Drama Kunci

4K 435 22
                                    

Lee Donghyuck a.k.a Haechan, si manis jurusan statistika, terlihat udah siap untuk pergi ke kampus demi memenuhi panggilan dosen pembimbing tugas akhirnya sejak jam setengah 10 pagi. Rambut udah disisir rapi. Muka udah manis alami. Baju juga udah wangi parfum melati. Tinggal tunggu jam 10 kurang 15 menit, Haechan akan memesan grab untuk berangkat ke kampus.

Jangan tanya kenapa si bocah ini tidak mau jalan kaki meskipun jarak jurusannya tidak sampai 2 kilo. Pasti jawabnya, "Panas tau, tar gue keringetan,"
Yak Lee Donghyuck memang suka nyalahin panas, padahal mah dasarnya aja yang males.

Sekarang ini Haechan lagi nungguin grab sambil duduk anteng dalam kamar kostnya.

Ting

Ada notif dari babang grabnya dia.

'Saya sudah di depan'

Haechan segera mengambil tasnya dan bersiap mengunci pintu. Sampai dia sadar sesuatu.

'Lah kunci gue mana?'

Dengan buru-buru Haechan membuka tasnya, dan tidak ada kunci di sana. Haechan berusaha tenang.

Kemudian dia melihat meja belajarnya, nihil. Haechan mulai panik.

Selanjutnya di atas lemari mininya, gak ada juga. Fix Haechan panik.

Dengan buru-buru Haechan membuka aplikasi dan menghubungai drivernya

'Bentar Pak,'

Haechan kalang kabut Haechan kembali mencari kunci kostnya di segala sudut kamarnya. Hingga akhirnya dia menyerah.

'Pak, saya gak jadi keluar. Kunci kost saya ilang. Kalau nunggu saya nanti Bapak kasian. Cancel aja ya,'

Dan dengen begitu, Haechan kembali mencari kuncinya bukan lagi di penjuru kamar. Tapi segala penjuru kost. Mulai kamar mandi, dapur, lorong. Semua dicek tanpa terkecuali. Dan si kunci sial itu tidak juga ketemu.

Ting

Dahi Haechan berkerut melihat notifikasi dari aplikasi grab. Dan ternyata semua itu dari babang grab yang dipesannya. Yaahh ada banyak, tapi hampir sama isinya.

'Kak belum di cancel juga'

'Kak woi cancel dulu'

'Kak?'

'Kak cancel dulu'

'Kakak ini ngerjain ya?'

Haechan auto ngamuk dibilang ngerjain.

'Pak, ini saya udah pusing kunci kost saya ilang. Saya gak bisa keluar kost. Saya harusnya ketemu dosen pembimbing skripsi jam 10, ini jam 10.15 terus saya telat. Masih dibilang ngerjain? Tolong ngomongnya yang baik -baik aja ya, saya udah pusing. Plis dong tolong!'

Tulis Haechan dengan emosi membara hingga rasanya dia ingin menangis saja.

'Aduh aduh sabar atuh kak, nyebut kak nyebut'

Balas drivernya

'Ya habisnya bapak pake bilang saya ngerjain'

'Iya maaf deh maaf. Sini deh yuk turun dulu deh biar enak. Saya masih di depan lo'

'Iya udah bentar'

Dengan kaki menghentak dan hidung yang memerah menahan tangis Haechan turun untuk menemui babang grabnya.

"Haechan ya?" sapa seseorang dengan helm dan masker yang menutupi mukanya.

"Iya, jadi gimana Pak?"

"Kak aja deh saya belum tua,"

'Si kampret pake modus' - inner Haechan

"Iya, gimana Kak?"

"Kuncinya udah ketemu belum?"

"Belum,"

"Saya udah nunggu lama loh di sini,"

Haechan menghela napas. Emosi dia lama-lama sama tukang grab ini.

"Iya terus gimana Kak?"

"Kamu cari kuncinya lagi aja deh. Coba keluarin isi tasnya satu-satu. Pelan-pelan. Kalo ada, kamu turun lagi nanti saya antar. Kalo gaada, saya tungguin."

Haechan kembali menghela napas mendengar kata-kata si tukang grab. Untung dia butuh. Untung dia buru-buru. Coba kalau nggak. Udah dia tinggal aja ini tukang grab gak jelas.

"Iya udah. Bentar ya Kak,"

Haechan kembali naik ke kamar kostnya dan mengikuti instruksi si tukang grab.

Dan...... Taraaaaaaaa ketemu

.______.

Kira-kira begitu lah ekspresi Haechan saat ini. Antara pengen teriak, pengen kesel, pengen nangis seneng. Akhirnya, kunci kost tersayangnya ketemu.

Dengan terburu-buru dia masukkan kembali isi tasnya dan segera melesat ke bawah untuk berangkat.

"Kak, ada!" Haechan berseru semangat.

Iya dia sebahagia itu ketemu kunci kostnya.

"Ada kan," Si tukang grab yang tadi menundukkan kepala karena bermain ponsel menoleh ke arah Haechan dan tersenyum.

"LOH KAK JAE?"

Haechan kaget pemirsa. Si kardus dari mickyso ada di depannya sekarang.

"Hai cantik. Seneng gak ketemu aku lagi?"

Haechan yang masih kaget hanya bisa mengedipkan matanya tak percaya.

"K-kok kakak ngegrab?"

"Iya nih, iseng pake akun temen. Eh taunya ketemu kamu. Jodoh kali kita," si kardus a.k.a Jaehyun, si pengusaha gila yang kurang kerjaan itu tersenyum manis ke arah Haechan yang masih memasang wajah kaget.

Pantas saja Haechan tidak tau. Kan drivernya bernama Mingyu, bukan Jaehyun.ternyata si gila itu meminjam akun temannya.

Sedangkan kalau dilihat dari sisi Jaehyun, tentu saja Jaehyun senang kalau ketemu jodoh begini. Niat iseng, eh malah ketemu Haechan. Emang ada aja cara Tuhan mempersatukan umatnya.

"Udah ayok buruan aku anter. Nanti kamu makin telat,"

"Oiya!" Haechan tersadar dan segera menaiki motor Jaehyun.

"Kamu kok gak hubungin aku sih?" tanya Jaehyun ke Haechan.

Ya ngapain hubungin orang ga dikenal. Emang gue cabe

"Kamu punya hutang bikinin aku bekal loh,"

"Orang ga janji,"

"Tapi kan aku udah minta sebagai bayaran,"

"Ya siapa suruh digratisin,"

"Tapi aku udah tau kost, nomer hp, kampus kamu. Bisa dong aku ketemu kamu sewaktu-waktu,"

"Bawel ah, ngerdus mulu jadi orang. Udah sana nyetir yang bener kalo jadi tukang ojek," omel Haechan.

Jaehyun hanya tertawa mendengar omelan Haechan. Lucu juga. Biar perjuangannya masih panjang, Jaehyun rela. Asal nanti dia bisa dapat Haechan sebagai ibu negara. Asik.

Dasar calon buciners

********************************

Yak sekali lagi real story drama kehidupan akoh yang dibumbui ala ala biar ala ala Haechan. Ngomong apa sih aku -______-

Yak intinya ini di post sekalian curhat. Jadi mon maap kalo emang acak dan ga nge feel karena memang aku hanya curhat dalam bentuk cerita. Haha

Haechan OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang