Haechan POV.
Kalian semua pasti kenal kisah bawang merah dan bawang putih. Si jahat merah yang pemarah, tukang bully, selalu iri pada si baik putih yang cantik, anak orang kaya, pandai, dan disukai pangeran tampan. Tentu saja semua itu didukung dengan kehadiran sang ibu yang sama jahat dan liciknya dengan si merah.
Tapi apa kalian tau, kalau bawang merah dan bawang putih itu ada di dunia nyata? Biar kuberi tau, kisahku ini adalah kisah bawang putih dan bawang merah. Hanya saja di dunia nyata ini tidak ada istilah si miskin merah yang ingin merebut harta si putih dan ayahnya. Yang ada adalah si merah dan si putih yang bersahabat.
Dan aku adalah si merah.
Haechan POV. end
Namanya Seo Haechan. Orang mengenalnya sebagai gadis ambisius, perfeksionis, dingin pada semua orang, sombong, anti barang murah, dan satu-satnya teman yang dimilikinya adalah Na Jaemin. Seorang gadis baik hati, ramah, pandai, disukai semua orang. Pokoknya Na Jaemin adalah kebalikan dari Seo Haechan.
Haechan dan Jaemin berteman sejak mereka masih di sekolah dasar. Tentu saja hal ini karena kedua orang tua mereka yang bersahabat. Haechan yang tidak suka berteman jadi terpaksa menerima Jaemin ada di lingkupnya karena ayah tercintanya meminta ia dan Jaemin untuk berteman. Tapi percayalah, hanya Jaemin yang akan terus mengoceh sementara Haechan hanya mendengarkan dan menanggapi seperlunya. Jaemin yang ceria dan antusian sering mendapat balasan berupa di abaikan atau ditolak oleh Haechan yang lebih memilih untuk membaca buku atau bermain alat musik. Bahkan sejak mereka sekolah dasar.
Jangan bertanya kenapa mereka masih tetap berteman 'dekat' sampai sekarang. Karena pada kenyataannya Jaemin merasa bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Haechan. Tidak perlu menutupi apa pun, dan bebas berekspresi. Begitu juga Haechan. Jaemin tidak akan pernah protes pada perilakunya, dan kata-kata pedasnya. Tapi tetap saja, Haechan merasa bahwa ia harus selalu lebih unggul dibanding Jaemin. Dalam hal apapun.
*************
"Chan," Jaemin dengan rusuhnya duduk di bangku sebelah Haechan.
Haechan yang sedang mendengarkan musik hanya melirik pada Jaemin.
"Aku mau cerita padamu," Jaemin masih dengan senyum mengembangnya menggoyang pelan tangan Haechan.
Haechan mendengus pelan dan menarik salah satu airpodnya dan kembali menatap Jaemin dengan ekspresi malas.
"Kak Mark mengajakku pulang bersama nanti. OMG Haechan aku senang sekali!" seru Jaemin sambil menggoyangkan tangan Haechan heboh. "Kau tau Kak Mark kan? Astaga dia sangat tampan. Aku benar-benar menyukainya," Jaemin menyandarkan tubuhnya dengan mata menerawang dan senyuman lebarnya.
Haechan memutar matanya malas. "Jangan merasa spesial karena bukan cuma kau yang diajak pulang bersama," setelah mengatakan hal itu Haechan memakai kembali airpodnya.
"Hei! Apa maksudmu berbicara begitu? Merusak kesenangan orang saja," Jaemin mendengus. Kesal juga dia lama-lama dengan kelakuan Haechan.
"Haechan," Jaemin memanggil Haechan karena Haechan tetap mengabaikannya. Dan kali ini Jaemin kesal pada Haechan. Jadi dengan paksa ia mencabut airpod Haechan.
"Heh kalau orang bicara itu jangan diabaikan!"
Haechan dengan tenang memutar tubuhnya ke arah Jaemin dan menatap Jaemin dengan datar.
"Katakan yang ingin kau katakan dan pergi. Tidakkah kau sadar kalau kau mengganggu orang lain," ucap Haechan dingin.
Jaemin membelalakkan matanya kaget. Haechan belum pernah mengatakan hal seperti itu sebelumnya.