Bagian 2

5.7K 198 1
                                    

"Mendadak rindu sama mama sama papa,  apa sebaiknya aku pulang aja ya? Ehh Ngapain pulang toh mereka sekarang lagi berada di Medan"
Astrid kini tak menetap bersama ortunya disurabaya,  karena iya harus mengabdi disalah satu rumah sakit ternama di bandung,  tinggal dibandung sendiri, tidak lantas membuatnya menjadi cewek yang hidup bergantung dibawah ketiak orang, ia berusaha menjadi cewek mandiri,  karena ia tak mau menyusahkan mama papanya yang menetap disurabaya. Terkadang disela kesibukannya,  ia tetap menyempatkan diri untuk mengunjungi asrama tempat abang dan kakak iparnya yang tak begitu jauh dari tempat dinasnya. Yappp Astrid merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara, ia mempunyai abang laki laki yang bernama rayn yang berprofesi sebagai tentara.
Bandung.....
"Assalamualaikum, permisi mang, teteh, ada tamu cantik lagi berkunjung ini?  Apa tidak dipersilahkan masuk? "
"Waalaikumsalam, eh maaf teh gak terima tamu,,, masuk atuh Neng, itu Andrea udah nunggui auntynya datang" teh nisa atau istri dari abang ku otomatis menjadi kakak iparku, ia orang yang humble menurutku, karena pada awal abang mengenalkannya ke keluarga kami, teh nisa udah berhasil mengambil tempat dihati kami.
"Eaaa aunty datang ni, gak mau peluk aunty ni? " ku ulurkan tanganku layaknya orang yang ingin minta digendong membuat ponakan kecilku itu berlari menghampiriku
"Onty aen yok, ea angen onty (aunty main yok, ea kangen aunty) "
Ahhh imutnya dia, membuat ku ingin cepat cepat punya anak, ehh tapi boro boro punya anak, lah calon aja masih Hitam putih, saat aku menggendong andrea, datanglah abangku sibiang rusuh
"Woyyy datang gak bilang bilang, ujuk ujuk sampai rumah gue, nyupir sendiri lo kan? "
"Ehh buset dah lo bang, gue sampek suguhi minuman gitu, atau gak tanya kek gue capek apa kagak, ini malah nyerocos kayak kereta api, lagian gue juga udah bilang teteh kalau mau kesini, tehh ini suaminya boleh dikarungi gak? "
Teh nisa hanya bisa geleng" kepala melihat kelakuan kami, toh dia udah hafal gimana kalau kami berdua saling bertemu.

Kota medan terkenal dengan bika ambonnya, saat ini Andi dan doni sedang berada pada salah satu toko yang menjual bika ambon dengan masih menggunakan seragam doreng mereka,  sehingga banyak menarik perhatian orang ramai terkhusus kaum hawa, secara gitu tentara ganteng lewat Masa iya diangguri, kan sayang😂
"Ndik lo dapat cuti berapa bulan? Yakin mau pulang ke Bandung?  Udah Siap kalau bonyok pada nanya mana calonnya? " cercah doni
"Etdah buset,  lo sama sama gue tentara kan, ya kali libur gue sampai berbulan bulan, kepotong deh gaji gue, gagal nabung uang nikah gue. Salah satu alasan gue malas pulang ya itu don, tapi ya gimana gak tega gue nyokap nyuruh gue pulang terus, rindu sama anak gantengnya katanya"
"Tingkat PD lo menjadi jadi kayanya Ndik, gue doakan deh cepat dapat jodoh lo di Bandung"
Andik hanya acuh tak acu mendengar perkataan doni karena ya masih trauma dengan kisah cintanya dulu.
"Woyyy Neng, ngelamun aja lo, kesambet ntar,  eh tapi hantu aja takut Ama lo, secara lo kan sama  sama menakutkan"
"Nang neng nang neng, lo Kira nama gue neneng, plis deh bang nama gue itu Astrid Anandia putri"
"Gue inget cuma malas aja manggil nama lo, lebih enak manggil neng, ehh dek gue mau nanya seriusan ni? "
"Tanya apaan? Muka lo gak usah sok serius gitu bang, geli gue lihatnya"
"Umur lo kalau gak salah 24 jalan ke 25 kan ya, lo belum kepikiran nikah gitu? Secara lo Dokter, cantik, baik ya walaupun rada judes"
"Lo muji bang, ujung ujungnya jatuhi lagi, kenapa lo tanya gituan? Bosen lo liat gue main kesini mulu? "
"Ya kagak, gue kasihan sama mama,  dia kayaknya pengen banget lihat lo nikah"
"Belum ada jodohnya bang, suatu saat gue juga bakalan nikah kok, jadi lo santai aja bang, udah ahh bang gue Mendadak ngantuk gara gara lo, gue tidur deluan bye"
Keesokkan paginya
"Gila udah sampai Bandung aja gue, 2tahun gak pulang serasa jadi bang toyib gue"
Rumah megah nan mewah terdengar suara sahutan burung burung berkicau, keindahan rumah ini udah tidak diragukan lagi.
Aku melihat papa lagi sibuk mengurus burung peliharaannya yang begitu banyak, ku dengar omelan suara mama karena ulah peliharaanya papa, seketika aku senyum senyum melihat keadaan rumah ini.
"Assalamualaikum pa" (mencium tangan papaku)
"Waalaikumsalam, ma bang toyib pulang" teriak papa yang memberitahukan kepulangan aku kepada mama. Mama keluar dari rumah tergopoh gopoh, kuamati tubir matanya yang sudah penuh dengan air mata hanya tinggal menunggu mutiara itu jatuh, mama segera memeluku
"Mama rindu Ndik, ayok masuk kedalam"
Keadaan rumah ini tetap sama seperti 2 tahun lalu saat ku tinggal dinas di medan, tak ad yang berubah, hanya saja keliahatan rumah ini begitu sepi, maklumlah aku hanya anak tunggal papa dan mama. Hari pun mulai menjelang malam seperti biasa seperti 2 tahun lalu aku dan papa selalu berbincang hal hal yang menerut kami tepat untuk diperbincangkan.
"Ndik, kok papa merasa tambah tua ya, padahal umur papa kan. Belum tua tua amat" aku sudah mulai mencium kearah mana pertanyaan papaku
"Papa masih muda kok, lah buktinya mama masih tergila Gila sama papa, ya kan ma"
" yaiya toh kalau gak gitu ya mama gak bakal nikah sama papamu" ucap mama yang nimbrung diobrolan kami
" pangkat aja yang naik, tapi pikiran kamu gak nambah nambah Ndik"
"Haha papa, andik tau apa maksudnya papa"
"Kalau udah tau maksudnya papamu kenapa sampai Sekarang belum nikah nikah Ndik"
"Belum ada yang cocok ma"
"Mbok yo jangan terlalu memilih Ndik, asal bebet bobotnya baik, ya kenapa tidak"
"Itu masalahnya pa, andik belum melihat kriteria itu"
"Ehh gimana kalau mama carikan kamu calon, anaknya teman mama banyak yang cantik cantik loh"
"Papa setuju sama mamamu Ndik, nunggui kamu ada calon sampai rambut papa botak belum tentu ada"
"Yaelah pa ma, ini bukan zaman siti nurbaya kali main jodoh jodohin" kulihat raut wajah mama yang kecewa, aku tak sampai hati melihatnya "yaudah andik mau, asalkan itu membuat mama papa bahagia insya Allah andik ikuti" muka keceriaan dan kelegaan kulihat jelas diraut wajah kedua orang tuaku. Hanya satu prinsipmu kebahagian orangtuaku adalah segala galanya.

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang