Reon Aldebara : Beliin gue es teh tanpa es
Reon Aldebara : Gulanya dikit
Reon Aldebara : Jangan pake plastik pake gelas aja
Reon Aldebara : Sedotan jangan lupa
Reon Aldebara : Gorengannya sekalian yang panas
Reon Aldebara : Cabenya jan lupa ye
Reon Aldebara : Cepet
Olip : SABAR OM :)
Reon terkekeh pelan ketika membaca ulang chat balasan dari babu-nya tersebut. Jeremy yang duduk tidak jauh darinya lantas menegur.
"Bisa nggak, sih, lo jangan gangguin Oliver?"
"Apa alasan lo selalu belain dia?" Bukannya Reon menyahut, tapi malah Tristan yang balik bertanya.
"Karena kita tidak boleh melihat seseorang dari sampulnya. Oliver bisa jadi pria yang paling kuat diantara kita." Kini giliran Ali yang menyahut, padahal pertanyaan Tristan ditujukan kepada Jeremy.
Kenan menyela. "Kalian pada main apaan? Siapa yang ditanya, yang jawab siapa. Apa pertanyaannya, wajabnya apa."
"Buacot," rutuk Kenzo menatap bengis mereka satu per satu. Sebal karena konsentrasinya mengerjakan soal matematika jadi terganggu. Dia nakal namun bukan berarti tidak pernah belajar. Apalagi setelah jam istirahat ini usai, Kenzo harus mengikuti kelas olim dimana kelas tersebut telah memilih siswa-siswa berotak rumus untuk ikut serta dalam olimpiade dua bulan ke depan. Begitu pula dengan Ali di bidang fisika serta Tristan ekonomi.
Tak lama setelah itu, getar yang berasal dari ponsel Reon pun membuat laki-laki itu mengindahkan perseteruan teman-temannya dan beralih membaca chat dari Oliver Diartaga.
Olip : Dimane ni anternya
Sebelah sudut bibir laki-laki itu terangkat saat membalasnya tanpa rasa bersalah.
Reon Aldebara : Rooftop
Lain tempat diwaktu yang sama, Oliver membaca balasan dari majikan barunya.
Demi uler kek-, ah sudahlah...
"Bedebah."
***
Susah payah Oliv menaiki satu per satu anak tangga dengan sebuah nampan di kedua tangannya. Reon benar-benar berhasil mem-babu-inya! Gara-gara dia semua hal yang ada di dunia ini terasa begitu sulit! Astogenage, bagaimana bisa syaiton edan macam dia dibiarkan berkeliaran di alam semesta? Bukankah kehadirannya buat keseimbangan dunia jadi terancam?! Oke, bagian tadi terlalu berlebihan. Tapi dia, ugh! Sungguh keterlaluan!
Apalagi setelah Si Nona Muda itu sampai di rooftop, tidak ada seorang pun yang menyambutnya kecuali Jery dan Ali. Hah, boro-boro disambut, pertemuan pertama saja dia hampir ditelanjangi!
Padahal tidak ada petir, tapi entah bagaimana ada suara guntur yang menyambar di dekat telinganya saat Kenzo mengatakan, "Gue soto bebek nggak pake micin nasi sama mie-nya banyak, jangan ada seledri sedikit pun, kecap sambel disendiriin, dan dikasih bakso. Jangan ampe salah ato bokong lo mau gue tendang."
Ealah amit-amit bokong cantik gue kena kaki cantengan. Oliver menyipitkan mata, memperlihatkan ekspresi bengisnya kepada Kenzo yang tentu saja sia-sia karena cowok itu malah menjulurkan lidah.
"Liver, gue mau dong beliin bakso beranak."
"Gue es buah."
Kenan dan Tristan, dua kurcaci raksasa yang sedang cengengesan itu benar-benar membuat Oliver hipertensi! Bisa-bisanya mereka ikut memesan padahal baru saja ia sampai di atap lantai enam ini melalui tangga jahanam! Apa boleh gue doain mereka kena stroke? Oliv membara dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maskulinable (TAMAT)
RomanceVERSI LENGKAP DI KARYAKARSA You are the most beautiful boy I have ever seen -- He(s) Demi mencari kakaknya, Sabina harus menyamar menjadi laki-laki dan hidup di kandang singa. Tentu bukan hal mudah baginya, menutupi sisi feminim yang sebelumnya berg...