Donghyuck adalah seseorang yang imut, manis, ceria, dan baik hati. Donghyuck ini juga sangat cerewet dan jail. Tapi semua hal itu membuat orang-orang berpikir bahwa Donghyuck menggemaskan. Dan tentu saja, para seme berlomba untuk mendapatkan Donghyuck. Meskipun hanya mendapat jawaban senyum dan maaf dari Donghyuck. Teman-teman Donghyuck sebenarnya bingung, padahal dari semua seme yang mendekatinya ada beberapa seme yang sangat diinginkan oleh uke mau pun wanita di sekolah mereka. Seperti Yukhei misalnya. Tapi tetap saja Donghyuck tidak mau menerima orang itu. Padahal Yukhei sudah dengan terang-terangan mendekatinya dengan gigih.
"Hai Hyuckie, mau kemana?" sapa Yukhei yang kebetulan berpapasan dengan Donghyuck, Jaemin dan Renjun.
"Aku mau ke perpustakaan hyung mengembalikan buku-buku ini," Donghyuck menunjukan tumpukan buku yang dibawanya bersama kedua temannya.
"Mau kubantu? Nanti sekalian kuantar pulang," Tawar Yukhei.
"Tidak terimakasih, kami bisa sendiri kok Hyung. Aku duluan ya hyung," Donghyuck tersenyum lalu melanjutkan perjalanannya ke perpustakaan. Diikuti Jaemin dan Renjun.
"Heh, kau ini kenapa tidak menerima tawaran Yukhei Sunbae?" Tanya Jaemin setelah mereka sejajar.
"Kan memang kita bisa sendiri," jawaban polos Donghyuck membuat Jaemin tersenyum miris melihat temannya ini.
"Ya memang kau ini pasti menolak untuk didekati seme di sini dan memilih perang setiap hari dengan Jeno Sunbae," Donghyuck memutar bola matanya malas mendengar celotehan Jaemin.
"Heh, bukan aku yang mengajak dia berperang," sungut Donghyuck.
"Kau yang selalu memulai kalau kau lupa. Jeno Sunbae hanya meladenimu saja. Dia kadang juga lebih suka diam saat kau usil," Donghyuck mendengus. Renjun memang sangat pandai menjelaskan sesuatu, sampai aib teman sendiripun dijelaskan tepat sasaran.
"Sudah ya, diam saja. Dia kan memang menyebalkan. Jangan membelanya!"
"Loh, kok marah sih? Kan aku hanya membeberkan fakta,"
"Hyuckie!" terdengar teriakan dari arah belakang membuat ketiga orang itu menoleh. Terlihat Yukhei berlari menuju ke arah mereka.
"Wah lihat siapa yang datang untukmu Hyuck," Jaemin mengerling jahil pada Donghyuck.
"Aduh, kenapa lagi sih," Donghyuck malah merasa kesal pada Yukhei yang dirasa mengganggunya. Padalah Yukhei tidak pernah berniat mengganggu loh, hanya mencari calon saja.
Donghyuck berbalik dengan cepat dan berlari.
"HEH LEE DONGHYUCK!" Teriakan Jaemin tidak dihiraukan oleh Donghyuck yang terus berlari.
Jaemin dan Renjun segera menyusul Donghyuck diikuti oleh Yukhei di belakang mereka.
Donghyuck hampir mencapai pintu perpustakaan dan saat ia menoleh kebelakang, tanpa disadari pintu didepannya terbuka dan,
BRUK
"Aww," Donghyuck terjatuh dengan tidak elitnya dan membuat pantatnya mencium lantai dengan bonus beberapa buku super tebal yang menghantam kakinya.
"Hyuck!" Renjun berseru kaget. Renjun, Jaemin dan Yukhei mempercepat langkah mereka.
"Heh kalau buka pintu hati-hati dong," Donghyuck ngomel-ngomel begitu pelaku utama pembuka pintu menampakkan wajahnya, dan ternyata Jeno.
"Aduh sakit," Donghyuck hampir menangis saja karena pantatnya benar-benar terasa sakit saat ini.
Jeno, orang yang membuka pintu itu, hanya diam melihat Donghyuck. Membuat Jaemin yang baru sampai di tempat kejadian kesal karena pangeran es di sekolahnya ini hanya diam dan tidak membantu. Memang sih, Jeno dan Donghyuck itu seperti kucing dan tikus yang tak pernah akur. Tapi ayolah, Jeno yang salah kali ini. Batin Jaemin yang melihat Jeno dengan memberengut.
"Heh Jeno Sunbae, kalau salah itu seharusnya minta-" perkataan Jaemin terpotong dengan Jeno yang berjongkok lalu memungut buku-buku yang dibawa Donghyuck. Kemudian berdiri dan menyerahkannya pada Renjun.
"Bisakah buku ini kau bawa sekalian?" Tanya Jeno dengan suara dinginnya yang biasa.
Renjun menganggukan kepalanya dan Jeno kembali berjongkok di hadapan Donghyuck.
Dan kejadian selanjutnya membuat Jaemin, Renjun, serta beberapa orang lewat yang dari tadi menonton mereka terkejut.
"Sangat sakit?" Tanya Jeno sambil mengusap kepala Donghyuck dengan sayang. Donghyuck hanya mengangguk sambil menahan rasa sakit di pantatnya.
"Maafkan aku. Pulang ya?" Tanya Jeno lagi. Donghyuck kembali mengangguk.
"Tapi aku tidak bisa berdiri Hyung ini benar-benar sakit," jawab Donghyuck dengan nada merajuk.
Jeno terkekeh geli. Membuat penonton menahan napas karena terkejut karena Jeno si pangeran es bisa tertawa begitu, dan karena terpesona tentu saja. Hanya Yukhei yang memandang tajam pada dua orang itu. Terutama pada Jeno.
"Kurasa sakit itu bukan karena jatuh Haechanie tapi karena sesuatu yang lain," bisik Jeno di telinga Donghyuck membuat pipinya terasa panas mengingat 'sesuatu yang lain' itu.
"Ayo pulang," Jeno dengan cekatan membawa Dongyuck dalam gendongannya. Donghyuck hanya bisa mengalungkan lengannya di leher Jeno agar tidak jatuh. Saat Jeno membalikkan badannya, di sana ada Yukhei yang masih memandang adegan itu dengan tajam.
"Kebetulan sekali ada kau di sini," ucap Jeno dingin seperti biasanya.
"Kenapa?" Balas Yukhei menantang.
"Berhenti mendekati tunanganku karena kesabaranku sudah habis," jawab Jeno dengan nada yang lebih dingin dari biasanya dan matanya menatap Yukhei tajam.
Semua orang hanya bisa membulatkan matanya. Bahkan ada fans Jeno yang berteriak tidak rela.
"Hyungie, sudah. Pulang," nada manja keluar dari mulut Donghyuck yang teredam dada Jeno.
Jeno kembali tersenyum pada Donghyuck lalu melangkahkan kakinya menjauhi kerumunan orang-orang yang masih shock dengan pernyataannya. Tentu saja shock. Selama ini kan mereka berdua selalu bertengkar, tidak pernah akur, bahkan tidak bisa berada dalam ruangan yang sama lebih dari 5 menit tanpa adu mulut. Dan tadi apa Jeno bilang? Tunangan? Kesabarannya habis? Sudah berapa lamakah itu?