Bagian 9

4K 169 4
                                    

Andik membawaku ketukang urut, awalnya aku menolak mati-matian tapi pada akhirnya andik mengeluarkan hak vetonya sebagai suami. Ya inilah andik selain sikap dinginnya tapi aku salut dengan ketegasannya, kalau andik bilang A ya wajib A yang harus dilakuin kalau meleset ke B,  behhh mulai tu muka es batunya nongol. 3 hari jalan terpincang pincang rasanya sesuatu gitu, lumayan juga sesekali dapat perhatian abang es batu😂😂😂
"Kakimu udah enakkan?"
"Udah ni, sekarang gak pincang lagikan"
"Sepertinya, aku pamit kekantor"
"Hati-hati"
"Hmm"
"Andik" aku pun mendekati andik,  dengan semangat juang 45 aku berjinjit dengan susah payah untuk mencium pipinya (maklum gue mah pendek😂😂)
Entah sejak kapan aku berani seperti ini, tapi aku mengerti kenapa ini terjadi, ya karena aku sudah mulai jatuh cinta pada andik. Tapi aku tak tau bagaimana perasaan andik terhadap ku.
Masa bodok lah ya, toh jatuh cinta sama suami sendiri, dah HALAL.
Aku terimbas kembali..

Flashback
Pulang dari tukang urut rasanya badanku pada bau minyak semua, padahal yang diurut cuma kaki doang😂.
Andik meletak kan ku disofa ruang tamu, ia berlalu kedapur tanpa ba bi bu sama aku, aku merasa gerah dan memutuskan ingin mandi, pada saat ingin berdiri....
"Itu ngapa berdiri? Mau petakilan lagi?" Buset ni orang kalau ngomel ngalahin emak-emak, untung aja loh suami gue ndik, kalau gak habis loh gue cincang😂
"Mau ke kamar, gerah ini badan rasanya pingin mandi"
"Ohh kirain" dengan enaknya dia duduk disofa tanpa menawarkan bantuan, dengan berat hati aku harus kekamar sendiri dengan kaki pincang ini. "Kalau jalannya gini terus, kapan sampainya, naik" dibalik sifatnya yang dingin andik mempunyai sisi perhatian yang tak pernah ia perlihatkan secara terang terang. Aku pun dengan senang hati naik kegendongan belakang punggung andik. "Lah ngapain kamu ikut kedalam (kamar mandi)?" Tanyaku bingung. "Kan katanya kamu mau mandi, yaudah..."
"Keluar andik, aku bisa mandi sendiri" aku mengusirnya namun sempat ada perdebatan kecil "nanti kakimu tambah parah lagi, gimana? Atau jangan-jangan kamu malu ya sama aku" aku mengancamnya dengan seolah mau meleparnya dengan air segayung, dan pada akhirnya andik pun keluar dari kamar mandi.

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang