bagian 15

3.4K 118 1
                                    

Pergi kerja dengan keadaan hati yang tak tentram justru akan menghambaat segala aktivitas yang akan dijalani, hal ini yang sedang dirasakan astrid. Sejak ia berada diRS dan menjalankan tugasnya ia sama sekali berada dalam  keadaan gelisah namun jika dia sedang memeriksa pasiennya dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mencampurkan antara masalah pribadi dengan kerjaannya.
"Hallo ray, lunch bareng yuk"
"Assalamualaikum nyonya andi"
"Eh waalaikumsalam, ray bisa lunch barengkan?"
"Bisalah kan gue lagi libur, jadi gue free"
"Apa kata lo aja dehh, jumpa ditempat biasa ya"
-------------------
"Astrid mana ya, order dulu aja kali ya"
5 menit kemudia barulah sesosok astrid memunculkan dirinya
"Woyy lama banget lu, gak biasanya lu telat"
Astrid segera duduk dan meletakkan tasnya dan langsung menangis didepan raya. Sontak raua yang melihat itu langsung panik
"Trid astrid lu kenapa? Lu sakit? Ihhh astriddd jawab gue dong"
"Gue sakit hati"
"Ha sakit hati? Sama siapa? Pasien lu?"
"Sama andi lah, masa dia pergi gitu aja terus gue ditinggalin gitu aja"
"Lu buat salah lagi sama andi?"
"Gue lupa naruh sepatu andi kedalam terus kaan semalam hujan, jadi lembab, ehh dia marah ke gue"  curhatnya sambil terisak
"Jelaslah astrid, itu sepatu kerja laki lu, lu pakai ceroboh,eh tunggu tapi kenapa lu nangis karena ini? Biasanya juga lu lawan kan? "
"Arghhhh gue benci andi"
"Gak boleh benci, itu lakik lu, ehh seriusan ini bukan sifat asli lu, coba berobat deh"
"Gue gak sakit ray, tapi gue sakit hati"
"Kan sama-sama sakit trid, ahh sejak kapan lu jadi kek gini sih?"
-----------------------------

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang