"Mi, Mamiiii."
"Apaan sih Jis, pagi-pagi udah berisik."
Jisoo mendengus. Mommy-nya--Sandara--selalu saja mendadak tuli kalau Jisoo membahas hal ini. "Beliin aku kendaraan ya Mi ya, motor juga boleh kok."
"Nggak boleh!" Semua yang ada dimeja makan kini terlonjak kaget saat Dara dengan sengaja membanting sendoknya. Jisoo hanya menelan liurnya kala mendapati dua lirikan tidak senang sekaligus. "Kamu nggak tau ya bahayanya naik motor! Apalagi kamu ini orangnya ceroboh, gimana juga Mommy ngijinin kamu punya mobil?!"
"Sabar, Ma. Nggak baik Mama cepat emosi begitu. Nanti program diet Mama nggak berjalan lancar karena stress." Myungsoo yang merupakan anak tertua angkat bicara mencoba menenangi. Jisoo melirik senang Kakak tertua sekaligus paling baiknya itu. Biasanya Dara akan berhenti marah-marah saat Myungsoo sudah menengahi begitu. Maklum, Myungsoo merupakan anak paling baik sekaligus teladan di rumah.
"Ngomong apa kamu Myung! Kamu tau apa soal diet? Jadi kamu berharap diet Mama gagal terus Papa kamu pas balik dinas langsung ilfeel, gitu?"
Nyatanya pagi itu tidak seperti biasanya, dan Jisoo hanya menyuapi nasinya pelan mendapat lirikan makin tajam dari dua saudaranya--Mino dan Taeyong.
Sesungguhnya jika Dara sudah tidak ada di rumah dan tembok tidak memiliki telinga, Jisoo akan memaki dengan kencang saat ini juga. Seandainya kata-kata makian adalah kosa kata yang harus dihafal, mungkin Jisoo akan mendapat nilai seratus untuk hafalannya nanti. Ia jengah sendiri mengapa pagi-pagi ia harus mengabsen makhluk kebun binatang dalam hati hanya karena dua makhluk yang tak lain adalah saudara laki-lakinya sendiri.
Mino dan Taeyong, sepasang manusia yang juga merupakan supir (coret) saudara yang selalu mengantar-jemputnya ke sekolah kini dengan tega meninggalkannya sendirian. Meski tidak belajar di tempat yang sama tetapi lokasi tempat mereka menimba ilmu cukup berdekatan. Hal itu yang membuat keduanya kerap kali bergantian untuk mengantar Jisoo yang bersekolah di SMA unggul khusus putri.
"Liat aja topi lo sama action figure lo Min, Yong. Awas aja barang kalia–"
"Jis, ayo sama Kakak sini nanti kamu telat."
My knight in shining armor.
"Kak Myungsoo aiilopyuuu!!"
.
"Hampir aja loh Jis lo telat tadi."
Jisoo melihat Sowon sejenak lalu kembali menelungkupkan wajahnya. "Tau deh gue, mana yang jaga gerbang Miss Kang lagi. Dia 'kan kejem-kejem nggak jelas gitu."
"Kok bisa lo hampir telat? Biasanya 'kan hari senin lo pergi sama Taeyong dan dia 'kan siswa teladan Jis."
"Lo nggak tau sih gue ditinggalin Kak Mino sama Taeyong tadi. Untung aja Kak Myungsoo ada jam pagi tadi. Tapi kayanya bakal telat deh dia." Jisoo mengangguk-angguk kepalanya mengingat kakaknya yang paling baik itu.
Sowon hanya tertawa kecil lalu tanpa sengaja melihat ke arah pintu kelas. Ia membalas lambaian tangan Jennie dan menggoyangkan tubuh Jisoo. "Lo dicariin Jennie deh itu. Ada urusan apa?"
"Oh, iya! Gue janji bakal ngasih pelajaran ke stalker nya dia."
"Bentar bentar, kok gue nggak tau ya soal stalker ini?" Sowon memicingkan matanya lalu melihat ke arah Jennie yang sudah memasuki kelas kala Jisoo memberi isyarat. "Lo jadi tukang bantu-bantu lagi Jis?" Sadarnya kemudian.
"Eits, enggak dong. Gue nggak nerima uang lagi dari klien gue."
"Anjir bahasa lo klien. Tunggu, tapi kalo lo ketahuan lo bakal dikeluarin tau nggak, Jis! Udah dua kali lo ketahuan ngehajar anak orang."
"Tenang, lo jangan kayak emak-emak gitu panikan. Gue bakalan pake masker kok," Jisoo mengeluarkan masker didalam tasnya, menunjukkan masker hijau khas orang flu. "sebenernya Jennie ini klien ketiga gue, hehehe."
Sowon menatap tajam Jennie. "Gue ikut!"
.
Taeyong meminum susu kotaknya sampai habis dalam sekali tegukan. Baru saja akan meminum air mineral botol milik Yuta kalau Bobby tidak berbicara.
"Telat itu biasa loh Yong. Jangan kayak kesetanan gitu," Bobby langsung duduk tenang mendapati tatapan tajam Taeyong. Lalu Taeyong sendiri tampak lanjut meminum air mineral Yuta dengan tenang. "Kan gitu enak minumnya," sambung Bobby lagi.
"Kok lo bisa telat Yong?" Yuta bertanya, namun pandangannya menatap miris pada air mineralnya. Maklum ia merupakan anak rantau dan sekarang akhir bulan.
Taeyong menggeleng enggan menjawab. Sebenarnya tadi pagi ia kembali lagi ke rumah untuk menjemput Jisoo. Di tengah perjalanannya ia memiliki perasaan tidak enak kalau-kalau Jisoo pasti akan merusak action figurenya. Maka tanpa mempedulikan jam atau keterlambatannya, ia langsung berbalik arah dan pulang.
Bukan Jisoo yang didapatinya saat pulang, malah Mino yang ternyata kembali juga. Sepertinya kakaknya yang satu itu trauma karena topi kesayangannya pernah hancur karena meninggalkan Jisoo dulu.
"Loh kok kalian balik?" Dara yang bersiap akan pergi ke kantor menatap anaknya satu persatu dengan bingung.
"Jisoo–" Mata Taeyong langsung bertemu dengan Mino kala keduanya tak sengaja mengucap nama Jisoo berbarengan.
"Jisoo udah pergi bareng Myungsoo. Kalian buruan pergi nanti telat. Mama berangkat deluan ya."
Taeyong dan Mino saling mengangguk. Bukannya pergi keduanya langsung menuju kamar masing-masing, menyimpan topi dan action figure mereka, lalu mengunci lemari, jendela, dan pintu. Suara makian langsung terdengar saat keduanya saling mengecek jam.
"Yong, gue kerumah lo ya entar?"
Taeyong langsung mengernyit menatap Yuta. "Ngapain?"
"Gue pengen liat koleksi lo sekalian mau pinjem DVD yang lo tawarin kemarin."
"Yut, Yut, nggak nyerah juga lo ya." Seungcheol menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan yang lain tampak tertawa.
"Lagian sih gue penasaran kenapa lo nggak pernah ngijinin temen lo ke rumah gitu. Gimana, boleh dong?" Taehyung mengangguk setuju. "Iya gue juga penasaran sih Yong. Bobby aja sampe pernah hampir ngikutin lo pulang."
"Eh si Lambe!" Bobby langsung panik mendapati tatapan galak Taeyong. "Sabar, Yong. 'Kan nggak jadi gue ngikutin lo."
"Rumah gue nggak ada yang spesial kali. Ntar deh ya kapan-kapan gue ajak kalian."
"Mantap Bob lampu hijau," Taehyung memberikan jempolnya pada Bobby. "kata Bobby bakal ditaraktir mcd nih guys pulang sekolah!"
"Kampret ya Tae, gue nggak bilang gitu!"
"Bob jangan pelit gitulah nanti nggak ada yang naksir."
"Hmm iya deh." Dan dengan bodohnya Bobby meng-iyakan kala kalimat ajaib itu keluar dari bibir Jimin.
----------
Ooc banget? Gaje? Aduh aku nggak biasa buat lo gue gitu dalam cerita jadi mungkin bahasa masih kaya gabungan baku-nggak jelas gitu. Maafkan akuu. Huhuhu. Part 1 masih pengenalan baru deh ntar awal konflik mungkin di part 2? Wkwkwk
Jangan lupa voment ya!See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sibling | Taesoo [✔]
Fanfiction"Jadi pacar gue!" "Bang Mino, Jisoo udah gil-" "Gue beliin action figure limited edition buat lo!" "Deal." -aliceyriz present- SEDANG DIREVISI