2 BULAN KEMUDIAN
"hallo, assalamualaikum pa? "
"Wa'alaikumsalam ndik, kamu lagi dinas atau uring-uringan gak jelas ni? " gile bener papa punya indera keenam kali ya, kok tau gue lagi uring uringan.
"Ha ini pa, andik lagi uring uringan aja, adik kebagian sip malam pa, papa mama sehat? "
"Papa mama sehat, ndik papa mau ngomong serius sama kamu"
"Ha iya pa, andik dengerin ini"
"Ndik umur kamu sekarang udah 28 tahun, papa mama juga udah semakin tua, bisakah kamu wujudkan keinginan ortu mu ini nak, papa gak pernah minta apa apa sama andik, cuma kali ini papa mohon tunai kan permintaan papa"
"Insya Allah pa, selagi andik mampu, pasti akan andik laksanakan"
"Papa mau kamu segera menikah, mama mu risau melihat mu sendiri terus, dia khawatir kalau kamu bakalan jadi perjaka tua"
"Ya Allah mama kok tega amat pa bilang andik perjaka tua, tapi andik belum ada calon pa, masih sulit menemukan pasangan yang pas"
"Kamu jangan khawatir papa akan menjodohkan mu dengan anak teman papa, anaknya baik ndik, seorang dokter, cantik pula. Papa yakin deh kamu gak bakalan nyesel"
"Papa udah tua masih tau juga mana cewek cantik atau gak, baiklah andik setuju pa, tapi maaf andik gak bisa bantu papa mengurus semuanya"
"Kamu jangan khawatir, masalah itu biar papa dan mama mu saja yang urus, kamu fokus untuk menjaga negara saja"
Perasaan itu datang kembali, sakit, hancur, takut semua jadi satu, takut untuk merasakan patah hati kedua kalinya, bukan pecundang, hanya saja ingin menghindarkan hati dari kata terluka, tapi lagi lagi prinsip kulah yang mebuat aku harus bisa menerima perjodohan yang dibuat oleh ortu ku sendiri. Dibarak hanya ada aku sendiri uring uringan tak jelas, yang lain kemana? Udah pada punya sip masing masing.
"Hoiii bro, ngapain tu muka kusut gitu, lo belum mandi ya? Kok lo uring uringan gini, lo tentara pemalas, kok bisa lo menyandang pangkat lettu? "
"Berisik lo don, gue dapat bagian malam, kadang rasanya mulut lo mau gue lakban aja deh biar diam"
"Sorry bro, ya habisnya lo sih muka kok kayak pakaian kusut gitu, ade masalah lo bro? Cerita dong? "
"Gue dijodohkan sama anak teman bokap gue don, gue gak tega nolaknya, tapi gue masih takut don"
" ha Seriusan lo ndik? Gila, zaman now masih ada perjodohan gitu, ehh tapi gue sih setuju sama bokap lo, lo kudu cepat cepat nikah bro, gak selamanya lo rasain sakitnya cinta, mana tau pilihan bokap lo adalah yang terbaik so, good luck bro, gue doain yang terbaik buat lo"
"Makasih don, gue berharap sih begitu"
Entah angin apa yang membuat mamaku tiba tiba menyuruh ku pulang ke surabaya, katanya ada hal penting, dan terpaksa aku harus ngambil cuti lagi.
Surabaya...
Sesampainya didepan rumah kulihat ad mobil terparkir dihalaman, tapi aku tau itu bukan mobil papa atau abangku, aku berfikir positif mungkin ada tamunya mama atau papa.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, ehh si non udah sampai, masuk non, nyonya dan tuan masih ngobrol diruang tamu soalnya ada teman tuan datang"
"Makasih mak, astrid ke kamar dulu ya" mak senah, aku akrab memanggil mak karena aku sudah menganggapnya seperti ibu ku sendiri, dia bekerja dirumah kami sudah cukup lama.
"Mak, astrid udah sampai? "
"Udah nyah, mau dipanggili nyah? "
"Iya mak, tolong ya mak suruh dia kesini"
Saat hendak melelapkan mata, pintu kamar ku digedor dari luar, terdengar seperti suara mak senah. "Non, dipanggil nyonya kebawah sekarang"
"Ohh iya mak sebentar"aku pun membuka pintu dan bertanya kepada mak senah "mak tamunya papa, perempuan atau laki laki? "
"Perempuan dan laki laki non"
"Ohh, yaudah mak, nanti astrid kebawah, mau pakai jilbab dulu"
Kenapa hati ku jadi was was gini, pasangan suami istri itu tersenyum kearahku, ada yang tidak beres. "Ini loh jeng, anak perempuan saya, namanya astrid Anandia putri" aku hanya tersenyum dan menyalami kedua orang tua itu.
"Cantik, macam mamanya"puji nya yang membuat pipiku merona merah. "Berhubung astridnya udah disini saya mau menyampaikan tujuan kami kesini pak" ucap pria sebaya papa yang menatapku.
"Kami kesini sebagai perwakilan anak kami andika dirga mahendra untuk mempersunting putri bapak sebagai istrinya"
Ohh mau jadikan aku sebagai istri anaknya toh,,, ehh apa istri??? Sontak aku terkejut mendengarnya. "Maaf pak, bukan maksud saya tidak sopan, tapi saya belum mau menikah, saya masih ingin fokus ke pekerjaan saya. Kalau saya menikah takutnya saya tidak bisa mengatur waktu" tiba tiba saja mama mohon pamit untuk membawaku ke dapur sebentar, kedua orang tua itu hanya menganggukkan kepala saja. "Astrid kok gitu sih nak, kenapa harus ditolak? Mama kenal keluarga mereka, mereka baik dan anaknya pun baik, cocok sama kamu"
" ma... Astrid belum mau menikah, mama pahami astrid dong"
"Mama selalu pahami kamu trid, tapi coba sekali ini saja kamu yang memahami kami berdua, mama dan papamu mau kamu segera menikah nak, setidaknya hilanglah sedikit rasa khawatir kami"
"Ma.... "
"Plis nak, sekali ini saja turuti permintaan mama dan papa, astrid sayang mama kan? Mama gak pernah minta aneh aneh sama kamu, cuma ini permintaan mama, astrid maukan mewujudkannya? " aaargghh buntu buntu buntu, kenapa otak aku buntu begini, aku tak tega melihat mama seperti ini, entah kenapa kepalaku dengan mudahnya menganggukkan tanda menyetujui perjodohan ini.
"Makasih sayang, sekarang kita kedepan yok"
"Maaf lama ya jeng" ucap mama.
"Gimana nak, apa kamu setuju? Papa tidak memaksamu, tapi tolong fikirkan ini baik baik"
Ku tarik nafas panjang dan ku keluarkan, sudah seprti orang melahirkan saja fikirku. Ku ucapkan bismillah di dalam hati "astrid mau menikah sama anak om dan tante, tapi dengan satu syarat"
"Apa itu syaratnya nak? "
"Setelah menikah astrid mau tinggal dirumah sendiri, tidak ikut mama atau pun Om dan tante"
"Tentu dong trid, kan kamu bakal diboyong ke asrama nanti sama suamimu, kita jangan panggil tante atau om dong, panggil mama dan papa saja ya" tunggu, ke asrama????
"Jangan bingung gitu mukanya nak, calon suami mu itu seorang tentara, mama sudah tau kok semuanya tentang dia" ohh mama ku kenapa mama tau semua tapi gak bilang ke aku😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinginnya Cinta
Short StoryCINTA, Lima huruf yang mempunyai sejuta makna... Andika Dirga Mahendra... "Setelah ijab qabul ku ikrarkan, maka Kau Sekarang adalah tanggung jawabku" Astrid Anandia Putri... "Setelah ijab qabul Kau ikrarkan, mama bermulalah pengabdianku terhadap mu...