Jam menunjukkan pukul 6 sore, yang artinya jam kuliah telah berakhir sejak satu jam yang lalu. Meski begitu bukan berarti semua orang sudah meninggalkan lingkungan kampus untuk kembali ke rumah masing-masing dan beristirahat. Ada juga mahasiswa yang masih berkutat dengan tugas-tugas kulih yang seabrek. Seperti Jisung, Chenle, Lami, Somi dan Ningning. Mereka berlima masih sibuk melakukan asistensi laporan tugas dengan asisten dosen di kelompok mereka, Jeno dan Haechan.
"Nah, ini terakhir punya Lami. Di bab 4 jangan diulang-ulang gini kalimat yang dipake. Misal kaya kalimat ini nih, kamu kan udah make diketahui nilai yang didapat. Nah, di bagian ini jangan diulang lagi kalimat itu biar nggak monoton. Bagian yang lain udah aku tulis keterangan yang harus diganti, oke?" Jelas Haechan panjang lebar.
"Oke kak nanti Lami benerin lagi," Lami menerima laporannya dengan tersenyum.
"Nah karena udah sore dan semuanya udah selesai dicek, jangan lupa yang masih salah dibenerin lagi. Besok sore udah harus dikumpulin ke dosen kan,"
Kelima mahasiswa baru itu mengangguk menjawab Jeno.
"Sekarang kalian boleh pulang," tambah Jeno.
"Kita pulang dulu ya kak. Makasih kak," Chenle mewakili teman-temannya yang ikut bediri.
"Chan balik yuk," ajak Jeno.
"Nanti deh, lu balik duluan aja. Gue mau ke perpus dulu,"
"Yaelah Chan, lu udah pinter ngapain ke perpus mulu sih,"
"Dih, emang gaboleh gitu gue ke perpus?"
"Ya nanti lama-lama lu kaya manusia goa cuma ngerti buku,"
"Sianjir, jaman batu mana ada buku ogeb. Yang ada ilmu gue nambah kalo ke perpus tiap hari,"
"Ya tapi jangan keseringan Haechan sayang. Otak juga butuh istirahat," Jeno mengelus kepala Haechan.
Jeno dan Haechan terus berdebat hingga tidak menyadari ada yang menatap mereka dengan tajam. Terutama tangan Jeno yang ada di kepala Haechan.
PLAK
Haechan memukul tangan Jeno keras.
"Sakit woi!"
"Siapa suruh manggil gue sayang? Gue aduin Jaemin tau rasa,"
"Jangan dong Chan. Nanti kita gabisa jalan lagi dong," Jeno mengedipkan sebelah matanya
"HEH KARDUS LU YA!" Haechan sudah mengambil ancang-ancang melempar Jeno dengan buku tebal ditangannya. Jeno yang melihat itu segera berlari menghindar dengan tawa kerasnya. Haechan memandang tajam punggung Jeno yang semakin menjauh, masih dendam. Begitu Jeno tidak terlihat lagi, Haechan membalikkan badannya.
"Astaga!"
Haechan disambut dengan wajah Jisung yang memperhatikannya dengan intens.
"Kamu itu ngagetin tau nggak," Haechan mengomel dan dibalas senyuman Jisung. "Kok belum pulang?"
"Nungguin kakak,"
"Kamu ngapain nunggu kakak?"
"Biar bisa nganter kakak pulang," Jisung tersenyum manis dengan mata yang menatap lurus mata Haechan membuat siempunya salah tingkah.
"Kakak bisa pulang sendiri Ji, kamu pulang aja gih. Udah malem ini. Kamu ada deadline laporan kan," Haechan membereskan tasnya dan segera bangkit mengambil tasnya.
Namun sebelum sempat membawa buku-bukunya yang super banyak, Jisung sudah terlebih dulu mengangkatnya.
"Mau ke perpus kan? Ayo kak keburu tutup," ujar Jisung dengan langkah yang mendahului Haechan yang masih kaget.
"Jisung!" Haechan berseru dan berlari menyusul Jisung yang berhenti lumayan jauh di deopannya.
"Iya kak?" tanya Jisung masih dengan senyum mempesonanya.
"Kakak bilang kamu pulang aja dulu, kakak bisa sendiri. Jadi sini bukunya," Haechan berusaha mengambil buku yang ada di tangan Jisung. Namun dengan cepat Jisung mengelak.
"Aku bilang aku mau nganterin kakak pulang. Oke?" Jisung kembali berjalan mendahului Haechan.
"Jisung! Kamu ini susah dikasih tau ya," Haechan berjalan menyusul adik tingkatnya itu dengan mengomel. "Kan aku bilang tinggalin aja, aku bisa sendiri. Ini udah sore, harusnya maba udah pulang semua. Lagian kamu ini masih mahasiswa baru jangan ngelawan sama kakak ting-"
CUP
Haechan mematung seketika. Jisung menciiumnya. MENCIUMNYA! Tepat di bibir. Sekali lagi, BIBIR!
"Udah, diem. Jangan bawel. Aku gamau ya kamu pulang sendirian. Apalagi sampai digodain cowok kayak kak Jeno. Ngerti?"
"Ji-"
CUP
"Aku bilang jangan bawel. Kita balikin buku kamu ini, terus pulang. Mamaku kangen sama clon mantunya. Jadi nanti kamu ke rumahku dulu. Oke? Aku udah ijin ke mama kamu,"
Jisung kembali berjalan menuju perpustakaan. Sedangkan Haechan masih kaget karena Jisung menciumnya tiba-tiba.
"PARK JISUNG! DIBILANG JANGAN CIUM GUE SEMBARANGAN!"
Bisa ditebak itu suara Haechan yang sudah sadar.
**************