Bagian 11

4K 193 15
                                    

3 hari berlalu, dan perang dingin itu masih berlaku. Aku sudah berusaha untuk berbaik dengab andik, tapi andik tak meresponnya. Jenuh! Ya aku jenuh dengan semua yang ada, aku bertekad akan mengeluarkan uneg uneg yang selama ini aku pendam. Aku hari ini free dari pekerjaanku, aku memutuskan untuk menunggu andik pulang dari kerjanya. Sudah berjan jam aku menunggunya sampai siaran ditv rasanya sudah lelah untuk ku tonton. Tepat jam 8 malam andik baru pulang "assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, dari mana? Kok tumben jam segini baru pulang?"
"Banyak kerjaan"
"Andik aku mau ngomong sebentar"
"Lain kali aja, aku capek"
Rasanya bom akan meletus, dan aku bertekad akan meletuskan bom itu sekarang juga. "Kamu egois" dia hanya menatapku sambil menautkan kedua alisnya, keningnya tanpak berkedut melihatkan bahwa ia bingung dengan sikap ku " kamu egois, kamu bisanya cuma menilai aku salah, aku capek ndik, 3 hari kamu diamin aku tanpa mau jelasin apa salah aku, 3 hari aku berfikir apa salah aku sama kamu, tapi apa? Kamu cuma pergi pulang tanpa ada niat mau memperbaiki hubungan ini. Dia duduk bersandar disofa sambil melihat dan mendengar semua perkataan yang aku ucapkan. "Hampir setahun kita 1 rumah, hampir 1 tahun aku menjadi istri kamu, aku berusaha untuk jadi istri yang baik, aku berusaha menjaga nama baik kamu, aku berusaha menjaga hubungan tanpa cinta ini, aku capek ndik, capek...kalau memang kamu gak suka sama semua ini, lepaskan aku" ucapku berderai air mata, bagaimana bisa aku melepasnya sedangkan aku sudah jatuh cinta terhadap suamiku sendiri, tapi jujur aku capek, aku lelah dengan keadaan ini. Andik berdiri dari sofa yang ia duduki, ia berjalan mendekatiku, tiba tiba dia mengecup kening ku, dan mengelus rambutku kemudian ia berlalu meninggalkan ku, baru beberapa langkah dia berjalan, ia menoleh kembali kearahku

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang