Bagian 8

3.9K 160 0
                                    

Sore menjelang aku tak tahu kegiatan apa yang akan aku lakukan, tiba tiba saja salah satu ibuk persit mengajak aku bermain volly, aku pun ikut bermain volly. Saat dilapangan kulihat para pakten(bapak tentara) termasuk suamiku berada tak jauh dari lapangan volly, mereka seperti sedang malakukan bersih-bersih.
Kami pun mulai bermain, saat sedang asik bermain aku sampai tak sadar saat ingin mencemes kakiku terseliuh. Aku meringis menahan sakitnya kakiku, rasanya ingin menjerit ma tolongi astrid😢tapi berasa malu.

Saat aku masih fokus pada kaki ku andik sudah berada didepan
"Itu kakinya kenapa? Kok bisa sampai keseleo gitu?"
"Mana tau kalau akhirnya sampai gini" mama kenapa astrid punya suami dingin amat yak, gak ada romantis-romantisnya gitu.
"Pak itu buk astrid nya dibawa ketukang urut saja, takutnya tambah bengkak kakinya"
"Saya permisi dulu buk, mau bawa istri saya ketukang urut"
"Silahkan, semoga cepat sembuh buk andik"
"Terimakasih buk, saya dan istri pamit deluan. Bisa jalan gak?"
"Gak bisalah, ini kaki aku bengkak"
"Makanya hati-hati, anak kecil aja lompat-lompat gak pernah sampai keseleo begitu"
"Ini mau bantuin atau ngomelin? Kalau gak aku jalab sendiri aja"
"Silahkan"
Ya Allah kenapa hambamu bersuamikan tentara seperti es batu ini. "Sini aku gendong, nunggu kamu jalan kayak gitu kapan nyampainya"
"Gak mau ahh malu, aku jalan sendiri aja"
"NAIK ASTRID ANANDIA PUTRI" buset nama penuh udah disebutin+suara yang naik satu oktaf, akhirnya malu gak malu aku terpaksa harus mau digendong.
" motor kamu dimana?"
"Tu ada didepan, bentar lagi nyampai"
"Ohhhhhh, turun disini aja lah ndik, malu ditengokin sama pakten yang lain"
"Pakten????"
"Bapak tentara maksudnya" jawabku

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang