Flashback
Gadis kecil itu sedikit berlari memasuki rumahnya diikuti dengan pengasuhnya, dia tertawa dan langsung berhambur memeluk Papanya yang sedang duduk disofa sambil membaca koran.
"Pa Melia tadi dapat nilai seratus waktu ulangan matematika" ucapnya sambil menunjukkan kertas ulangannya yang terdapat nilai seratus,membuat Papanya tertawa dan langsung mencium pipi gembil putri kesayangannya itu.
"Anak Papa pintar sekali hmm" dia terus menghujami kecupan kecil pada wajah Melia membuat dia tertawa karena merasa geli.
"Papa stop!!" Melia menghentikan Papanya yang terus menciumi pipinya membuat papanya hanya bisa tertawa gemas melihatnya.
"Melia ganti baju dulu habis itu makan sama Bi Inah ya,papa harus kembali ke kantor karena masih ada kerjaan" Vino mencium kening Melia sekilas "Bi nanti saya pulang malam, tolong bibi jaga Melia ya"
"Baik tuan"
"Pa mama kemana?" tanya Melia kerena dia jarang sekali melihat mamanya dirumah.
"Mama sedang ada urusan sayang,mungkin nanti malam mama pulang" Vino mengusap rambut Keyra "kamu di rumah sama Bi Inah dan jangan nakal." Melia hanya mengangguk dan melambaikan tangannya saat Vino melangkah keluar dari rumahnya.
"Ayo non Melia Bibi bantu ganti baju" Bi Inah membantu Melia menganti seragamnya dan setelah itu langsung menyiapkan makan siang untuk nona mudanya ini.
"Bi Inah!!" teriak seorang wanita yang baru masuk kedalam rumah sambil membawa beberapa paper bag ditangannya,membuat Bi Inah yang sedang menemani Melia makan siang langsung berlari ke depan.
"Iya nyonya" Bi Inah sedikit membungkuk untuk menyapa sang Nyonya besar yang tak lain adalah mama Melia.
"Vino mana?" tanyanya sambil menyerahkan paper bagnya kepada Bi Inah.
"Tuan sudah kembali ke kantor Nyonya" Bi Indah menerima paper bag tersebut dan langsung membawanya ke dalam.
"Mama" Melia langsung berlari dan memeluk Renata yang sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel "mama Melia kangen" Renata langsung mendorong Melia agar menjauh darinya.
"Kamu udah berapa kali mama bilang jangan peluk mama kayak gitu!!" teriak Renata membuat Melia sedikit tersentak kaget "baju mama bisa rusak!!" Renata mengusap bajunya dan langsung pergi meninggalkan Melia yang kini sudah terisak karena tidak menyangka mamanya akan membentak dirinya seperti itu.
"Hikss..." Melia menunduk sambil mengusap air matanya.
"Yampun Non Melia" Bi Inah langsung menghampiri Melia yang sedang menangis dan langsung memeluknya "Non Melia kenapa nangis?" tanya Bi Inah sambil mengusap punggung Melia yang sedikit bergetar.
"Mama jahat mama enggak sayang Melia" Melia menangis dipelukan Bi Inah.
"Ssttt..Non Melia enggak boleh ngomong gitu,
Mama sayang kok sama Non Melia mungkin tadi mama lagi kecapekan kan mama baru pulang" Bi Inah berusaha untuk menengkan Melia yang ada dipelukannya."Benarkah?" Melia melepas pelukannya dan menatap Bi Inah "Iya Non.mama sayang sama Non Melia,jadi non Melia enggak boleh sedih lagi ya"
"Iya Bi Melia enggak sedih lagi" Melia menghapus air matanya dan tersenyum kepada Bi Inah.
"Pintar" Bi Inah mengusap sayang kepala Melia.Dia merasa kasihan kepada Nona mudanya ini karena dari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang mama,mamanya selalu sibuk dengan urusannya diluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect boy
Teen FictionHanya kisah cinta anak SMA yang berusaha untuk bertahan dan selalu bersama. Rangga sayang kepada Keyra semua tau itu. Tapi memang kenyataan yang tidak pernah seindah harapan membuat mereka harus melewati berbagai rintangan yang menghadang mereka ber...