"Aku tidak mau tau, pokoknya aku mau kalian menemukan princessku ini!" suara itu menggema di segala penjuru ruangan sebuah kamar.
"Apa Tuan Jaehyun yakin ingin menemukan orang dalam gambar itu?" suara lain terdengar khawatir pada sosok di hadapannya.
"Aku yakin Pak Kim. Kenapa kau seperti meragukan aku?"
"Bukan begitu Tuan, hanya saja orang di dalam gambar itu hanya muncul di mimpi Tuan saja. Apa Tuan yakin ingin mencarinya? Bagaimana kalau orang itu tidak a-"
"Orang itu ada Pak Kim," Jaehyun memotong perkataan Pak Kim dengan senyum lebar. " Aku tau kalau princessku ada. Dan kupastikan aku akan menemukannya,"
Pak Kim hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan Tuan mudanya. Namun dalam hatinya dia masih merasa khawatir. Biarpun terlihat dewasa, Jaehyun masihlah orang yang polos baginya.
'Semoga saja Tuan muda bisa benar-benar menemukan orang itu,' Pak Kim berdoa dalam hati dan segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar Jaehyun.
Tuan Muda Jung Jaehyun, atau panggil saja dia Jaehyun. Pewaris tunggal SM Corp milik Jung Yunho. Seseorang yang dapat dikatakan sempurna dengan segala ketampanan, harta, kecerdasan, dan sikap yang dimilikinya. Jaehyun memiliki kepribadian yang hangat dan sopan, jangan lupakan juga bahwa Jaehyun masihlah polos untuk ukuran manusia 22 tahun. Kecuali jika dia sedang menginginkan sesuatu, Jaehyun akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Termasuk princessnya.
Seorang gadis yang dalam bayangan Jaehyun sangat manis dan menawan. Gadis dengan rambut yang halus dan sikap yang menggemaskan. Gadis yang sama yang selalu hadir dalam mimpi Jaehyun hingga Jaehyun jatuh cinta padanya.
Bahkan Jaehyun dapat menggambar dengan tepat wajah manis itu dan menyuruh Pak Kim untuk menemukan gadisnya.
Anggap saja Jaehyun gila. Karena itu benar adanya.
Jaehyun sangat terobsesi pada gadis dimimpinya itu sekarang.
"Aku pasti menemukanmu sayang," Jaehyun tersenyum manis pada lukisan yang terpajang indah didinding kamarnya.
**********
Di sebuah perpustakaan, terlihat dua orang yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. satu orang mengetik di laptopnya, dan seorang lainnya fokus pada buku sejarah dan catatannya.
"Haechan aku sudah selesai," seseorang yang mencatat menutup kedua buku di hadapannya dan menoleh pada pemuda yang sedang mengetik.
"Sebentar lagi Na. Kak Doyoung akan menggorengku kalau lpj ini tidak selesai," jawab Haechan, pemuda yang mengetik di laptop.
"Memangnya kapan dia minta lpj itu?" tanya Jaemin sambil mencoondongkan badannya untuk mengintip layar laptop Haechan.
"Malam ini," sahut Haechan singkat.
"KAU GILA YA?"
"Sssttt,"
Haechan segera menutup mulut Jaemin dan membungkuk meminta maaf pada penjaga perpustakaan yang baru menegur mereka.
"Bisakah kau tidak teriak Na? Kita di perpustakaan tau,"
"Maaf. Habisnya kau benar-benar minta diteriakin Chan,"
Haechan menghela napas lelah. Jaemin benar, dia gila. Dia baru mengerjakan lpj itu hari ini, dan Doyoung si ketua meminta lpj itu malam ini. Sial memang.
"Kau duluan saja deh. Ada kencan dengan Jeno kan? Atau Hina? Atau Renjun? Siapalah itu," Haechan kembali berkutat dengan laptopnya.
"Kau salah Haechanie sayang. Malam ini aku mau berkencan dengan Herin," Jaemin mengusak rambut Haechan sambil berdiri. "Aku duluan ya," Jaemin mengecup pucuk kepala Haechan cepat.