Bagian 3

4.7K 165 0
                                    

"Hallo bang, astrid dirumah mu tidak"
"Ha iya mah, adek lagi dirumah ini,  mama mau bicara sama dia?"
" tidak bang, lusa mama mau ke rumahmu ada hal penting yang mau Mama bicarakan sama adikmu"
"Ohh gitu, oke deh ma, salam buat papa ya ma"
Pagi yang cerah aku memutuskan untuk berlari pagi mencari udara segar. Kuperhatikan semua orang yang tengah Asyik lari pagi, aku merasa beruntung karena tuhan masih memberiku umur yang panjang sehingga aku masih bisa menikmati segarnya udara di pagi hari ini.
" Teteh masak apa?  Kok kelihatanya banyak sekali atau ada tamu yang mau datang ya? "
" Iya Dik Tamu Istimewa,  tebak deh siapa yang mau datang? "
" Pangeran berkuda putih atau tidak calon Imam ku atau tidak Pangeran William"
" kebanyakan asumsi kamu Dik lihat saja siapa yang datang nanti"
"Ahh teteh mah lama lama nyebelin kayak abang, yaudah deh Astrid mandi dulu baru bantuin teteh lagi"
Selesai mandi aku bermalas malasan duduk di depan tv, niat awal mau membantu teteh ehh ternyata udah pada selesai. Beginilah aku bukan maksud bermalas malasan tetapi mereka yang selalu memanjakan ku sampai hampir tak membolehkan ku menjejaki kaki ke dapur, tapi karena pemahaman yang ku berikan mereka membolehkan ku membantu bantu didapur walau hanya sekedar menemani ngobrol😂. Rumah kelihatan sepi,  gimana gak sepi sibiang rusuh lagi jemput tamu istimewa katanya.
" Assalamualaikum Adek Coba lihat siapa yang datang? "
" mana astrid?  kok kamu yang bukain pintu Terus andrea udah tidur? "
" Biasalah Bang, astrid dan  keponakannya seperti lem dan perangko yang tidak mau lepas. Masuk ma, mau langsung makan atau istirahat dulu ma? "
"Mama istirahat sebentar deh nis, sambil nunggu 2 bocah itu bangun"
Ku dengar sayup azan magrib berkumandang, aku langsung buru buru membersihkan diri dan melaksanakan sholat, setelah selesai aku trun kemeja makan, kulihat sudah ada mama dan papa serta abang dan teh nisa yang tersenyum kearahku. Aku pun segera menghampiri mereka
"Mama papa kapan datang?  Kok astrid gak tau, bukannya mama papa ke medan?  Trus tamu spesial yang dimaksud teh nisa itu mama papa? "
"Aduh neng banyak amat pertanyaannya, sudahlah makan dulu, nanti kita baru ngobrol ngobrolnya, udah pada kelaparan ini"sahut abangku yang nyebelin itu, tapi aku tetap sayang dong.
Ruang tamu
"Ma pa, kok bisa sampai kerumah abang? "
"Ya bisa dong nak, dari medan papa mama langsung ke sini, sengaja mau jumpa buk dokter, kamu gak kangen apa sama mama papa? "
"Dia mah anak durhaka ma, lupa papa mamanya"
"Ahh rese lo bang, ya kangen lah ma pa, maaf astrid jarang pulang"
"Tidak apa apa,  papa dan mamamu ngerti kok gimana kesibukan kamu, belum lagi pasien kamu dirumah sakit"
"Sayang papa" ucapku sembari memeluk papa, inilah salah satu sosok diriku, aku terlalu manja kepada papa karena papa lah menurut ku tempat yang paling aman dan tempat yang kedua tentu abangku.
"Udah besar kok masih meluk papa dek, kapan meluk suaminya? " ucap mama yang langsung membuat mukaku cemberut
"Astrid masih muda ma, masih mau fokus ke kerjaannya astrid dulu"
" gak ada salahnya kan nak, kalau berumah tangga sambil bekerja, mama papa sudah semakin tua, belum lagi kamu yang tinggal sendiri disini, abangmu tak setiap waktu bisa memantaumu, teh nisa juga harus fokus ngurus andrea, mama hanya khawatir sam kamu trid, kamu itu anak perempuan"
"Ma, astrid bisa jaga diri kok, pokoknya astrid belum mau nikah, astrid ngantuk, astrid tidur deluan ya" aku pun segera masuk kekamar dan meniggalkan mereka. Entah kenapa aku sangat sensitif dengan hal yang berbau pernikahan, aku merasa masih terlalu muda untuk memikul tanggung jawab sebagi seorang istri.
" pelan pelan ma, papa yakin astrid paham apa maksud kita"
"Biar nanti Rayn dan nisa saja yang bantu bicara ke astrid ma, rayn yakin astrid ngerti kok maksud baik mama"
.................................................................
"Gila pagi pagi udah buat sakit mata aja, tau gini gue gak keluar lari pagi kalau ujung ujung buat mata+hati sakit. " stadion yang selalu ramai setiap harinya karena kegiatan CFD membuatku tertarik untuk berlari lari pagi disekitar area ini, tapi ya ku lihat justru pasangan kekasih yang sedang berasmara dana. Tapi aku tak terlalu perduli karena bagiku itu sudah biasa kulihat. Malahbterkdang aku memergoki anak sekolah cabut dengan pacarnya.  Dasar anak labil zaman now.
"Udah pulang kamu ndik, gimana dapat calon"
" Ya'elah sipapa orang tujuan andik cuma muter muter doang kok, mana sempat andik lihat kana kiri"
"Selalu ada saja alasan kamu ndik, heran papa"
Papa merasa senang karena perubahanku ya walaupun tk seutuhnya kembali, pasal nya setelah mantan pacarku memutuskan hubungan sepihak, aku terpurruk cukup lama dan berada dalam kenangan ku, hingga akhirnya aku mempunyai semangat lagi untuk bangkit dari keterpurukanku.
Denting garpu bersahut sahutan dengan piring, pagi ini keluarga astrid sedang sarapan pagi,  semua ahli keluarga mulai dari papa sampai si bontot andrea udah pada asik mendulang makanan keperut mereka di meja makan.
"Ma pa, astrid balik dulu ke RS, sekarang jatahnya astrid dinas, mama papa masih mau lama dirumah abang atau udah mau balik juga ke surabaya? "
"Perasaan ini rumah gue deh trid, kok kesannya jadi loh yang punya ya, otak lo geser? "
"Lagi gak mood bercanda gue bang, cuma nanya doang, okelah,  astrid pamit dulu ma pa bang teh"
"Hati hati nak, maafin mama ya mama gak bermaksud yang aneh aneh kok, mama cuma mau anak mama ada yang ngejagain, gak sendiri terus"
Remuk hatiku melihat raut wajah mama seakan memelas memintaku untuk segera menikah, rasa nya udah sperti anak durhaka, ahh aku takut dikutuk, maafin astrid ma😭

2bulan kemudian.....

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang