School life
Umur tidak sesuai dengan kenyataan
BXB
6 Juni
Seorang laki-laki terlihat berlari dengan tergesa-gesa. Jam sudah menunjukkan pukul 3, dan ia memiliki janji dengan seseorang pukul 2. Well katakan saja dia sudah sangat telat. Salahkan jam alarmnya yang tidak berbunyi sampai dia tidak bangun dari tidur siangnya.
Begitu melihat seseorang yang dicarinya, dia menambah kecepatan.
"Maaf, hah maaf- kan a- aku," Haechan masih berusaha menetralkan nafasnya di depan Jeno, orang yang memiliki janji dengannya.
"Kau dari mana? Kenapa lari-lari seperti itu? Dan kenapa kau tidak membalas pesan atau telponku?" Jeno memebrondong Haechan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sejak tadi ada di kepalanya.
"Aku ketiduran dan handphoneku dalam mode silent. Alarmku tidak berbunyi dan aku baru bangun. Jadi aku berlari ke sini karena aku tidak mau kau menunggu lebih lama lagi. Maafkan aku," Haechan memelas pada Jeno.
"Baiklah tak apa," Jeno tersenyum dan mengusak rambut Haechan pelan.
"Jadi, ada apa?"
"Aku ingin memberikanmu ini,"
Jeno memberikan Haechan sebuah kotak yang sejak tadi ada di belakangnya.
"Happy birthday Haechan,"
Mata Haechan berbinar senang menerima kado dari Jeno. Tentu saja dia senang. Ini adalah kado pertamanya dari Jeno. Meskipun mereka berteman cukup lama, ini pertama kalinya Jeno memberinya hadiah.
"Boleh kubuka sekarang?"
Jeno mengangguk sebagai jawaban.
"Woaaahhh" Haechan semakin senang saat mengetahui itu adalah siluet dirinya. Bagaimana dia tau? Ya karena dia sangat hapal kalau gambar dalam siluet itu adalah dia saat sedang berlibur dengan keluarganya beberapa bulan yang lalu. Dan itu adalah salah satu foto yang dipostingnya di akun sosial media.
"Kau membuat ini sendiri?"
"Ya. Kau ingat aku jarang membalas pesanmu dan bilang mengerjakan proyek?"
"Jeno, terimakasih. Aku sangat menyukainya," Haechan tersenyum tulus pada Jeno.
Dia sangat senang karena Jeno mau bersusah payah memberikan sesuatu padanya.
"Haechan. Aku juga ingin bilang sesuatu padamu," Haechan memberi pandangan bertanya.
"Aku.. Emmm..." Haechan masih menanti Jeno dengan sabar.
"Aku.. ingin bilang padamu kalau... kalau aku... su-"
Drrrttt Drrrttt
"Ah maaf Jeno tunggu sebentar,"
"Ya?"
"...."
"Astaga Jae Hyung, maafkan aku. Aku lupa padamu,"
"...."
"Iya bawel aku akan segera pulang,"
"Jeno maafkan aku, aku lupa kalau hari ini Jaehyun Hyung pulang. Dia sudah di rumah dan aku harus pulang," Haechan memandang Jeno menyesal.
"Baiklah. Pulanglah Chan,"
"Kau tadi mau bilang apa Jen?"
"Emmmm tidak. Bukan apa-apa kok. Sana pulang,"