bagian 16

3.5K 122 10
                                    

Dengan langkah gontai aku pulang kerumah, keadaan rumah sepi seperti biasanya karena andik memang lagi tugas seperti biasa. Terkadang kesunyian ini yang membuatku terfikir agar segera memiliki momongan tapi mungkin Allah belum mengizinkannya.
"Argggghh capek banget, alhamdulillah rumah masih bersih, mandi kayaknya seger ni"
Setelah membersihkan diri dan berbenah astrid melanjutkan untuk tidur sebentar sekalian menunggu sang suami pulang.

17.45
" assalamualaikum, ay dimana kamu"
" kebiasaan kalau mau magrib tidur, jentik jidatnya mantap ni" entah mengapa semenjak berbaik andik selalu saja ingin menjahili astrid.
"Pletok" (anggap saja suara jidat)
" aowhhh aduhhh, genteng gue roboh" sementara seseorang sedang menahan ketawa melihat gelagat sang istri.
"Benerin lh kalau roboh" ucapnya asal
" ahhh kamu pasti yang isengi aku kan, ihh kamu mah gak ngerti aku capek"
" kalau orang kerja ya pasti capek ay, tapi ya gak tidur sampai mau magrib gini, bangunlah ay"
"Hmmmm tadi buat alarmnya jam 18.00 tpi belum jamnya kok udah bunyi aja" perlinya krpada sang suami
"Perasaan belum ada bunyi deh ay, kamu ngigo ni"
"Alarm kepala hitam, maksudnya"
Dan mereka pun ketawa bersama. Azan magrib berkumandang mereka pun segera menunaikan shalat magrib berjamaah.
"Makan malam cuma ada ini aja by, gak pa-pa ya"
"Yang penting makan ay, tapi tumben loh kamu gak masak banyak ay?"
"Masak banyak buat kenduri gitu? Kan kita cuma berdua by, mubazir kalau banyak-banyak"
"Ehh bukan gitu maksud aku, kan biasanya kamu masak tu bervariasi, dari makanan pembuka sampai penutup ada"
"Gak mood, kan kamunya tadi ngambek sama aku"
Andik menghela nafasnya berat seraya melepaskan pegangan sendoknya.
"Ay dengerin aku, bukan maksud aku buat marah kekamu, tapi aku mau supaya kamu gak teledor lagi atau ceroboh seperti kemarin"
"Hmm iyadeh maafin aku by" astrid menarik tangan kanan andij dan segera menyalami seraya meminta maaf.

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang