16//MASKULINABLE

1.8K 242 12
                                    

Sudah tiga hari berlalu, tapi Nana belum juga memberinya kabar tentang 'kakak' yang dicari Oliver selama ini. Jadi yang dilakukan Oliv hanyalah kerja rodi pada mereka, para syaiton edan yang tidak berbeda dengan Nyai Blorong.

"Beli makan aja lama! Nyarinya di Neraka, hah?" Seperti biasa, ucapan Kenzo selalu berhasil membakar gendang telinga Oliver.

Bibir gadis itu nyaris sobek saat membentuk senyuman terpaksa yang benar-benar lebar. Berengsek! Lidahnya itu, pernah ditempa ya?

Diletakannya kantong-kantong berisi makanan di atas meja kemudian menyiapkan satu per satu untuk disantap mereka. Jeremy beranjak untuk membantu dan Oliver pun mempersilakannya. Keduanya menata sajian sambil bercengkrama. Nampak akrab sekali.

Reon melirik ke arah mereka. Medadak ia tidak berniat menyentuh makanan yang sebentar lagi akan Oliv antarkan dimana ia kini tiduran di atas bed-nya.

"Hhaha...Jer lo lucu banget,"

"Apa iya? Lo suka?"

"Hhahahahaha...,"

Suaranya itu..., aneh sekali! Sangat sangat, apa ya? Entahlah. Bagaimana bisa Jeremy tidak sedikit pun terganggu? Kalau orang itu Ali memang tidak perlu diherankan. Tapi, Jeremy bahkan tidak pernah seramah itu padanya atau yang lain. Sikapnya manis sekali terhadap Oliver Diartaga.

Tunggu..., kenapa Reon tidak rela bila kedua manusia sesama jenis kelamin itu terlihat akrab? Cebol itu, apa bagusnya? Padahal Rian yang kejantanannya hilang separuh saja punya postur tubuh yang kekar. Sedangkan Oliver? Manusia purba pun tahu kalau pertumbuhan sekundernya masih seperti ABG telat puber. Atau mungkin belum puber sama sekali.

Diusirnya argumen-argumen tidak penting yang bersahutan di kepalanya dan lebih memilih untuk menutup mata berusaha tidak peduli.

"Jery pipi lo ada mayonesnya hahaha... ."

Deg deg deg deg

Tahan, Yon tahan...

"Hhahaha...Jeremy, harusnya dituang kuahnya dulu baru diaduk."

Deg deg deg

Sabar... biarin aja...

"Aduh, mata gue kelilipan!"

Deg deg

Jangan ngatain... jangan ngatain...

Ketika Reon kembali membuka mata dan melihat ke arah mereka, Jeremy sedang meniup pelan mata Oliver. Wajah mereka dekat sekali.

Jangan ngata-,

"Masih perih?"

"Masih."

DEG.

"WOI BENCOOONGG! Mau gue sumpal mulut lo pake sempak?!"

Tersentak, Reon mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Sumpah, bukan gue yang bilang!

Si empu bentakan itu langsung jadi pusat perhatian. "Gue lagi baca! Kalau berisik gue kagak bisa konsen!" lanjut Kenzo, beralasan. Lebih tepatnya, menutupi ketololan yang ia sadari sendiri.

"Lo kesurupan apaan tiba-tiba tereak?" Jery bertanya dengan ekspresi dingin. Tampak kesal karena Kenzo mengganggunya.

"Iya. Apaan, sih? Malu-maluin." Si Mungil innocent itu malah ikut-ikutan kesal.

Astaga, ada apa dengan dunia yang fana ini? Tidak adakah manusia yang peduli sama gue yang imoet ini? Ternyata memang benar lelaki diciptakan cuma untuk menghabiskan jatah oksigen saja. Yah...tipikal laki-laki pada umumnya memang bullshit.

Maskulinable (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang