Bagian 28

43 3 0
                                    

***Harry***

Setelah Martin pulang,akupun masuk dan menuju kamar Rey. Aku hanya ingin tahu apa date hari ini berjalan baik.Takutnya dia nggak suka date hari ini.Karena jika Rey tidak senang dengan sesuatu,dia pasti akan jadi pendiam.Tapi ketika aku membujuknya untuk menceritakannya padaku,dia paling senang.Karena menurutnya,aku paling mudah menjadi ayah yang pengertian.

Tok tok tok...

"Rey,apa aku boleh masuk ?"

"Harry ! Kau kah itu ?"

"Iya love.Apa aku boleh----"

"Masuklah.Aku ingin bicara padamu soal date tadi !"balasnya.Aku pun membuka pintunya dan kujumpai Rey yang tengah berbaring di ranjangnya,sembari memeluk boneka kesayangannya.Aku pun menghampirinya dan duduk tepat di sebelahnya.

"Ada apa ? Apa kau tidak senang ngedate bersama Martin ?"

"Huuh...bagaimana ya.Bukannya aku nggak senang,tapi masalahnya....."

"Apa ?"

"Aku tidak suka dengan Martin,kau tahu itu kan ?"

"Yes love,aku tahu.Memangnya kenapa jika kau tidak suka sama Martin ?"

"Martin terus saja mengharapkanku menjadi kekasihnya.Aku tidak mau Harry !"

"Jika kau tidak mau,kau bisa katakan langsung padanya !"

"Sudah kucoba,tapi Martin terus saja bersikeras untuk mendapatkanku.Padahal, aku sama sekali tidak menyukainya !"

"Jika dia bersikeras seperti itu,tandanya dia beneran suka !"

"Tapi aku tidak Harry .....!" rengeknya manja.

"Yes yes,aku paham.Tapi,apa salahnya mencoba untuk mencintai Martin.Siapa tahu kau akan senang jika sudah bersamanya !"

"Huuh,Harry,Harry.Jika aku disuruh memilih menjadi kekasihmu atau Martin,aku juga akan bersikeras untuk memilihmu !" ucapnya.Duuh...kenapa aku blushing gini ya.Padahal Rey itu sudah kuanggap sebagai anakku.Aaah....ini pasti cuma perasaan sayangku pada Rey sebagai anak,mungkin !

"Jika kau memilihku,kau akan menyakiti hati Martin !"

"Daripada aku harus membohongi perasaanku,lebih baik aku jujur saja.Tapi memang itu benar kok.Aku menyukaimu sejak dulu,tapi aku tidak berani mengatakannya karena kau hanya akan menganggapku konyol.Ups.....heheheh !"ucapnya,dan di akhir kalimatnya dia mengatakan 'ups' yang menandakan dia baru saja keceplosan.Tapi aku mengakui jika aku juga menyukainya,dulu.Tapi kurasa perasaan itu masih ada.

"Tidak apa-apa.Jika kau beneran mencintaiku,cintailah aku.Jangan kau bohongi perasaanmu,aku juga mencintaimu,love !" balasku sambil memeluknya sembari mencium keningnya lembut.Dia tampak membalas pelukanku serta mencium pipi kananku.

"Baiklah,aku akan mencoba mencintai Martin.Namun jika aku gagal,aku akan mencintaimu sebagai ayahku !"

"Huuh,terserah kau saja.Lebih dari seorang ayah juga nggak apa-apa !"

"Hem,apa ?"

"Eh,bukan apa-apa !"

"Oh ya Harry,apa bisa ya aku dan Martin bersatu.Pasalnya,aku cuma menganggap Martin sebagai sahabat karibku !"

"Jika cinta itu sudah tumbuh di hatimu,apa yang nggak bisa !"

"Tapi,.....ya sudahlah.Aku tidak mau memikirkan cinta lagi,geli rasanya mengingat-ingat kata cinta.Lebih baik aku sekarang belajar agar bisa melanjutkan kuliah setelah lulus SMA !"

"Kau benar,sana ! Belajar sana,katanya mau jadi dokter ?"

"Hahaha,kau benar.Aku belajar sekarang aja !" ucapnya sembari bangkit dan duduk di kursi belajarnya.Ia membuka buku pelajarannya.

Oh ya,apa kalian ingat dengan buku tebal yang dibawa Rey saat pertama bertemu kami ? Buku itu sekarang musnah.Louis dan Ele nggak sengaja membakarnya saat mereka sedang membakar barang-barang yang tak digunakan lagi.Ele kira buku itu nggak ada pemiliknya,jadi dia bakar.Ternyata Rey yang mengetahuinya juga nggak marah.Dia malah nggak tahu jika buku itu miliknya.Kami sudah memberitahu dia jika buku itu pemberian ibunya,tapi dia hanya ber 'ooh' kecil sembari menunduk.Dia bilang,hatinya terasa kosong ketika mendengar kata 'IBU' di telinganya.

Aku pun berjalan ke luar dan membiarkannya belajar di kamarnya.Kutemui Louis dan yang lain di ruang keluarga,di depan tv.Tapi di mana Zayn dan Perry ?

"Lou,di mana Zayn dan Perry ?"

"Dia baru saja pulang.Katanya,mau ada urusan penting !"

"Begitu ya.Ku kira mereka mau ke dokter !"

"Bisa jadi !"

Aku pun duduk di sebelah Niall yang tengan makan camilan bersama Liam.

"Hey Harry,apa sweet baik-baik saja di kamarnya ?" tanya Niall sambil menawariku camilannya.

"Dia baik-baik saja kok.Dia sedang belajar sekarang,jadi aku pergi agar tidak mengganggunya !"jawabku sembari menerima dengan senang hati camilan Niall.

"Dia sedang belajar ? Sungguh ?"tanya Liam.

"Yes,katanya dia tidak mau memikirkan cinta dulu.Dia mau fokus ke jurusan yang mau dia tempuh setelah lulus SMA !"

"Begitu ya ! Baguslah"balas Ele.

"Oh ya Ni,apa hubunganmu dengan Demi Lovato baik-baik saja ?" tanyaku.

"Aku,sama Demi ? Memangnya kami ada hubungan apa.Cuma temen aja kok !" jawabnya sinis.

"Aku kan cuma tanya.Jika kau beneran punya hubungan sama Demi,why not.Aku lebih suka kau bersama Demi daripada sama Kehlani !"

"Kehlani ! Siapa dia ?"

"Cari di Google dong.Kurang update banget sih !"

Kami pun manontom film kesukaan Rey,Finding Dori.Tapi sayang Rey tidak ada di sini.Jadi kami hanya menonton berenam.Louis,Ele,Edward,Liam,Niall dan aku.Ini juga film kesukaan Liam dan Niall.Terkadang Niall menangis saat nonton film ini.Memang sedikit sedih sih menurutku. Tapi jika aku,aku nggak sampai nangis gitu.

Setelah film itu selesai,Louis,Niall dan aku tidur di satu kamar.Sedangkan Liam dia ingin menemani Rey di kamarnya.Sedangkan Ele, dia tidur di kamar lain bersama Edward.Dia sedang tidak mood tidur bersama Louis. Katanya Louis itu suka ngiler,ngigo,dan bla bla bla.

Kamipun bergegas ke kamar Louis yang ada di lantai atas.Ketika akan kubuka pintunya,tiba-tiba pintu itu sulit untuk dibuka.Aku terus menyengkal-nyengkal pintu itu,alhasil usahaku hanya sebatas usaha.Aku mendorong-dorong pintu itu agar terbuka.Sesekali pintu itu kudobrak juga.Tapi tak ada tanda-tanda terbuka.

Niall dan Louis hanya diam mematung di belakangku melihat usahaku yang sia-sia. Mereka sama sekali tidak membantu ataupun menyemangatiku.Mereka diam,berdiri dengan tangan yang terlipat di dada.

"Kalian kok diam saja ? Bantu aku buka pintu ini !" pintaku.

"Kau sedang apa ?" tanya Niall.

"Kalian bego banget sih.Kita nggak bisa masuk ke dalam.Pintu ini macet !"

"Iya iya kami tahu,tapi kau sedang apa ?" balas Louis.

"Udah tau lagi usaha,masih nanya lagi !"

"Minggir minggir minggir ! Biar kucoba buka !" pekik Louis.

"Memangnya kau bisa apa !" ucapku remeh.Wow,pintunya terbuka.Kenapa bisa begini?

"Kok pin-pintunya kebuka ?"

"Ya iyalah,kuncinya aja ada padaku.Aku selalu menjaga kamarku agar tidak ada penyusup licik seperti kau !"balas Louis.Niall hanya tertawa sambil memutar bola matanya.

"Bilang dong dari tadi,udah pundakku sakit ngedobrak pintu,kalian diam aja.Sakit tau !"

"Salah sendiri tuan kamar tidak dihormati.Seharusnya,pemilik kamarlah yang masuk duluan !" balas Niall.Ah sial,mereka sudah bersatu.Jelas aku yang akan kalah,tak ada pendukung.

"Iya iya iya,aku mau tidur.Ngantuk !" ucapku sewot sembari berjalan mendekati sofa empuk Louis.Kurebahkan tubuhku dan mulai kututup mataku perlahan.




Adopted [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang