorkan sebuah dice padaku.Aku pun menerimanya dengan senang hati.Ku lempar dice itu,kuharap angka empat akan muncul sebagai angka keberuntunganku.Dan ya....angka enamlah yang muncul.Nggak apa-apa,yang penting aku nggak kena patukan ular."Satu,dua,tiga,empat,lima,enam.....kurang dua lagi dan aku akan menang !!!"ucapku bersorak ria.

"Beruntung sekali kau mendapat angka enam,cepat ! Kau lempar lagi !" ucap Niall meremehkanku.Kuharap lemparan kali ini aku mendapatkan angka dua,semoga saja.

"Dua,dua,dua,dua...ayo dua.Tunjukkan dirimu!" gumamku.Kulihat Niall yang tertawa melihat kelakuanku.Tapi biarkan sajalah,yang penting aku harus bisa mengalahkannya.

"Yessssss.....dua ! Dua,dua,dua,dua....wooow!" ucapku sungguh senang.Angka keberuntunganku akhirnya muncul juga.

"Satu,dua....yeeeey...Reyla Fatha Vaerly lebih unggul dari Niall Horan !" ucapku penuh kegembiraan.Aku senang bisa mengalahkan Niall.Kulihat Niall yang tampak kesal.Aku mencoba mengembalikan keceriannya yang sirna.

"Sudahlah Ni ! Mungkin ini bukan keberuntunganmu,lain kali kau juga akan mengalahkanku kok.Kau tunggu saja waktu itu.Tapi jangan senang dulu, aku akan berusaha selalu menang darimu !" ucapku dengan nada menantang.Niall menatapku lalu mengelitikiku.Aku paling benci dikelitiki karena itu membuatku tertawa sampai perutku nyeri.Aku hanya bisa pasrah sekarang

***Harry***

Setelah aku pergi dari wartawan yang bernama Perry,aku pun berjalan menuju kamarku.Saat aku sedang menaiki tangga,kulihat Niall dan Rey yang hendak turun dari kamarnya.Rey memanggilku,tapi aku hanya mengacak-acak rambutnya sembari memberikan senyum simpul padanya.Tak kusangka air mataku turut menghiasi pikiku.Aku langsung pergi ke kamarku tanpa menghiraukam Rey dan Niall serta semua yang memanggilku. Kubaringkan tubuhku di ranjang empukku sembari menatap langit-langit rumahku.Hanya ada plafon putih dan sedikit sarang laba-laba yang kulihat.Selebihnya aku tidak terlalu memperhatikannya.

Adopted [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang